Selasa, 20 Desember 2016

CARA MENGETAHUI TANAH ASAM



 
Tanah merupakan faktor penting dalam budidaya pertanian. Selain sebagai media tanam, tanah juga berfungsi untuk menyediakan unsur-unsur hara pendukung pertumbuhan tanaman. Karena itu untuk mendukung keberhasilan usahatani penting kita ketahui kondisi tanah, apakah terlalu asam, netral atau basa. Kondisi tanah yang ideal untuk budidaya adalah pada pH netral (6-7).
pH memiliki ukuran dari 0-14, tanah dengan pH 0-7 masuk dalam kategori asam sedangkan tanah dengan pH 7-14 masuk dalam kategori basa. Tanah netral memiliki pH 7. Tanah dengan pH yang rendah ataupun tinggi akan mempersulit tanaman dalam menyerap unsur hara. Yang artinya tanaman mampu menyerap unsur hara secara optimal pada pH netral.
Banyak sekali yang menyebabkan pH tanah menjadi rendah, yaitu :
  1. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan tercucinya unsur hara pada tanah, kemudian berimplikasi pada terbentuknya tanah asam,
  2. Adanya unsur Al (alumunium), Cu (tembaga), dan Fe (besi) yang berlebihan,
  3. Lahan yang tergenang air secara terus menerus karena tata drainase air yang tidak baik,
  4. Dekomposisi bahan organik dari dalam tanah,
  5. Penggunaan pupuk kimia yang berklebihan,
Secara umum pengertian dari tanah asam / ber pH rendah adalah tanah yang kekurangan kalsium dan magnesium.

Banyak cara untuk mengetahui tanah tersebut asam atau basa, baik secara tradisional maupun menggunakan alat ukur :
  1. Secara Tradisional
1.  Cara sederhana mengetahui pH tanah di lahan pertanian asam atau tidak, cukup dengan melihat apakah di lahan tersebut terdapat tumbuhan Melastoma malabathricum. Jika tanaman tersebut tumbuh, maka mengindikasikan lahan tersebut memiliki pH asam atau dibawah 7
Melastoma malabathricum
2.  Menggunakan kunyit seukuran jempol tangan. Potong menjadi dua bagian. Langkah berikutnya adalah mengambil sampel tanah dari empat ujung titik lahan di tambah pada bagian tengah, kemudan di aduk dalam sebuah wadah dan dibasahi dengan air. Masukkan satu bagian kunyit yang sudah dipotong ke dalam tanah ± 30 menit. Lalu angkat, kemudian perhatikan dan bandingkan warna potongan kunyit yang telah dimasukkan ke dalam adonan tanah dengan potongan yang tidak di masukkan. Jika warna kunyit menjadi pudar makan dapat dipastikan lahan tersebut memiliki kadar keasaaman tinggi atau pH di bawah 7. Jika warna kunyit tetap, pH tanahnya netral. Sedangkan, jika warna kunyit menjadi biru, maka tanah bersifat basa dengan pH di atas 7.
kunyit
  1. Menggunakan Alat Ukur
Cara pengukuran pH secara tradisional memang tidak akurat secara tepat, sebah hanya mengetahui tanah asam, netral atau malah basa. Sehingga akan sulit memberikan perlakuan pada tanah, oleh karena itu perlu dilakukan cara pengkuran yang terukur dengan menggunakan alat. Alat yang dapat dipergunakan adalah :
1.  Menggunakan kertas lakmus atau pH indicator. Langkahnya dengan mengambil sampel tanah dari keempat titik ujung lahan ditambah satu titik di tengah, kemudian dicampur rata. Selanjutnya campur dan aduk secara merata menggunakan air, dengan perbandingan 1:1.
Biarkan selama 15 menit sehingga air dan tanahnya terpisah (mengendap) dalam wadah. Lalu masukkan ujung kertas lakmus atau pH indicator tadi selama 1 menit. Usahakan jangan mengenai tanah. Setelah warna kertas lakmus stabil segera angkat. Lalu cocokkan warna yang ada pada kertas lakmus dengan bagan warna.
lakmus
2.  Menggunakan pH meter dengan memasukkan ujung alat pH meter pada keempat ujung titik ditambah satu titik dari tengah lahan. Hasil yang diperoleh langsung dalam bentuk angka yang sudah dirata-ratakan. Skala keasaman tanah dapat dilihat secara langsung, sehingga mempermudah pemberian dosis dolomite atau kapur pada lahan jika lahan tersebut memiliki pH yang rendah (asam).
pH meter

Secara umum, setiap kekurangan 1 tingkat dari pH 7(netral) membutuhkan 2 Ton dolomite setiap hektar. Contoh hasil pengukuran pH tanah 5 maka untuk menaikkan menjadi 7 jika ukuran tanahnya 1Ha maka membutuhkan 4 Ton Dolomite. Pemberian dolomite dilakukan sebelum tanaman ditanam atau benih ditabur.

Daftar pustaka
Wawan K. 2015. Tabloid Sinar Tani Edisi 18-24 Maret 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar