Senin, 27 Juni 2016

BERBAGAI JENIS SERANGGA SEBAGAI MUSUH ALAMI HAMA TANAMAN PADI


BERBAGAI JENIS SERANGGA SEBAGAI MUSUH ALAMI HAMA TANAMAN PADI
1.     Kumbang kubah atau kumbang Coccinelid
Micraspis sp
Micraspis crocea
Micraspis sp

Micraspis sp adalah suatu kumbang kubah yang mempunyai bentuk seperti kubah dan berwarna cerah kemerahan. Kumbang kubah ini aktif sepanjang hari  di setengah bagian atas tajuk daun padi pada habitat padi kering maupun padi basah.

Micraspis sp baik larvanya maupun dewasa memangsa wereng batang yang kecil  baik pada larvanya maupun telur. Micraspis crocea dewasa berwarna kuning dengan berbagai bercak di belakang kepala.








2.    Kumbang kubah
Harmonia octomaculata
Menochilus sexmaculatus
Harmonia octomaculata

Adalah kumbang predator yang mempunyai bercak hitam dan hanya menangkap mangsa yang bergerak lambat. Kumbang dewasa menjatuhkan diri dari tanaman dengan cepat atau terbang bila terganggu. Kumbang predator ini membutuhkan waktu 1-2 minggu untuk berkembang dari telur menjad dewasa dan menghasilkan 150-200 turunan dalam 6-10 minggu. Larva kumbang ini lebih rakus daripada yang dewasa dengan memakan 5-10 mangsa (telur, nimfa, larva, dewasa) tiap hari. 








3.    Kumbang tanah
Ophionea nigrofasciata
Ophionea nigrofasciata

Kumbang tanah adalah serangga yang berbadan keras dan aktif. Baik larva yang berwarna kehitaman dan kumbang dewasa yang berwarno coklat kemerahan aktif mencari larva penggulung daun di tajuk daun padi. Ophionea nigrofasciata dapat ditemukan di dalam rongga lipatan daun yang dibuat oleh larva penggulung daun. Larva dewasa menjadi kepompong di dalam tanah pematang sawah atau lahan kering. Tiap predator dengan rakus memakan 3-5 larva mangsa per hari, hanya tudung kepalanya yang ditinggalkan. Yang dewasa juga memangsa wereng batang.






4.    Jengkerik
Metioche vittaticollis
Anaxipha longipennis

Jengkerik berekor pedang terdapat pada habitat basah maupun kering. Jengkerik ini bila diganggu akan meloncat dari satu tanaman ke tanaman lain. Pada umumnya jengkerik jenis dewasa akan kehilangan sayap belakang setelah menetap di lingkungan sawah. Nimfa yang lebih tua memiliki bantalan sayap.

Ovipositor Metioche vittaticollis bentuknya seperti pedang yang berfungsi untuk menyelipkan telur ke dalam kelopak daun padi dan rumput-rumputan. Siklus hidup dari telur hingga dewasa memerlukan 60-80 hari dan satu induk akan menghasilkan 40-80 serangga muda. Jengkerik dewasa dan nimfa merupakan predator telur tetapi juga memakan larva kecil dan wereng. Mereka memangsa telur penggerek batang bergaris, penggerek batang berkepala gelap, penggulung daun, ulat grayak, ulat daun, wereng batang dan wereng daun.
5.    Belalang
Conocephalus longipennis
Belalang ini hidup di rerumputan merupakan serangga berukuran besar dengan muka posisi miring. Perbedaannya dengan belalang biasa adalah antenanya yang panjang yaitu lebih dari dua kali panjang badannya. Belalang dewasa sangata aktif dan siap erbang bila terganggu. Belalang ini aktif npada malam hari, umumnya terdapat pada pertanaman padi yang siap panen. Belalang dewasa hidup selama 3-4 bulan.
Belalang  Conocephalus longipennis memiliki kebiasaan makan ganda. Di satu pihak belalang tersebut makan daun dan malai padi di lain pihak juga memangsa telur kepinding padi/walang sangit dan telur penggerek batang serta nimfa wereng batang dan wereng daun. Satu predator dapat mengkonsumsi 3-4 kelompok telur penggerek batang padi kuning dalam satu harinya.
6.    Kepinding air
Microvelia douglasi atrolineata Berqroth

Kepinding kecil ini bergerak cepat seperti gelombang, banyak dijumpai pada petak-petak sawah yang tergenang. Kepinding air dewasa dan nimfa hidupnya di atas permukaan air. Kepinding dewasa memiliki punggung yang lebar, bersayap atau tanpa sayap.  Punggung yang bersayap mempunyai gambaran hitam dan putih pada leher dan sayap depan.  Microvelia berbeda dengan jenis kepinding air lainnya, karena ukurannya yang kecil dan tarsi depan yang beruas satu. Tiap induk meletakkan 20-30 telur pada batang padi di atas permukaan air. Lama hidupnya 1-2 bulan dan induk yang bersayap memencar kepetak-petak lain bila padi mengering.

Kepinding dewasa hidupnya bergerombol untuk memakang nimfa wereng batang padi yang sering jatuh ke air. Nimfa juga memakan nimfa wereng cokelat dan juga serangga lain yang bertubuh kecil dan lunak. Microvelia adalah predator yang lebih berhasil bila menyerang secara berkelompok , dan nimfa wereng yang muda dibandingkan dengan mangsa yang lebih tua dan lebih besar. Tiap Microvelia dapat memangsa 4-7 wereng per hari.
7.    Kepinding air
Mesovelia vittigera

Kepinding air ini seperti kepinding air lainnya hanya dapat hidup pada habitat basah. Serangga dewasa yang berwarna hijau kekuningan mempunyai ukuran lebih besar daripada Microvelia, tetapi jumlahnya lebih sedikit. Seperti Microvelia mereka juga memiliki stadia dewasa tanpa sayap dan yang bersayap. Kepinding dewasa yang bersayap lebih sering dijumpai di sawah dan umumnya berkumpul di dekat pangakal batang padi. Mesovelia dewasa dan nimfa memakan larva penggerek batang dan wereng yang jatuh di permukaan air. Mereka adalah pemakan yang soliter (sendiri-sendiri) 








8.    Kepinding air
Limnogonus fossarum

Anggang-anggang berukuran besar, berkaki panjang dan sangat lincah. Limnogonus fossarum dewasa berwarna hitam dengan dua pasang kaki belakang yang sangat panjang. Pasangan kaki tengah berfungsi sebagai dayung dan mengarah ke depan pada saat istirahat. Di sawah serangga ini tampak sedikit jumlahnya karena mereka mudah ketakutan dan berpindah apabila terdapat gangguan. Limnogonus fossarum meletakkan telur 10-30 dalam batang padi di atas permukaan air dan dapat hidup selama 1-1,5 bulan.

Anggang-anggan dewasa dan nimfa memangsa wereng padi, ngengat dan larva yang jatuh di permukaan air. Tiap kepinding air memerlukan mangsa sebanyak 5-10 dalam tiap hari.


9.    Kepinding tanaman
Cyrtorhinus lividipennis Reuter

Adalah contoh spesies yang termasuk kelompok pemakan tanaman (serangga fitofaga), di dalam perkembangan hidupnya dapat menjadi predator yang menyukai telur wereng batang dan wereng daun. Kepinding dewasa yang berwarna hijau dan hitam, nimfanya menjadi sangat berlimpah di sawah yang sedang terserang oleh wereng, baik padi sawah maupun padi lahan kering. Telur Cyrtorhinus lividipennis Reuter diletakkan di jaringan tanaman, berkembang menjadi dewasa dalam 2-3minggu, dan menghasilkan 10-20 keturunan. Mereka mencari upih daun dan upih batang lebih dahulu untuk dapat memperoleh telur wereng untuk selanjutnya dihisap sampai kering dengan menggunakan alat mulut penghisapnya. Tiap predator dapat mengkonsumsi 7-10 telur atau 1-5wereng per hari.

10. Kepinding tanaman
Polytoxus fuscovittatus

Kepinding pembunuh (reduviid) hidup secara terpisah dengan yang lainnya (soliter) yang jarang menjadi berlimpah baik di lahan kering maupun lahan basah. Polytoxus fuscovittatus dewasa berwarna cokelat mempunyai tiga duri yang besar di punggungnya. Kepinding pembunih mencari mangsa di sekitar tajuk daun terutama berupa larva ngengat dan kupu-kupu. Kepinding ini dapat menyerang mangsa yang jauh lebih besar dari tubuhnya, dengan menggunakan alat mulut seperti jarum yang ditusukkan ke tubuh mangsa kemudian menyuntikkan racun yang dapat melumpuhkannya. 








11.  Capung jarum
Agriocnemis pygmaea
Agriocnemis femina

Capung jantan mempunyai ujung abdomen berwarna hijau biru pada sisi toraks, sedangkan betina tubuhnya berwarna kehijauan. Nimfa capung jarum hidup di air dan dapat memanjat batang padi untuk mencari nimfa wereng. Pada stadia dewasa umumnya terbang di bawah tajuk daun padi untuk mencari serangga yang sedang terbang termasuk wereng pada tanaman.












12. Cecopet
Euborellia stali

Memiliki sepasang penjapit meneyerupai tang yang fungsinya lebih banyak digunakan untuk pertahanan dibandingkan untuk menangkap mangsa. Mereka biasanya terdapat pada habitat lahan kering dan bersarang dalam tanah pada pagkal batang padi.

Induk cecopet dapat menghasilkan telur 200-350 tiap peletakan. Yang dewasa dapat hidup 3-5 bulan dan sangat aktif pada malam hari. Larva cecopet menggerek ke dalam batang membuat saluran untuk mencari larva. Kadang-kadang mereka memanjat daun untuk memangsa larva penggulung daun, mereka dapat mengkonsumsi 20-30 mangsa tiap hari. 

 
13. Semut
Solenopsis geminata

Adalah semut api yang dapat menyebabkan gigitan sangat pedih pada kaki setiap orang yang berjalan di pematang sawah. Semut berwarna kemerahan sampai cokelat. Mereka membuat sarang di tanah kering, juga pematang sawah yang basah. Mereka bisa dengan cepat membentuk koloni di tempat yang baru, membuat sarang dengan ratusan sampai ribuan pekerja dan serdadu. Semut memangsa berbagai jenis serangga dan hewan kecil. Mereka juga membawa biji-bijian dari sawah yang kering ke sarangnya. Ada pekerja yang khusus ditugasi untuk menghancurkan biji-bijian sehingga menjadi bentuk yang dapat dimakan bagi semut yang muda. Solenopsis akan memangsa setiap serangga yang mampu ditundukkannya.


14. Tabuhan
Panstenon nr. Collaris Bouncek

Merupakan tabuhan kecil dengan 5 ruas tarsi dan vena sayap yang terreduksi. Berwarna hijau kebiru-biruan yang mengkilap dengan vena sayap terreduksi. Tabuhan memiliki 13 ruas antenna. Panstenonlebih menyukai habitat padi sawah. Yang betina meletakkan 1 atau 2 telur di dalam tanaman padi. Setelah menetas larva parasit kecil yang berbentuk huruf C mencari kelompok wereng batang atau wereng daun. Seekor larva memangsa 4-8 telur tiap hari. Pupa yang berwarna kekuningan didapatkan di antara atau di dalam tanaman. Tabuhan dewasa timbul dari pupa dalam 4-6 hari.




15. Laba-laba pemburu atau laba-laba serigala
Lycosa pseudoannulata

Mempunyai gambaran seperti garpu pada bagian punggung dan mempunyai gambaran berwarna puih pada abdomen. Laba-laba pemburu suka berpindah pindah dan sudah berkoloni pada lahan padi sawah atau padi kering yang baru saja dipersiapkan. Mereka sudah berada di lahan pertanaman sangat awal, dan memangsa hama sebelum populasinya meningkat sampai ke arah yang merusak. Laba-laba betina dapat meletakkan telur sebanyak 200-400 dalam waktu 3-4bulan (selama hidupnya). Selanjutnya dari jumlah telur tersebut 60-80 anak laba-laba akan menetas dan berada di punggung induknya.

Lycosa pseudoannulata banyak dijumpai di sekitar pangkal batang padi kemudian akan menyebar menyebrangi permukaan air apabila diganggu. Mereka tidak membuat jala tetapi menyerang mangsanya secara langsung. Laba-laba dewasa makan berbagai jenis serangga termasuk ngengat penggerek, anak laba-laba menyerang wereng batang dan nimfa wereng daun. Laba-laba pemburu mengkonsumsi 5-15 mangsa tiap hari.
16. Laba-laba bermata tajam
Oxyopes javanus Thorell
Oxyopes lineatipes

Laba-laba bermata tajam merupakan laba-laba pemburu yang tidak membuat jala.  Laba-laba ini menghasilkan 200-350 keturunan dan dapat hidup sampai 3-5bulan. Laba-laba bermata tajam ini hidup didalam tajuk daun padi, dan lebih menyukai habitat kering dan mulai membuat koloni dilahan padi setelah tajuk tanaman padi terbentuk. Tidak seperti Lyosa, laba-laba ini menyembunyikan diri dari mangsanya, kebanykan berupa ngengat, sampai mangsa tersebut berada dalam jarak sambarannya.

Laba-laba ini memiliki peranan penting karena satu laba-laba dapat membunuh 2-3 ngengat tiap hari sehingga mereka dapat mencegah meningkatnya populasi generasi baru serangga hama


17. Laba-laba loncat
Phidippus sp.

Laba-laba loncat memiliki dua mata besar, berbeda dengan laba-laba pemburu mereka berpindah cepat apabila di gannggu. Phidippusmempunyai rambut berwarna cokelat pada badannya. Telur-telur diletakkan dalam bentuk kelompok telur yang memanjang dan tertutup dengan sutera yang berada di dalam lipatan daun.

Yang betina menjaga kelompok telur dan menghasilkan 60-90 keturunan. Phidippus hidup 2-4 bulan. Mereka lebih menyukai kondisi kering (lahan kering) dan tinggal di daun padi. Laba-laba ini biasanya bersembunyi di dalam rongga kecil dalam mlipatan daun sebagai tempat hidup sekaligus menunggu mangsa berupa wereng daun dan serangga kecil lainnya. Laba-laba dewasa dapat memakan 2-8 mangsa setiap harinya.
18. Laba-laba kerdil
Atypena formosana

Laba-laba kerdil sering dikacaukan dengan anak laba-laba spesies lain, karena mereka berukuran kecil. Mereka dapat dijumpai sampai 30-40 ekor pada pangkal rumput padi. Atypena dewasa mempunyai tiga pasang gambaran berwarna kelabu pada bagian belakang abdomen. Telur yang agak bulat diletakkan dalam kelompok yang tertutup oleh suatu lapisan sutera yang tipis pada kelopak daun yang kering dan tanpa perlindungan oleh induknya.

Laba-laba betina menghasilkan 80-100 anak laba-laba. Laba-laba kerdil lebih menyukai habitat bash pada pangkal padi di atas batas air. Mereka berpindah dengan lambat dan sebagian besar menangkap mngasanya dengan jala. Mereka dapat juga berburu mangsa secara langsung.

Atypena dapat hudup sampai 1,5-2 bulan dan memangsa nimfa wereng daun dan wereng batang yang muda, sebanyak 4-5 ekor tiap hari. 
19. Laba-laba bulat
Argiope catenulata
Araneus inustus


Laba-laba bulat berwarna warni sangat jelas dan membuat tenunan jala berbentuk lingkaran di tajuk daun padi, menangkap mangsa yang terbang yang besarnya sampai sebesar kupu-kupu dan belalang. Mereka hidup 2-3 bulan dan meletakkan 600-800 telur. Mereka biasanya datang dan menetap di sawah terlambat, tetapi dapat dijumpai di semua jenis lingkungan pertanaman padi. Telur Argiope catenulate berada di dalam kokon berwarna cokelat terang yang tergantung pada jala. Apabila hari panas laba-laba jantan dan betina mencari tempat berlindung di bawah daun di samping jalanya, apabila hari mendung yang betina menanti mangsanya di tengah jala dan yang jantan memperhatikan di dekatnya.  Mangsa yang tertangkap di jala akan berusaha untuk melepaskan diri, tetapi semakin mangsa tersebut bergerak-gerak semakin kuat mereka terikat pada jala yang sangat lekat.

Araneus inustus betina meletakkan telurnya dalam lipatan daun dan menutupinya dengan benang sutera putih. Araneus inustus memangsa serangga-serangga kecil yang berupa wereng daun, wereng batang dan lalat.
20.Laba-laba rahang panjang
Tetragnatha maxillosa Thorell

Mempunyai kaki dan badan yang panjang. Umumnya Nampak seperti merentangkan badannya di sepanjang daun padi. Tetragnatha maxillosa hidup selama 1-3 bulan dan dapat bertelur sampai 100-200 butir. Telur diletakkan secara berkelompok dan ditutupi oleh bahan semacam sutera kapas di bagian atas pertengahan tanaman padi.

Tetragnatha maxillosa lebih menyukai tempat basah, mereka beristirahat di dalam tajuk daun padi selama tengah hari dan menunggu mangsa di dalam jala pada pagi hari. Memintal jalanya berbentuk cincin, tetapi jala tersebut lemah. Bila mangsa yang berupa wereng daun , lalat atau ngengat masuk pada jala, laba-laba dengan cepat mengikatnya dalam sutera. Seekor Tetragnatha maxillosa dapat membunuh 2-3 mangsa per hari.





sumber : B.M. Shepard, A.T. Barrion dan J.A. Litsinger. 1987. Serangga-serangga, Laba-laba dan Patogen Yang Membantu. Lembaga penelitian Padi Internasional. Manila Philippines

Sabtu, 25 Juni 2016

Manfaat Kuning Telur dan M4 Sebagai Pupuk Alami

Manfaat Kuning Telur Bagi Pupuk Pertanian

Perangsang Buah I

Bahan:
  1. EM 4 1 liter
  2. Kuning telur ayam kampung 3 butir
Cara Pembuatan:
Bahan dicampur lalu dikocok sampai rata, kemudian difermentasi selama 24 jam.

Aturan penggunaan:
Setiap akan digunakan, kocok 1 sendok makan ditambah 5 liter air, lalu disemprotkan.

Fungsi:
  1. Merangsang pertumbuhan bunga calon buah / biji.
  2. Membuat buah beraroma dan manis rasanya.
  3. Membuat biji menjadi bernas / mentes

Perangsang Buah II

Bahan:
Susu segar mentah 1 liter
Kuning telur ayam kampung 3 butir

Cara Pembuatan:
Bahan dicampur lalu dikocok sampai rata, kemudian difermentasi selama 24 jam.

Aturan penggunaan:
Setiap akan digunakan, kocok 1 sendok makan ditambah 5 liter air, lalu disemprotkan.

Fungsi:
  1. Merangsang pertumbuhan bunga calon buah / biji.
  2. Membuat buah beraroma dan manis rasanya.
  3. Membuat biji menjadi bernas / mentes.

Pupuk Daun / Buah

Bahan:
  1. Kuning telur ayam kampung 3 butir
  2. Gula jawa ¼ kg
  3. Susu murni segar ½ gelas

Cara Pembuatan:
Semua bahan dicampur dan diaduk secara merata kemudian ditambahkan 30 liter air.

Kegunaan:
Hasil dari komposisi disemprotkan pada tanaman hingga merata.

Pupuk KCL Cair

Bahan:
  1. Air
  2. Sabut kelapa secukupnya
  3. Drum (diperlukan untuk merendam bahan)

Cara pembuatan:
Masukkan sabut kelapa ke dalam drum sampai setengahnya. Setelah drum diisi sabut kelapa berilah air sampai penuh. Tutuplah rapat-rapat dengan plastik. Biarkan drum tertutup selama 2 minggu. Setelah air berubah menjadi berwarna hitam pertanda air sudah melarutkan kandungan KCL pada sabut kelapa. Air tersebut sudah siap digunakan, jika airnya sudah habis dapat ditambah air sehingga air berwarna jernih.

Cara penggunaan:
Disemprotkan atau disiramkan pada tanaman.

Fungsi:
Batang dan akar tanaman akan menjadi kuat, biji akan lebih berisi dan berwarna cerah. Untuk buah akan berwarna harum dan rasanya manis.

PUPUK

Nitrogen

Sumber:
  1. Azzola
  2. Tumbuhan kacang-kacangan
  3. Jerami (daun hijau)
  4. Kotoran hewan / manusia

Fungsi:
  1. Menghijaukan daun
  2. Membuat bentuk akar, daun dan batang menjadi muda

Phospat

Sumber:
  1. Ampas tebu
  2. Kotoran hewan / manusia
  3. Sampah organik
  4. Kompos
  5. Azzola
  6. Abu dapur

Fungsi:
  1. Memperkuat akar dan batang
  2. Memacu bunga agar cepat berbuah
  3. Menjadikan rasa buah lebih manis

Kalium

Sumber:
  1. Pelepah / batang pisang
  2. Kotoran ayam
  3. Urine kambing, kelinci, dan manusia
  4. Abu kayu
  5. Sampah organik, misalnya kulit pisang, umbi-umbian, dan lain-lain

Fungsi:
  1. Memperkuat akar dan batang
  2. Memacu bunga agar cepat berbuah atau mengeluarkan biji
  3. Membuat biji / bulir menjadi bernas
  4. Menjadikan rasa buah atau umbi lebih manis.

Urine (Pupuk Cair)

Bahan:
  1. 100 liter urine
  2. 300 cc tetes tebu / air gula jawa / air gula pasir
  3. 0, 5 kg temu ireng dalam bentuk serbuk / ekstrak
  4. 0, 5 kg lawak dalam bentuk serbuk / ekstrak
  5. 0, 5 kg laos dalam bentuk serbuk / ekstrak
  6. 0, 5 kg kunyit dalam bentuk serbuk / ekstrak

Cara pembuatan:
Semua bahan dicampur dan difermentasi selama 21 hari

Kegunaan:
5-10 cc / 2 sendok makan + 15 liter air, pada daun dengan cara disemprotkan, pada akar dengan cara disiramkan / dikocor.

Urine Kelinci:
Perbandingannya 1 : 13 liter air, kemudian disiramkan / dikocor pada tanaman.

Bokashi

Bahan:
  1. Kotoran ayam / sapi / kambing 500 kg
  2. Sekam padi / gergajian kayu 500 kg
  3. Bekatul 20 kg
  4. Abu dapur / abu sekam padi 30 kg
  5. Gula pasir 15 ons
  6. EM4 / mikroorganisme nabati secukupnya
  7. Air secukupnya

Cara pembuatan:
Semua bahan dicampur jadi satu dan diaduk supaya merata sambil dibasahi dengan air yang dicampur gula pasir dengan mikroorganisme nabati, sehingga bahan menjadi lembab. Tutup dengan plastik / tenda agar bokashi mengalami fermentasi. Proses fermentasi sangat membutuhkan air, udara, dan panas. Proses fermentasi ini normal terjadi dalam jangka waktu selama 14-21 hari dengan suhu 40-50°C (dijaga kestabilannya). Bila melebihi dari 50°C tenda dibuka dan bahan diaduk-aduk hingga panas stabil lalu ditutup kembali. Lebih baik setiap 5 jam bahan dibuka untuk mengetahui suhunya. Bila kurang panas, atau kurang dari 40°C disemprot dengan air yang dicampur gula dan mikroorganisme nabati. Begitu seterusnya sehingga bahan bokashi tidak berbau kotoran dan kalau dipegang sudah tidak panas lagi, artinya bahan ini sudah dapat digunakan.

Cara penggunaan:
Untuk tanaman padi, palawija, sayuran dan tanaman hias sebagai pupuk dengan dosis 1-1, 5 ton / Ha. Andaikan tanahnya terlalu liat dapat ditingkatkan menjadi 2 ton / Ha.

Pupuk Daun

Bahan:
  1. Urine kelinci 5 liter
  2. Terasi 10 gram
  3. Jahe 1 ons
  4. Kunyit 1 kg
  5. Susu 1 liter
  6. Gula jawa 1 kg

Cara pembuatan:
Semua bahan dicampur dan disaring, kemudian difermentasikan selama 10 hari. Setelah itu selama 2 hari berikutnya tiap 2 jam dibuka. 2 hari berikunya tiap 2 jam dibuka. 3 hari berikutnya 2 jam dibuka.

Pupuk Bunga

Bahan:
  1. Nanas 2 buah
  2. Gula jawa 1 kg
  3. Air 5 liter

Cara pembuatan:
Semua bahan dimasak dengan suhu api sedang, kemudian didiamkan hingga dingin. Lalu masukkan ke dalam jerigen dan difermentasikan.

Selasa, 21 Juni 2016

MENGHITUNG PRODUKSI BERAS TINGKAT DESA



Ada cara dalam meramal produksi beras di tingkat desa :
1.       Mengetahui jumlah kelompok tani di Desa tersebut, biasanya sesuai dengan aturan 1 kelompok tani harus membawahi lahan seluas 25 Ha. Misalkan jumlah kelompok tani 4, maka luas lahan yang dimiliki di Desa tersebut kira-kira 4 x 25 = 100 Ha
2.       Meminta data resmi dari BP3K di Kecamatan, mengenai luas lahan di setiap Desa
3.       Mengetahui pola tanam di desa tersebut dalam 1 tahun (Padi-padi-palawija)/(Padi-padi-padi)/(padi-palawija-palawija)
4.       Tingkat kemampuan rata-rata produksi lahan di Desa tersebut. Ada beberapa daerah memiliki tanah yang subur dengan kemampuan produksi sangat tinggi tetapi pada lahan-lahan tegalan produksinya jika di tanami padi sangat rendah. Standard produksi untuk 1 Ha dengan menggunakan benih bersertifikat adalah 6 Ton GKP (Gabah Kering Panen).
5.       Tingkat kehilangan hasil panen dari pengangkutan, penjemuran hingga di RMU (Rice Milling Unit). Dengan pemanfaatan Alsintan kehilangan bisa di tekan 1%, dengan manual pemanenan rata-rata kehilangan hasil 2.15-3.07%
6.       Mengetahui prosentase penyusutan GKP menjadi GKG(Gabah Kering Giling) yaitu 13.98 %. GKG menjadi Beras nilai penyusutannya 37.26%.

Sebagai contoh : Desa Rogomulyo memiliki luas lahan 209.46 Ha, dengan pola tanam Padi-Padi-Palawija, jika rata-rata produksi adalah 6 Ton/Ha GKP maka total produksi dalam satu tahun adalah : 6 x 209.46 x 2 =1256.76 Ton GKP x 2 = 2513.52 Ton GKP /tahun – (2.15%x2513.52) = 2459.479 Ton GKP/ Tahun
Produksi beras dalam 1 tahun adalah = 2459.479 Ton GKP x 86.02% x 62.74% = 1327.355 Ton Beras/ Tahun
Dari hasil sensus BPS didapatkan data penduduk Desa Rogomulyo tahun 2012 berjumlah 3468 orang, JIka konsumsi beras rata-rata sebanyak 131 Kg pertahun maka kebutuhan beras penduduk desa Rogomulyo adalah = 131 x 3468 = 454308 Kg Beras/ tahun = 454.308 Ton Beras/ tahun
Produksi 1327.355 Ton – konsumsi 454.308 Ton = 873.0471 Ton/ tahun. Desa Rogomulyo surplus beras 873.0471 Ton/ tahun Data tersebut di dapat dengan asumsi bahwa seluruh petani menggunakan benih bersertifikat / Benih varietas unggul dengan rata-rata produksi 6 Ton/Ha, Pola tanam Jajar legowo dan pemupukan berimbang.

Menghitung potensi secara ekonomi dari usahatani padi di Desa rogomulyo adalah sebagai berikut :
1.       Apabila harga GKP Rp.3700/Kg, maka secara produksi total dalam satu tahun GKP 2459.479 Ton dapat menghasilkan pendapatan = 3700 x2459479 = Rp. 9.100.072.300
2.       Apabila diperkirakan biaya produksi padi sebersar 30% dari pendapatan kotor, maka penghasilan bersih = Rp. 9.100.072.300 – (Rp. 9.100.072.300 x 30%) = Rp. 6.370.050.610
Potensi tersebut baru bersumber dari 2 kali tanam padi dalam satu tahun belum dari termasuk hasil dari palawija, tanaman perkebunan, ternak, holtikultura dan hasil pertanian lainnya yang memiliki nilai ekonomi