Hama penggerek batang padi merupakan salah satu hama utama pada tanaman padi. Hama ini dapat menyerang tanaman pada fase vegetatif dan vase generatif. Gejala serangan pada fase vegetatif menyebabkan matinya pucuk di tengah dan di sebut sundep. Kehilangan hasil akibat serangan penggerek batang padi pada stadia vegetatif tidaklah terlaalu besar karena tanaman masih dapat mengkompensasi dengan cara membentuk anakan baru. Tanaman sanggup mengkompensasi kerusakan pada stadia vegetatif sampai 30 %.
Gejala serangan pada stadia generatif menyebabkan malai muncul putih dan hampa yang disebut beluk. Kerugian hasil yang disebabkan gejala serangan pada fase generatif ini berkisar antara 1-3% atau rata-rata 1,2%. Kerugian yang besar terjadi bila penerbangan ngengat bersamaan dengan stadia tanaman bunting/ umur 50-60HST.
Hama penggerek batang padi yang sering menyerang tanaman padi adalah jenis penggerek batang padi putih dan kuning.
s incertulas/ ngengat penggerek batang padi kuning |
ngengat penggerek batang padi putih |
Ngengat ini sangat tertarik dengan cahaya sehingga sering kita lihat di lahan persawahan terdapat perangkap cahaya dengan sumber tenaga dari sinar matahari. Boleh dikatakan penggunaan perangkap ini mampu mengurangi peneluran oleh ngengat karena ngengat yang tertangkap belum sempat kawin dan bertelur. Tetapi jika sudah bertelur terlebih dahulu maka penangkapan ngengat hanya sia-sia karena yang perlu diwaspadai dari hama ini adalah telur yang berhasil menetas. Hama ini memiliki siklus hidup, jika kita pelajari maka perangkap cahaya yang dipasang di lahan bisa sebagai indikator peneluran, yang perlu dicari adalah telur dari ngengat tersebut. Membunuh ngengat yang sudah bertelur tidak akan berdampak apa-apa terhadap persebaran hama, maka lebih baik tidak melakukan penyemprotan insektisida karena akan sia-sia bahkan malah bisa membunuh mush alami dan pencemaran. Setelah bertelur ngengat akan mati dengan sendirinya.
Ngengat bisa hidup hingga 10 hari setelah itu mati, telur dari ngengat tersebut akan menetas setelah 5 hari dari peneluran. Telur yang menetas akan menjadi ulat kecil-kecil, ulat-ulat tersebut akan masuk ke dalam pangkal tanaman padi dan memakan titik tumbuh tanaman padi untuk dapat hidup sehingga pertumbuhan tanaman padi tidak bagus, daun tengah tanaman akan kering dan mudah untuk dicabut karena terpotong oleh gigitan ulat. Pada fase generatif malai menjadi tidak terisi / putih. Ulat ini hidup selama 30 hari kemudian menjadi kepompong. Pada kondisi lingkungan yang sangat mendukung kepompong ini berubah menjadi ngengat lagi dalam waktu 9 hari. Tetapi ketika kondisi tidak mendukung untuk pertumbuhan misal karena kekeringan maka kepompong dapat bertahan hingga 1 tahun.
Pada konsep pengendalian yang ramah lingkungan adalah mencari titik terlemah dari hama tersebut, titik terlemah pada penggerek batang adalah pada fase telur. Ketika sudah terjadi penerbangan ngengat maka petani harus rajin melakukan pengamatan lahan untuk menemukan telur dan kemudian memusnahkannya.
Tanaman pada fase vegetatif ketika terserang sundep akan cepat pulih dengan membentuk anakan baru jika didukung oleh kesuburan tanah. Ada beberapa tempat yang mengaplikasikan penyebaran garam untuk membunuh ulat di dalam tanaman padi tetapi ada pula yang menggunakan cara instan dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif dimehypo dengan merek dagang Spontan, manuver, landep. Tetapi alangkah lebih baiknya mencegah daripada mengobati sehingga tercipta pertanian ramah lingkungan dan selaras dengan alam. Perlu diketahui dan diingat bahwa penggunaan bahan kimia apalagi secara tidak bijaksana akan memberikan dampak yang tidak baik terutama untuk lingkungan dan kesehatan. Bahkan biaya produksi yang meningkat.
Pengendalian secara kimiawi sebagai langkah erakhir dengan indikator pada fase vegetatif ditemukan kelompok telur rata-rata lebih dari satu kelompok telur / 3m2 atau intensitas serangan rata-rata >5%. Bila tingkat parasitisasi kelompok telur pada fase awal vegetatif >50% tidak perlu dilakukan aplikasi insektisida. Penggunaan insektisida butiran cocok pada awal vase vegetatif jika di sekitar lahan yang endemik serangan penggerek batang disekitar pertanaman ada lahan sedang atau menjelang panen. Aplikasi 1-7 hari sebelum tanam. Pada stadia generatif aplikasi yang cocok dengan insektisida yang disemprotkan.
Pencegahan serangan penggerek batang padi dapat dilakukan dengan cara :
1. Pemberian kelambu/penyungkupan
Penyungkupan dimaksudkan agar bibit tidak diteluri oleh ngengat, yang terpenting dari kegiatan penyungkupan ini adalah tidak ada celah bagi ngengat untuk bisa masuk ke dalam persemaian padi.
Ngengat bisa hidup hingga 10 hari setelah itu mati, telur dari ngengat tersebut akan menetas setelah 5 hari dari peneluran. Telur yang menetas akan menjadi ulat kecil-kecil, ulat-ulat tersebut akan masuk ke dalam pangkal tanaman padi dan memakan titik tumbuh tanaman padi untuk dapat hidup sehingga pertumbuhan tanaman padi tidak bagus, daun tengah tanaman akan kering dan mudah untuk dicabut karena terpotong oleh gigitan ulat. Pada fase generatif malai menjadi tidak terisi / putih. Ulat ini hidup selama 30 hari kemudian menjadi kepompong. Pada kondisi lingkungan yang sangat mendukung kepompong ini berubah menjadi ngengat lagi dalam waktu 9 hari. Tetapi ketika kondisi tidak mendukung untuk pertumbuhan misal karena kekeringan maka kepompong dapat bertahan hingga 1 tahun.
Pada konsep pengendalian yang ramah lingkungan adalah mencari titik terlemah dari hama tersebut, titik terlemah pada penggerek batang adalah pada fase telur. Ketika sudah terjadi penerbangan ngengat maka petani harus rajin melakukan pengamatan lahan untuk menemukan telur dan kemudian memusnahkannya.
Imago dan telur penggerek batang padi kuning |
Pengendalian secara kimiawi sebagai langkah erakhir dengan indikator pada fase vegetatif ditemukan kelompok telur rata-rata lebih dari satu kelompok telur / 3m2 atau intensitas serangan rata-rata >5%. Bila tingkat parasitisasi kelompok telur pada fase awal vegetatif >50% tidak perlu dilakukan aplikasi insektisida. Penggunaan insektisida butiran cocok pada awal vase vegetatif jika di sekitar lahan yang endemik serangan penggerek batang disekitar pertanaman ada lahan sedang atau menjelang panen. Aplikasi 1-7 hari sebelum tanam. Pada stadia generatif aplikasi yang cocok dengan insektisida yang disemprotkan.
Pencegahan serangan penggerek batang padi dapat dilakukan dengan cara :
1. Pemberian kelambu/penyungkupan
Penyungkupan pada fase persemaian |
2. Tanam padi secara serentak, sehingga sumber makanan bagi penggerek batang padi dapat di batasi.
Kelemahan pada cara ini adalah sulitnya mengajak semua petani untuk tanam serentak dikarenakan masih ada kepercayaan hari baik untuk tanam, keterbatasan buruh tanam, keterbatasan alat olah lahan/traktor, dan kekhawatiran turunnya harga hasil panenan karena panen raya.
3. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi sehingga dapat memutus siklus hidup hama.
Biasanya setelah padi kemudian ditanami jagung, kacang kemudian padi lagi
4. Pengelompokan persemaian dimaksudkan untuk memudahkan pengelompokan telur penggerek batang padi secara masal
5. Pengaturan waktu tanam yaitu pada awal musim hujan berdasarkan penerbangan ngengat atau populasi larva di tunggul padi
6. Penyabitan tanaman padi pada saat panen, serendah mungkin sampai permukaan tanah. Usaha tersebut juga dapat diikuti dengan pengolahan tanah.
7. Pemanfaatan musuh alami dengan melepaskan parasitoid telur(Trichogramma / kumbang tabuhan)
8. Konservasi musuh alami dengan menghindari aplikasi insektisida semprotan
9. Penangkapan ngengat dengan lampu perangkap (40air:1minyak).
Yang terpenting dalam pengendalian hama adalah mengenali siklus hama dan mencari titik terlemah hama tersebut, yang tidak kalah pentingnya adalah mencegah lebih baik daripada mengobati. Smoga kita bisa bersahabat dengan alam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar