Selasa, 05 Agustus 2014

Cara Membuahkan Tanaman di Luar Musim

Tanaman Buah di Luar Musim
Rahasia memunculkan buah-buahan di luar musimnya hanya diketahui oleh sedikit orang. Padahal sangat banyak orang terutama penggiat tanaman buah atau petani yang sangat ingin mengetahui teknologi ini, termasuk Anda. Dari sedikit orang yang tahu rahasia tersebut, hanya sebagian kecil yang mengerti persis teknologi ini dan menerapkan­nya dengan tepat. Banyak kejadian setelah pohon berhasil dibuahkan dengan lebat, tapi kemudian pertumbuhannya merana bahkan mati, mau untung malah rugi bandar. Rahasia ini akan kami bagikan agar pohon buah dan pekebun yang menjadi “korban” dapat dikurangi. Berikut ini “rahasia” tersebut dipaparkan.

Teknologi memunculkan buah di luar musim, disebut teknologi off-season. Tujuan teknologi ini ada dua yaitu, pertama adalah murni motif ekonomi yang ditujukan untuk menaikkan harga komoditas buah-buahan jauh lebih tinggi dibandingkan ketika dalam mu­simnya -on season. Tujuan kedua lebih idealis, pada aplikasi kebijakan peme­nuhan pangan buah-buahan masyarakat agar tersedia sepanjang tahun. Komoditas buah-buahan yang sudah teruji berhasil dalam penerapan teknologi off-season adalah: lengkeng, durian, mangga, apel, jeruk dan jambu air dan ini di negara Thailand sudah diterapkan mereka selangkah lebih maju dari patani-petani kita dengan dukungan departemen pertanian dan perkebunan setempat. Gak heran durian montong asal thailand tersedia sepanjang tahun di pasar Indonesia.

Tujuan aplikasi teknologi off-season pertama -motif ekonomi­- dilakukan ber­kaitan dengan erat dengan karakteris­tik produk komoditas agobisnis yang berbeda dengan komoditas lainnya. Produk agro­bisnis mudah sekali rusak, mempunyai bio-massa besar, memerlukan tempat luas untuk gudang dan transpor, hasil pro­duknya beragam/multi grade (Gumbira, 2001). Dimana jika sedang panen raya -on-season, buah-buah seperti tidak ada harganya, terjual dengan harga sangat murah. Sedang jika tidak sedang musim, buah dengan kualitas dan kuantitas yang sama dijual dengan harga berkali-kali lipat lebih mahal. Contoh konkretnya ada pada komoditas mangga, jeruk dan durian

Fenomena menarik yang berhu­bungan dengan Penjaminan Mutu Pangan (Food Safety), terjadi dalam bisnis buah-buahan, contohnya pada saat tidak musim Jeruk Lokam atau Ponkam dengan mutu yang sangat buruk (off-grade) tetap habis diserbu pembeli. Dengan buah bisa dibu­ahkan sepanjang musim, maka keterse­diaan buah akan merata sepanjang tahun dengan jumlah yang cukup. Sehingga konsumen tetap memperoleh buah ber­mutu baik dengan harga wajar.

Bagi orang yang sudah mengetahui teknologi off-season, hal ini merupakan peluang bisnis yang sangat menarik. Namun seringkali untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya teknologi ini tidak diterapkan dengan bijak, apalagi jika yang menerapkan adalah klan peda­gang -pengijon, tengkulak dan pem­borong. Satu contoh penerapan teknologi yang tidak bijak banyak terjadi pada perkebunan mangga rakyat di Rembang, Ngawi, Situbondo, Probolinggo dan Pasuruan. Dimana jauh sebelum musim mangga mulai para pengijon sudah mendatangi petani/pekebun mangga, mereka mengontrak-mengijon mangga lebih tinggi dari harga pasaran biasa, petani senang bukan kepalang, keun­tungan besar dalam benaknya.

Kemudian setelah deal, para peng­ijon mengaplikasikan zat pengatur tumbuh (ZPT), yang menghentikan fase vegetatif dan memunculkan fase generatif bunga dan buah. Biasanya dengan aplikasi ZPT buah mangga akan berbuah maju dua bulan sebelum musimnya dan berbuah amat sangat lebat. Pengijon untung besar, karena selain harga mangga berlipat-lipat, kuantitas produksi mangga juga berlipat-lipat. Petani berpandangan bahwa Peng­ijon sedang beruntung -tiba beja, bahasa Jawanya- karena anugrah alam. Petani baru sadar ketika sehabis panen pohon-pohon mangganya tidak segera pulih dengan tumbuh pupus dan tunas baru. Pohon mangganya semakin hari semakin merana, daunnya banyak yang mengering, gugur atau mengeriting, dahan ranting mengkerut dan mudah patah (getas), daya tahan tanaman lemah (mudah terserang hama dan penyakit), dan tak jarang panen tersebut menjadi adalah panen terakhir karena pohon tersebut akhirnya mati.

Teknologi memunculkan buah di luar musim, atau disebut teknologi off-season. Ada Berbagai Teknologi Off-season.

- Secara Mekanik/Fisik
- Secara Kimia/Hormonal
- Gabungan kedua cara tersebut diatas

1. Secara Mekanis/Fisik. Sebenarnya pada jaman dulu kita dulu teknologi off-season ini sudah diterapkan, walau mungkin kita melakukannya denan cra tak sengaja atau mungkin hanya ikut-ikutan saja, antara lain tapi dengan cara mekanis antara lain dengan cara:

1.Kerat : Mengerat pembuluh floem (kulit pohon) melingkar sepanjang ling­karan pohon sampai kelihatan pembuluh xylem (kayu pohon).

2.Pruning : Memangkas daun, cabang dan ranting, hingga pohon gundul atau tersisa sedikit daun.

3.Pelukaan : Melukai pembuluh floem dengan benda tajam. Bentuknya bisa dengan mengerok, mencacah, mema­ku atau mengiris kulit kayu.

4.Pengikatan : Mengikat erat pohon de­ngan kawat hingga transpor hasil foto­­sintesa pembuluh floem terhambat.

5.Stressing air : Tidak menyiram ta­naman hingga mencapai titik layu permanen, kemudian dengan tiba-tiba melakukan penggenangan per­akaran dan pangkal batang hingga jenuh air dalam waktu tertentu.

Kelima teknologi off-season konven­sional ini, pada prinsipnya adalah meru­bah perbandingan unsur carbon (C) dan nitrogen (N) -C/N ratio- dalam tubuh tanaman. Cara konvensional ini mem­punyai kelemahan yaitu tak terukur. Kalau aplikasinya kebetulan pas, ya berhasil tapi kalau tidak pas ya ga­gal. Dalam ber­budidaya cara konvensional ter­sebut tidak dire­komen­­­dasikan, karena selain tidak bisa mem­berikan kepastian, juga dapat meng­akibatkan kerusakan pohon se­ca­ra fisik dan fisiologis.

Cara terkini yang terukur dan paling ba­nyak dipilih adalah dengan menggu­nakan agro-chemical, beru­pa bahan aktif zat pe­ngatur tumbuh (ZPT). Pada prinsip­nya tek­nologi agro-chemical ini merubah fisiologis tanaman dengan cara meng­hambat fase pertum­buhan vegetatif de­ngan peran hormon atau senyawa kimia tertentu, agar muncul fase generatif -bunga dan buah (Unggul Su­roso, 2008).

Secara Kimia/Hormonal
Adalah dengan menggu­nakan agro-chemical, beru­pa bahan aktif zat pe­ngatur tumbuh (ZPT). Pada prinsip­nya tek­nologi agro-chemicalini merubah fisiologis tanaman dengan cara meng­hambat fase pertum­buhan vegetatif de­ngan peran hormon atau senyawa kimia tertentu, agar muncul fase generatif -bunga dan buah.

Tanaman yang ingin dibuahkan di luar musim harus memenuhi tiga prasyarat penting, yaitu :
  1. Tanaman sehat, dengan ditandai percabangan merata, daun berwarna hijau tua mengkilat dan tidak sedang terserang hama atau penyakit.
  2. Tanaman sudah cukup umur atau sudah pernah berbunga. Pem­bu­ngaan di bawah umur dapat meng­akibatkan terganggunya pertum­buhan vegetatif tanaman yang meng­akibatkan postur tanaman menjadi kerdil dan tidak sehat.
  3. Lebih utama tanaman tidak dalam fase akselerasi pertumbuhan vege­tatif dalam bahasa Jawa disebut mepet (huruf vokal e dibaca seperti pada kata: pedang). Ditandai dengan tidak adanya: pertumbuhan tunas tanaman dan daun baru (pupus).
Pengaplikasian ZPT
Pada dasarnya, setiap sub-familia tanam­­an mempunyai ZPT yang berbeda-beda, walaupun ada ZPT yang bisa memberikan pengaruh pembungaan yang signifikan pada beberapa jenis tanaman. ZPT yang dipergunakan untuk memun­culkan bunga di luar musim antara lain adalah: NAA, Auxin, Gibberelin, Pak­lo­butrazol dan Po­tasium Klorat (KClO3).

Natrium NAA (Naphthyl Acetic Acid/Asam Naftali Asetat), adalah jens ZPT yang mempunyai kegunaan men­dorong pembungaan serem­pak pada tanaman. Dengan konsentrasi 5-10 ppm disem­prot­kan ke seluruh bagian tanaman terutama stomata daun terbukti dapat memunculkan bunga.

Auxin secara khusus jarang diper­dagangkan dengan merk dagang tertentu, karena harganya per miligramnya yang sangat mahal. Tergolong dalam bahan laboratorium yang bisa didapatkan di toko bahan kimia. Auxin digunakan dalam dosis kecil, part per million (ppm), berfungsi untuk merangsang perpanjangan sel, pembentukan bunga dan buah, per­tumbuhan akar pada stek batang, mem­perpanjang titik tumbuh serta mencegah gugur daun dan buah.

Gibberelin sebelumnya juga terma­suk bahan laboratorium yang mahal dan dipergunkan dalam dosis kecil seperti auxin, tapi kini sudah banyak di jual di pasaran da­lam bentuk suspensi, dengan merk antara lain: ProGibb, Super Gibdan GibGro. Apabila meng­inginkan Gibberelin murni bisa diperoleh di toko bahan kimia dengan kode GA3 atau GA6. Gibberelin berfungsi membuat tanaman berbunga sebelum waktu­nya, membuat tanaman buah besar-besar tanpa biji, membuat tanaman jadi rak­sasa, mem­percepat tumbuhnya biji dan tunas dan merangsang aktivitas kambium. Berikut perbedaan Auksin dengan giberelin:
No
Jenis Kegiatan
Ada tidaknya efek oleh
Auksin
Giberelin
1
Membenkokkan koleopti (avena)
Ya
Tidak
2
Memperlambat gugurnya daun
Ya
Tidak
3
Menggalakkan tumbuhnya akar
Ya
Tidak
4
Larutan yang tidak terlalu pekat menghambat pemanjangan akar
Ya
Tidak
5
Menghambat perkembangan tunas Ketiak
Ya
Tidak
6
Membantu pertumbuhan jenis tanaman yang kerdil
Tidak
Ya
7
Memeperceoat perkecambahan memperpendek dormansi
Tidak
Ya
8
Menggalakkan pembungaan tunbuhab dua tahunan
Tidak
Ya
9
Menggalakkan pembungaan tanaman hi\ri panjang yang ditanam  dalam kondisi hari pendek
Tidak
Ya
10
Memudahkan terjadinya partenokarpi (pembuahan tanpa penyerbukan)
Ya
ya
Paklobutrazol di pasaran memiliki nama dagang diantaranya Patrol, Cultar, Goldstar. ZPT ini berfungsi menghentikan fase vegetatif dan memacu fase generatif. Penggunaan secara berlebihan dapat mengakibatkan, batang dan dahan getas, daun menge­riting dan pertumbuhan vegetatif dapat terhenti (stagnan) hingga kurun waktu 3 tahun. Terbukti efektif dipergunakan pada tanaman keras seperti mangga, apel, jambu air, jeruk dan durian.

Potasium Klorat (KClO3). Bahan kimia yang masih saudara dekat dengan bahan peledak yang dipakai Amrozi cs. dalam bom Bali ini, pada dosis tertentu telah terbukti dapat memunculkan bunga.

Phospor. Fungsi utama unsur P yaitu untuk pertumbuhan akar terutama akar benih dan tanaman muda. Phospor juga digunakan untuk pembentukan bunga, pospolipida dan nukleoprotein. Phospor bisa diperoleh dari pupuk SP36 atau Superphos 16

Syarat Pasca Aplikasi.
Pasca aplikasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu: Tanaman harus tercukupi air, Pemupukan bunga-buah yang tepat (waktu, komposisi & dosis), Sanitasi lingkungan dan Pengendalian hama dan penyakit. Sebenarnya pem­buahan di luar musim adalah pekerjaan berat bagi tanaman, sebab metabolisme dalam tubuh tanaman akan berubah -dari vegetatif ke generatif- dan berjalan dengan cepat. Hal itu yang menjadikan syarat agar air, nutrisi, sanitasi dan kesehatan tanaman harus terpenuhi.

Air diperlukan untuk tranpor nutrisi (hara) dari akar hingga proses fotosistesis yang berlangsung lebih cepat dengan kuantitas lebih banyak dari biasanya, mengingat hasil fotosintesis berupa pati dan fruktosa diproduksi dalam jumlah besar untuk pengisian buah. Pupuk kompos dan pupuk anorganik dengan komposisi Nitrogen rendah dan Fosfor-Kalium tinggi, diper­lukan untuk mendukung pem­ben­tukan bunga-buah. Pupuk kompos se­baiknya diberikan dua bulan sebe­lum aplikasi dilakukan de­ngan jumlah -untuk ta­naman umur 3 tahun- minimal 20 kg. Sedang pupuk anorganik diberikan dua kali lebih banyak daripada saat tanaman tidak berproduksi, untuk tanaman umur 3 tahun diberikan NPK nitrat 40 gr tiap 30 hari x 5 kali aplikasi, dengan cara diko­corkan dengan 5 liter air diantara pangkal batang dan batas tajuk terluar.

Berikutnya sanitasi dilakukan de­ngan cara membersihkan gulma total yang berada di bawah tajuk tanaman, sedang gulma/rumput di luar tajuk cukup dibabat 2-3 cm agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit. Hama yang dapat menggagalkan pembentukan bunga-buah adalah kutu putih yang hidup sebagai parasit pada pupus dan daun muda, ulat hijau kecil penggerek pupus dan lalat buah yang bertelur pada bakal buah. Untuk kutu putih dan ulat hijau dapat dibasmi dengan insektisida dengan perekat, sedangkan untuk lalat buah dijebak dengan perang­kap/lem berbahan aktif metil eugenol, merk di lapangan adalah Petrogenol, ATP, Laila dan Cherry Glue. Sebab apabila lalat buah tidak segera ditangkap, ia akan merontokkan buah, bertelur pada bakal buah dan larvanya akan kita temui di dalam buah yang sudah matang.

Sebenarnya pemenuhan syarat pasca aplikasi inilah yang paling penting berhu­bungan dengan kelangsungan hidup dan kesehatan tanaman. Terapkan tek­nologi ini dengan bijaksana agar tanaman Anda berbuah lebat dan pohon tetap sehat.

Pertama-tama biarkan tanah mengering , sampai sebagian daun gugur dan layu tapi jangan sampai mati. Pengeringan dilakukan perlahan-lahan, misal 3 hari sekali, kemudian 5 hari sekali, kemudian 9 hari sekali dan seterusnya sampai sebagian besar daun rontok dan layu.
Setelah itu tanaman disirami dengan air yang didalamnya telah dilarutkan pupuk NPK 16-16-16(kalau bisa mutiara) dan SP36 atau yang lebih bagus lagi MKP, dengan dosis 20 gr NPK, 25 gr SP36 ( karena SP36 sekarang tidak diproduksi bisa diganti dengan Superphos 50 gr) untuk 10 lt air, kemudian siramkan secukupnya pada media tanam.
Berikutnya tanaman disiram seperti biasa, dan lakukan pemupukan tersebut 15 hari sekali, sampai tumbuh tunas baru.
Untuk hasil memuaskan semprotkan ZPT berbahan aktif Paklobutrazol (Misal Cultar prodksi Singenta), dengan konsentrasi sesuai anjuran pada label.Apabila perlakuan tersebut dilakukan dengan benar, biasanya tunas muncul ujungnya akan ditumbuhi bunga.
Dan setelah bakal buah terbentuk, pemupukan dirubah NPK dosis tetap, untuk SP36 diganti dengan KCl atau KNO3 pembuahan (biasanya warna putih), dengan dosis 30 gr/l, dengan interval pemberian15 hr sekali, dan bila tanaman juga belum berbuah bisa kita modifikisai dengan menyesuaikan faktor-faktor yang telah dibahas di atas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar