Jumat, 19 Mei 2017

MEMBUAT KOLAM DI PEKARANGAN



Dalam pemeliharaan ikan, yang dimaksud dengan kolam pekarangan adalah kolam ikan yang dibangun di pekarangan rumah. Dengan demikian maka pengawasannya akan lebih mudah dan cukup dilakukan oleh anggota keluarga. Tentunya dalam membangun komplek kolam harus dipilih tempat yang persediaan airnya cukup sepanjang tahun, atau paling tidak selama waktu pemeliharaan ikan. Di pekarangan dapat diusahakan beberapa jenis kolam antara lain adalah :

1.Kolam Pekarangan Dari Air Comberan
     Comberan atau tempat penampungan air buangan dari sumur, jamban dan dapur dapat dimanfaatkan untuk usaha pemeliharaan ikan. Dengan menggunakan air buangan tersebut maka pengairan kolam comberan tidak tergantung adanya aliran air dari sungai atau sumber mata air. Dalam memanfaatkan comberan untuk pemeliharaan ikan, maka diusahakan sebagai berikut :
(a)     comberan dapat dibuat berdekatan dengan dapur, jamban atau sumur sebagai sumber air. Dengan demikian maka semua air buangan dari tempat tersebut dapat tertampung pada comberan tempat ikan dipelihara.
(b)     Tanah comberan yang baik untuk pemeliharaan ikan (kolam) adalah tanah yang tidak sarang (poreus), karena harus dapat menahan air. Sehingga jika tanah comberan tersebut bersifat poerous cepat meresapkan air, maka kolam comberan tersebut harus dilengkapi penahan air. Untuk ini dapat digunakan tong-tong bekas atau membuat bangunan berupa bak permanen dari pasangan batu bata merah.
(c)     Untuk mencegah agar ikan-ikan yang dipelihara tetap di dalam kolam, maka dibuatlah penghalang di sekeliling kolam comberan. Jika dinding kolam terbuat dari tanah liat maka penghalang tersebut dapat berupa papan atau seng setinggi 15-20cm yang dipasang menjorok ke dalam comberan.
    
denah kolam pekarangan pada comberan

Sehubungan dengan keadaan air pada comberan terbatas, yaitu tergantung pada aliran air buangan dari sumur, dapur atau jamban, maka kolam comberan tersebut ditekankan sebagai tempat pemeliharaan pembesaran ikan saja. Di samping itu jenis ikan yang dipelihara harus dipilih jenis ikan yang lebih tahan terhadap keadaan air yang buruk. Misalnya jenis ikan lele dan belut. Jenis ikan tersebut memiliki alat pernafasan tambahan yang berfungsi untuk mengambil oksigen langsung dari udara, sehingga cocok dibesarkan di comberan. Selain itu ikan lele dan belut tidak memilih jenis bahan makanan, ini berarti akan lebih mudah pemeliharaannya.
     Untuk memanfaatkan comberan sebagai tempat pemeliharaan ikan, maka luasnya disesuaikan dengan keadaan setempat. Agar ikan yang dipelihara terhindar dari bahan berbahaya yang terbawa oleh air, sebaiknya kolam comberan tadi terdiri dari bak pengendapan dan bak pemeliharaan. Ukuran bak pengendapan dan bak pemeliharaan disesuaikan dengan tempat yang tersedia, dengan kedalaman 0.75-1.5 neter. Bak pemeliharaan diusahakan cukup berlumpur dan diberi pupuk kandang, kompos jerami, secara berlapis-lapis dengan susunan seperti gambar 1 diatas.
     Sebagai tempat berlindung bagi ikan-ikan maka di dasar bak pemeliharaan di beri potongan-potongan bambu atau gundukan-gundukan batu. Sebelum benih ikan ditebarkan ke dalam bak pemeliharaan, maka air harus dialirkan terlebih dahulu. Jika keadaan bak pemeliharaan telah cukup berlumpur (kira-kira 7-14 hari), barulah ikan lele atau belut ditebarkan. Ikan lele dan belut sebaiknya dipelihara secara monokultur (tidak dicampur) karena kedua jenis ikan tersebut mempunyai sistem makanan yang sama sehingga saling bersaing dalam mencari makanan.
     Padat penebaran benih ikan tergantung ukurannya. Untuk ikan lele dengan ukuran 5-11 cm, dapat digunakan padat penebaran 20-25 ekor per meter persegi. Sedangkan untuk benih ukuran 12cm digunakan padat penebaran ± 10 ekor per meter persegi. Jika comberan tersebut untuk memelihara belut, maka dapat menggunakan padat penebaran ± 75 ekor belut ukuran 5-8cm untuk setiap meter persegi.
     Pemeliharaan ikan lele dan belut di comberan ini dapat dilakukan selama 4-6 bulan, disesuaiakan dengan persediaan air dan kebutuhan. Selama pemeliharaan tersebut, ikan-ikan diberi makanan tambahan agar cepat besar. Sebagai bahan makanan tambahan dapat berupa dedak jagung, bungkil kacang dan bungkil kedelai. Selain itu, bahan-bahan berupa cincangan daging siput atau keong dan sisa-sisa dapur sangat baik untuk diberikan kepada lele dan belut sebagai makanan.
     Pemungutan hasil dilakukan 4-6 bulan. Dalam jangka waktu pemeliharaan tersebut benih ikan lele dari ukuran 5-8 cm dapat mencapai berat 75 gram/ekor.
     Jumlah kematian (mortalitas) / kehilangan ikan selama pemeliharaan ± 10%. Sedangkan untuk benih belut berukuran 5-8cm mencapai berat rata-rata 70 gram per ekor, dengan ukuran panjang ±40cm.
    
2.Kolam Pekarangan Sebagai Kolam Hias
     Kolam ikan dapat pula berfungsi sebagai penghias pekarangan di samping dapat mendatangkan hasil berupa ikan yang dipelihara. Agar pembuatan kolam hias ini dapat mencapai tujuan, yaitu menciptakan lingkungan yang lebih serasi dan harmonis maka selain diperlukan seni, juga perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
(a)     pembuatan kolam hias di pekarangan perlu memperhatikan keadaan tempat, dapat di samping rumah atau di belakang rumah. Pada prinsipnya, letak kolam hias disesuaikan dengan bentuk pekarangan dan tata pertanaman yang telah ada di pekarangan.
(b)     Kolam dapat dibangun permanen (berupa pasangan batu bata merah atau batu kali) dan dapat pula dibuat semi permanen dengan menggunakan tumpukan batu kali sebagai dinding kolam. Sedangkan ukuran dan bentuk kolam disesuaikan dengan luas tanah serta selera keindahan.
(c)     Ikan-ikan yang dipelihara dipilih beberapa jenis ikan yang dapat hidup serasi seperti misalnya : mas, sepat, tambakan, nila dan lele.
(d)     Untuk menambah keindahan kolam hisa, perlu ditanam beberapa jenis tanaman air di dasar kolam seperti Hydrilla, genjer, teratai kecil dan sebagainya.
Beberapa langkah memelihara ikan di kolam hias :
(a)     mula-mula kolam dikeringkan 2-3 hari untuk mencegah adanya hama atau pun penyakit. Dasar kolam diperbaiki dan diatur menurut selera. Misalnya dengan menempatkan gundukan-gundukan pasir, batu-batuan serta tongggak-tonggak kayu di tempat yang serasi. Pada saat dar kolam masih kering ini, tanaman-tanaman air muali ditata, baik ditanam langsung di dasar kolam dan di dalam pot.
(b)     Setelah persiapan ini selesai, air dimasukkan ke kolam setinggi 30-40cm. pengaliran air ke kolam dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengganggu tanaman air yang sedang ditanam.
(c)     Penebaran ikan dilakukan setelah 5-7 hari kolam tersebut diisi air. Hal ini dimaksudkan agar ikan tidak terganggu oleh adanya penguraian bahan-bahan organik di dasar kolam. Selain itu dalam waktu 5-7hari tersebut tanaman-tanaman air telah tumbuh dengan baik, sehingga tidak mengganggu ikan.
(d)     Jenis ikan yang dipelihara di kolam hias dapat dipilih sesuai dengan keinginan, misalnya ikan mas, tambakan, sepat, nila dan lele. Padat penebaran benih ikan 5-25 ekor per meter persegi kolam dengan ukuran benih 3-5 cm. Jika ikan yang dipelihara adalah campuran dari jenis-jenis iakn tersebut maka dapat menggunakan perbandingan campuran sebagai berikut :
-   Ikan mas                           : 30%
-   Ikan nila/mujahir            : 40%
-   Ikan tambahakan/sepat/lele   : 30%
(e)     Langkah selanjutnya adalah menjaga agar air tetap mengalir, memberi makanan tambahan, mengurangi kepadatan ikan dan mengurangi banyaknya tanaman air. Air kolam harus dijaga kesegarannya, untuk itu maka air kolam diusahakan tetap mengalir dan berganti. Agar ikan-ikan yang dipelihara cepat menjadi besar maka perlu diberi makanan tambahan seperti pellet, dedak/katul, bungkil kedelai, sisa-sisa dapur atau ampas tahu.
Pemberian bahan makanan tersebut dilakukan dengan teratur dan dijaga agar tidak berlebihan, sehingga kolam tidak menjadi kotor. Jika pertumbuhan tanaman air terlalu cepat sehingga mengganggu kehidupan ikan, maka tanaman tersebut harus dikurangi. Pengurangan tanaman air tersebut dilakukan dengan cara membuang tanaman yang tua dan tidak menarik.
Kolam pekarangan sebagai kolam hias
Demikian pula jika populasi ikan yang dipelihara terlalu padat maka harus diadakan penjarangan/pengurangan. Penjarangan dilakukan dengan cara menangkap ikan-ikan yang telah besar dan cepat berkembang biak, untuk yang telah besar dan cepat berkembang biak, untuk dikonsumsi. Biasanya jenis ikan nila dan mujahir mempunyai sifat berkembang biak lebih cepat dari pada jenis ikan lainnya.

3.Kolam Pekarangan Bersama Ternak
     Mengusahakan ikan di kolam dapat dipadukan dengan usaha peternakan. Prinsip usaha ini adalah memanfaatkan kotoran ternak sebagai makanan bagi ikan yang dipelihara. Dengan usaha ini berarti memanfaatkan sumber daya alam dalam pekarangan secara efisien.
     Jenis ikan yang dapat dipelihara bersama-sama ikan misalnya ayam, itik, kelinci dan domba. Ransum makanan ternak dankotoran ternak ayam dan itik merupakan bahan makanan yang dapat dimakan oleh ikan. Sedangkan kotoran kelinci dan domba merupakan pupuk bagi pertumbuhan makanan alami ikan. Sehubungan dengan hal tersebut maka kandang ternak sebaiknya dibangun di atas kolam atau di tepi kolam sehingga kandang agak menjorok ke tengah kolam. Dengan demikian maka ransum makanan yang tercecer dan kotoran ternak dapat langsung jatuh ke kolam.
kolam ikan dengan kandang ayam yang dibangun di tengah kolam
Dalam mengusahakan kolam pekarangan dengan ternak, pada garis besarnya dapat dilakukan sebagai berikut :
(a)     kolam di buat di belakang rumah atau di samping rumah agar lingkungan pekarangan tetap serasi. Luas kolam dapat bervariasi, tergantung dari luas tanah yang tersedia.
(b)     Pembuatan kandang ternak dilakukan pada saat kolam kering. Luas dan bentuk kandang ternak disesuaikan dengan jenis ternak dan jumlah ternak yang akan dipelihara.
(c)     Sebelum benik ikan ditebar, kolam dikeringkan terlebih dahulu selama kira-kira 4 hari. Hal ini dimaksudkan untuk mematikan hama dan penyakit ikan. Setelah itu kolam diairi hingga penuh dan dibiarkan selama 2-3 hari. Kemudian kolam dikeringkan lagi untuk menghilangkan logam-logam berat yang terlarut dalam air.
(d)     Jika persiapan kolam dan kandang telah selesai maka kolam segera dialiri dan ternak dimasukkan ke kandang. Pengairan kolam dilakukan hingga 40cm-50cm
(e)     Penebaran benih ikan dilakukan kira-kira 10 hari setelah ternak dopelihara. Hal ini dimaksudkan agar makanan ikan di kolam cukup tersedia. Jenis ikan yang dipelihara antara lain ikan mas, nila, mujahir, sepat atau tambakan. Jumlah benih ikan yang ditebarkan 5-25 ekor per meter persegi dengan ukuran benih 3-5 cm.
Jika akan dilakukan pemeliharaan campuran maka dapat menggunakan perbandingan campuran sebagai berikut :
-   Ikan mas                     : 30%
-   Ikan mujahir/nila       : 40%
-   Ikan tambakan/sepat          : 30%
(f)     Untuk selanjutnya, dalam pemeliharaan ikan bersama-sama ternak perhatikanlah hal-hal berikut ini :
-   Air kolam harus dijaga kesegarannya, sehingga diusahakan air tetap mengalir
-   Jika kotoran ternak terlalu banyak jatuh ke kolam bisa menyebabkan ikan keracunan. Oleh karena itu pembuangan kotoran ke kolam di atur jangan sampai berlebihan
-   Jika pertumbuhan pakan alami kurang maka dapat diberi makanan tambahan seperti pellet, dedak dan bahan makanan lainnya
-   Untuk mengurangi kepadatan ikan dalam kolam, maka setelah dipelihara selama 3-3.5 bulan harus dilakukan penjarangan. Penjarangan dilakukan dengan jalan menangkap ikan nila atau mujahir yang telah besar untuk dikonsumsi. Hal ini karena jenis ikan nila atau mujair mempunyai perkembangbiakan lebih cepat, sehingga denga demikian benih ikan baru menetas akan lebih cepat besar.
kandang ternak di bangun di tepi kolam (untuk pemeliharaan ayam, itik, kelinci atau domba)
(g)     Pemungutan hasil dapat dilakukan setelah 3-5bulan ikan dipelihara di kolam. Pemungutan hasil dapat dilakukan secara total atau disisakan untuk dipelihara berikutnya.

4.Kolam Pekarangan Dengan Home Industri Pangan
     Prinsip pemeliharaan ikan di kolam dengan home industry ini adalah memanfaatkan hasil buangan sisa-sisa pengolahan untuk makanan ikan, adapun maksud industri di sini adalah industri pengolahan bahan makanan yang dilakukan di rumah-rumah penduduk yang dilakukan secara kecil-kecilan, misalnya industri tahu, tempe, penggilingan padi dan sebagainya.
     Sisa-sisa hasil pengolahan home industri pangan yang dapat langsung dimanfaatkan oleh ikan sebagai makanan tambahan dimasukkan ke kolam dengan teratur, baik secara langsung tau melalui bak pengendapan terlebih dahulu. Kolam ikan sebaiknya dibuat berdekatan dengan tempat pengolahan bahan makanan, dengan ukuran disesuaikan keadaan setempat.
pemeliharaan ikan dipadukan dengan industri rumah tangga
     Untuk mengusahakan kolam pekarangan dengan home industri, pada garis besarnya dalah sebagai berikut :
(a)     Kolam dibuat di belakang rumah atau di samping rumah dengan luas disesuaikan keadaaan tanah yang tersedia, jika dipandang perlu maka dibuatkan pula kolam pengendapan untuk mengendapkan bahan-bahan sisa pengolahan sebelum dialirkan ke kolam
(b)     Kolam dikeringkan terlebih dahulu selama kira-kira 4 hari sebelum benih ikan ditebarkan. Setelah kolam kering, air dimasukkan ke kolam hingga penuh dan dibiarkan selama 2-3 hari. Kemudian kolam dikeringkan lagi agar logam-logam berat yang terlarut dalam air tercuci.
(c)     Setelah persiapan kolam selesai kolam dialiri setinggi 40-50cm. penebaran benih ikan dilakukan 7-10 hari setelah kolam dialiri. Jenis ikan yang dipelihara disesuaikan dengan jenis indutri yang diusahakan. Misalnya : ikan mas, nila, mujair, tambakan atau sepat. Padat penebaran ikan di kolam 5-25 ekor per meter persegi dengan ukuran benih 3-5 cm. jika jenis ikan tersebut diusahakan secara campuran maka dapat digunakan perbandingan sebagai berikut :
-   Ikan mas                : 30%
-   Ikan mujai/nila    : 40%
-   Ikan tambakan      : 30%
(d)     Sperti halnya jika memlihara ikan bersama-sama ternak, maka dalam pemeliharaan ikan di kolam pekarangan dengan home industri harus memperhatikan hal-hal berikut :
-   Iar kolam harus diusahakan tetap berganti atau mengalir
-   Bahan-bahan sisa pengolahan industri pangan jika terlalu banyak dapat mengganggu kehidupan ternak. Oleh karena itu pembungan bahan-bahan sisa ini harus diatur
-   Jika jumlah ikan di kolam terlalu padat, maka setelah pemeliharaan selama 3-3.5 bulan harus dilakukan penjarangan, terutama terhadap ikan mujair atau nila.
(e)     Pemungutan hasil secara total dapat dilakukan setelah ikan dipelihara selama 5-6 bulan

5.Kolam Air Deras
     Usaha budidaya ikan di kolam air deras merupakan usaha budidaya intensif. Dalam hal ini, wlaupun dilakukan di tempat sempit tetapu karena menerapkan cara-cra baru misalnya : menggunakan bibit unggul, memberikan makanan tambahan yang bergizi dan sebagainya, maka produksi lebih tinggi. Dengan aliran air ke kolam yang deras maka kadar kelarutan oksigen lebih tinggi dan lebih besar. Hal ini mendorong ikan-ikan yang dipelihara lebih bernafsu makan sehingga pertumbuhannya lebih cepat
     Untuk membuat kolam air deras di pekarangan atau di tempat lain, maka harus mepertimbangkan beberapa persyaratan yang meliputi persyaratan lokasi dan air. Lokasi yang baik untuk pembuatan kolam air deras antara lain sebagai berikut :
(a)     Lokasi kolam hendaknya dekat dengan sumber air dan dapat dialiri sepanjang tahun dengan debit yang cukup tinggi. Debit air biasanya 100liter/detik atau lebih
(b)     Letaknya strategus, sehingga memudahkan pengawasan dan melakukan pemeliharaan
(c)     Perbedaan tinggi permukaan air antara sumber air dan kolam paling sedikit 30 cm
Sedangkan persyaratan air yang perlu diperhatikan jika akan membangunan kolam antara lain sebagai berikut :
(a)     Air yang akan dialirkan ke kolam haruslah air yang baru, langsung dari sumber dan keadaaanya tidak keruh. Sehingga jika air tersebut keruh karena terlalu banyak mengandung lumpur maka harus diendapkan terlebih dahulu
(b)     Keasaman atau pH air yang baik untuk usaha kolam air deras adalah antara 7.5-8.5.
Bentuk dan ukuran kolam disesuaikan dengan keadaan air dan tanah yang tersedia. Dengan memperhatikan keadaaan air dan lahan yang tersedia, bentuk kolam dapat segitiga, segi empat, bulat atau segi lima miring dengan luas antara 15 m2 sampai 75 m2
    
denah kolam air deras segitiga
Untuk mencegah agar ikan –ikan tidak keluar dari kolam maka mulut saluran pemasukan dan pengeluaran perlu dipasang jeruji besi dengan jarak ±4cm. sedangkan untuk pengeringan kolam dapat dipasang pipa pembuangan pada bagian dasr kolam yang terendah.
     Jenis ikan yang baik dipelihara di kolam air deras adalah ikan mas, dipilih jenis ikan mas ungguul yang masih muda sehingga lebih cepat pertumbuhannya. Ukuaran yang paling baik adalah ±100 gram per ekor, dan padat penebaran 1-2kg permeter kubik air kolam. Pada umumnya ikan mas yang berwarna kehijauan atau kebiruan relative lebih cepat besar.
    
bentuk saluran pemasukan dan pengeluaran air
Pada kolam air deras, pemupukan kolam tidak mungkin dilakukan karena pupuk akan hilang bersama aliran air. Sehingga pemberian makanan buatan sangat diperlukan. Makanan yang dibrikan sebaiknya berupa pellet yang stabil sehiingga tidak mudah laurt dalam air. Pemberian makanan harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak berlebihan dan cepat habis dimakan begitu ditebarkan. Jumlah berat makanan yang diberikan diperkirakan 3% dari berat badan ikan di kolam dan dibberikan 3-5 kali dengan selang waktu ±2 jam.
     Pellet untuk makanan ikan mas dibuat dari bahan yang mendung protein sekitar 30% dan mempunyai nilai tukar (konversi makanan) 1:2. Artinya bahwa untuk mencapai pertmbahan berat ikan sebesar 1Kg diperlukan makanan sebanyak 2Kg.
     Dalam pemeliharaan selama 3-4 bulan, ikan dapat dipanenen. Selama pemiliharaan tersebut, benih ikan mas 100 gram per ekor telah mencapai berat 500 gram per ekor. Sedangkan jika menghendaki ikan berukuran 1 Kg lebih pemeliharaan dapat dilakukan 6-7 bulan.



Daftar Pustaka :
Balai Informasi Prtanian. 1983. Kolam Pekarangan. Balai Informasi Pertanian ungaran Jawa Tengah  

Kamis, 18 Mei 2017

PATOGEN PADA HAMA TANAMAN PADI


Metarhizium
Metarhizium anisopliae (Metchnikoff) Sorokin
Metarhizium flavovide Gams and Roszypal Moniliales:Moniliaceae
Cendawan Metarhizium menginfeksi wereng, kepinding dan kumbang. Spora hinggap di badan suatu serangga, pada kelembapan yang tinggi dan lama dapat berkecambah dan tumbuh di dalam badan serangga. Cendawan yang tumbuh di dalam serangga iniang akan memakan isi badan inangnya. Bila serangga inang mati, kemudian kendawan akan berkembang. Pertama-tama akan tumbuh sesuatu yang berwarna putih pada sambungan badan inang. Bila spora terbentuk, cendawan berubah menjadi hijau gelap(Metarhizium anisopliae) atau berubah menjadi hijau muda (Metarhizium flavovide).Spora yang berkembang dari inang yang mati akan tersebar ke inang yang baru oleh bantuan angina tau air.

Beauveria bassiana
Beauveria bassiana (Balsamo) Vuillemin Moniliales:Moniliaceae
Beauveria bassiana merupakan suatu cendawan yang menyerang wereng batang, wereng daun, walang sangit, penggerek batang, penggulung daun, kepinding padi dan kepinding hitam. Sendawan ini terdapat di semua lingkungan padi. Seperti cendawan penyakit lain, Beauveria bassiana memerlukan kelembapan yang tinggi dan lama untuk tumbuhnya spora-spora yang terbawa oleh air atau angin. Cendawan ini akan menyerang jaringan yang lunak dan cairan tubuh inangnya, kemudian tumbuh keluar dari tubuh inang bila siap menghasilkan spora kembara. Spora itu kelihatannya seperti kapur putih.

Hirsutella citriformis
Hirsutella citriformis Speare
Moniliales : Stilbaceae
Hirsutella citriformis merupakan suatu cendawan yang menyerang wereng batang dan wereng daun. Setelah cendawan masuk ke dalam badan inang dan memakan jaringan dalamnya, ia tumbuh keluar sebagai benang filament yang panjang. Semula berwarna putih kotor kemudian berubah menjadi kelabu. Spora cendawan yang menyebar dan menginfeksi dihasilkan oleh filament tersebut.




Nomuraea rilleyi
Nomuraea rilleyi (Farlow) Samson
Moniliales : Moniliaceae
Nomuraea rilleyi adalah suatu cendawan dengan spora hijau pucat. Cendawan tersebut menyerang larva penggerek batang, penggulung daun, ulat berambut hijau, ulat grayak dan hama putih palsu. Pada infeksi tahap awal larva yang terserang oleh Nomuraea rilleyi menjadi berwarna putih. Beberapa hari kemudian spora-spora jamur akan terbentuk dan ulat yang terserang berubah warna menjadi hijau pucat.





Nuclear polyhedrosis viruses
Nuclear polyhedrosis viruses
Baculovirus : Baculoviridae
Virus Nuclear polyhedrosis biasanya menyerang ulat grayak dan ulat tanah. Larva menjadi terinfeksi karena memakan daun yang mengandung virus. Apabila virus telah menyebar dalam tubuh inang mengakibatkan inang menjadi lamban dan berhenti makan. Selanjutnya larva berubah menjadi keputihan kemudian berwarna kegelapan serta posisi badan seakan-akan menggantung pada daun-daun padi dengan bertumpu pada kaki larva. Tetesan cairan yang keluar dari badan larva mencemari daun-daun sekitarnya dan melanjutkan edaran (siklus) penyakit.

Virus Granulosis
Virus Granulosis
Baculovirus : Baculoviridae
Virus Granulosis menyerang larva ngengat dan kupu-kupu. Seperti halnya virus Nuclear polyhedrosis, setelah larva  memakan daun yang sudah tercemar virus gerakannya menjadi lambat dan akhirnya berhenti makan. Setelah 1 sampai 2 minggu, tubuh menjadi berkeriput, memberi kenampakan beruas. Larva yang telah terinfeksi virus berubah menjadi kuning, jingga, dan hitam. Kemudian larva menjadi lunak.