Jumat, 30 Desember 2016

CARA MENGOBATI KERITING PADA TANAMAN CABAI


gejala keriting

Daun cabai yang berubah menjadi kering dapat menyebabkan kerontokan bunga dan penurunan hasil, keriting ini disebabkan oleh hama trips yang biasanya berada di bahwah daun tanamn cabai. Karena berada di bawah daun maka pada aplikasi pestisida nabati ataupun pestisida kimia penyemprotannya harus mengenai pada bagian bawah daun. Hama ini sangat mudah terlihat terutama pada pagi hari, pada siang hari hama trips ini bersembunyi di bawah daun untuk menghindari panasnya sinar matahari. Sehingga cara mencegah serangan hama trips ini bisa dilakukan dengan cara :
1.  Pemasangan mulsa plastik hitam perak
Pemasangan mulsa plastik dapat menekan serangan hama trips karena semua again tanaman terutama pada bagian bawah daun mendapatkan panas dari cahaya matahari akibat pantulan plastik yang berwana perak. Jangn sampai salah dalam pemasangannya, bagian hitam plastik berada di bawah sedangkan bagian peraknya berada di atas. Selain bermanfaat untuk menekan serangan hama trips pemasangan mulsa plastik hitam perak ini juga bermanfaat untuk mengendalikan gulma, menjaga kelembapan tanah dan meningkatkan kualitas buah karena fotosintesis berjalan dengan lebih baik dengan ketercukupan cahaya matahari.
hama thrips
2.  Penyiraman menggunakan nozel/springkel yang dilembutkan pada bagian bawah daun jika tidak terjadi hujan.
Biasanya serangan hama trips sangat tinggi di musim kemarau karena daun jarang sekali terkena air, sehingga hama trips sangat suka karena lokasi hidupnya tidak ada gangguan. Adanya penyiraman air merupakan faktor pengganggu bagi trips sehingga trips akan berpindah tempat.
3.  Pemanfaatan musuh alami dengan menanam tanaman bunga-bunga di sekitar tanaman cabai (contoh : kenikir, bunga matahari, bunga kertas)
Cara pencegahan dengan menanam tanaman bunga-bunga di sekitar lahan yang ditanami cabai terbukti efektif untuk mengundang musuh alami dari hama trips. Tanaman bunga ini bermanfaat sebagai penyedia madu bagi kelangsungan dan pertumbuhan predator-predator ataupun parasitoid. Dengan tersedianya noktah/madu tersebut maka musUh alami akan berkembang dengan baik dan betah untuk tinggal di lahan tersebut karena mendapatkan suplemen makanan berupa madu yang berasal dari bunga-bunga.

Jika tanaman sudah terserang hama trips ini maka cara pengendalian yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1.  Jika tanaman cabai masih memasuki fase vegetatif (belum berbunga) maka bagian daun yang terserang dan telah menjadi keriting di pangkas beserta cabangnya, batang yang di pangkas tersebut kemudian di bakar agar tidak menulari tanaman yang lain, karena hama trips ini merupakan vector bagi virus keriting. Jika tanaman terserang parah (tidak ada bagian cabang yang daunnya belum keriting) maka tanaman di cabut dan di bakar.
Tanaman cabai yang cabangnya di potong tersebut kemudian diberikan pupuk SP36 dibenamkan disekitar perakaran tanaman, nanti akan muncul cabang-cabang baru. Cabang-cabang baru inilah yang harus di rawat secara intensif agar tidak menjadi keriting lagi. Jika menghendaki hasil buah cabai yang besar-besar maka perlu dilakukan perampelan cabang-cabang yang tumbuh tersebut, semakin sedikit cabang maka buah cabai akan semain besar. Apabila terlalu banyak cabang, buah cabai yang dihasilkan akan kecil-kecil. Tetapi menurut petani yang telah lama melakukan budidaya ini di daerah karangpandan karanganyar, karena saya juga belajar dari Beliau, jika buah kecil-kecil tersebut di timbang hingga tanaman sudah tidak berproduksi lagi hasilnya sama dengan timbangan buah yang besar-besar (melalui perampelan cabang) hingga tanaman tidak berproduksi lagi (mati).
2.  Jika tanaman memasuki fase generative (sudah berbunga) maka dilakukan aplikasi pestisida berbahan aktif abamektin . tetapi ada pula pertimbangannya yaitu apabila posisi keriting ke atas bisa dilakukan aplikasi tetapi jika keritingnya mengarah ke bawah maka tanaman harus di cabut dan dibakar karena penyebabnya adalah virus. Untuk saat ini penyakit yang disebabkan virus belum ada obatnya.
Untuk dosis penyemprotannya bisa melihat pada label yang tertera pada obat tersebut. Banyak petani yang juga telah mencoba menggunakan pestisida bahan aktif abamektin ternyata memberikan hasil yang signifikan terhadap berkurangnya serangan keriting pada tanaman cabai. Tetapi pestisida dengan bahan aktif tersebut harganya sangat mahal sehingga biaya produksi tentu saja akan meningkat.
3.  Mencoba menerapkan cara pengendalian yang lebih ramah lingkungan dengan menggunakan pestisida nabati
Pengendalian hama trips dengan pestisida nabati juga efektif hanya saja membutuhkan kesabaran, ketelatenan dan keuletan karena disamping pembuatan pestisida nabati ini menyita waktu, aplikasi dari pestisda nabati juga hasrus dilakukan lebih intensif (sering) karena pestisida mudah terurai dan tercuci oleh air. Menurut hasil penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Holtikultura Badan Litbang Pertanian Kementan, penggunaan biopestisida dari daun sirsak cukup efektif untuk pengendalian keriting daun pada tanaman cabai.
Cara pembuatannya adalah sebagai berikut :

PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DAUN SIRSAK
Bahan :
·         100 lembar daun sirsak dihaluskan dengan cara ditumbuk
·         Deterjen sebanyak 1 sendok makan (untuk perekat agar tidak mudah hilang atau tercuci oleh air)
·         Air bersih 5 liter
Cara Pembuatan :
·         Daun sirsak ditumbuh sampai halus kemudian di campur dengan air sebanyak 5 liter kemudian disaring
·         Air hasil saringan di tambahkan 1 sendok makan deterjen. Aduk rata kemudian didiamkan selama 1 malam
Cara Aplikasi :
·         Larutan diencerkan dengan air dengan perbandingan 1 : 10. Larutan siap disemprotkan merata di pertanaman cabai
·         Penyemprotan terutama diarahkan di bagian bawah daun tanaman cabai.

Selain dari bahan daun sirsak, pestisida nabati untuk mengndalikan keriting bisa dibuat juga dengan menggunakan daun Brotowali. Caranya adalah sebagai berikut :

PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DAUN BROTOWALI
Bahan :
·         Daun brotowali sebanyak 1 Kg (dihaluskan dengan cara di tumbuk)
·         Kapur sebanyak 10 sendok makan
·         Kunyit sebanyak 1Kg (dihaluskan dengan cara di tumbuk)
·         Air sebanyak 30 liter
·         Deterjen sebanyak 1 sendok makan
Cara Pembuatan :
·         Daun brotowali dan kunyit ditumbuh sampai halus kemudian di campur dengan air sebanyak 30 liter dan kapur sebanyak 10 sendok makan. Setelah tercampur, larutan kemudian disaring.
·         Air hasil saringan di tambahkan 1 sendok makan deterjen. Aduk rata kemudian didiamkan selama 1 malam
Cara Aplikasi :
·         Larutan tersebut siap disemprotkan merata di pertanaman cabai yang terserang trips, tanpa harus dicampur dengan air lagi.
·         Penyemprotan terutama diarahkan di bagian bawah daun tanaman cabai.
 

BUDIDAYA PADI SISTEM HAZTON


http://www.panoramio.com/photo/128983600

Teknik budidaya padi system haszton adalah teknik budidaya dengan maksud melakukan rekayasa rumpun padi dan jumlah tanaman dalam rumpun agar bisa bermalai semua. Berbeda dengan cara tanam padi SRI (System rice intensification) yang hanya menanam 1 lubang dengan 1 bibit dan usia muda, hazton menggunakan bibit usia tua dan di tanam dengan cara bergerombol, satu lubang bisa 20-30 bibit padi. Jika saya menggunakan perhitungan rekomendasi dari pemerintah sewaktu mensosialisasikan jajar legowo dengan penanaman bibit 1-3 bibit perlubang membutuhkan benih 25Kg/Ha. Maka dengan hazton kebutuhan benihnya akan meningkat menjadi 250Kg/Ha. Rekomendasi 25Kg/Ha itu saja jika di terapkan di lapang petani menyatakan masih kekurangan bibit, biasanya 30-35Kg/Ha baru cukup. Jika harga 5Kg benih Rp.50.000 maka biaya pembelian benih pada hazton mencapai Rp.2.500.000.
Inovasi ini sangat sulit di terapkan petani, proses adopsi inovasinya bisa memakan waktu yang sangat lama karena ada pilihan-pilihan inovasi dalam meningkatkan produktivitas yang lebih murah. Walaupun demikian informasi adanya inovasi ini perlu dipelajari karena ternyata di lapang terutama di wilayah desa saya banyak di temui bibit padi yang tersisa karena kelebihan dan hanya di buang, jika inovasi ini diterapkan maka petani bisa meningkatkan produksinya melalui pemanfaatan bibit yang terbuang tersebut. Keunggulan hazton jika di terapkan bisa menaikkan produktivitas 2 kali hingga 3 kali dari produktivitas biasanya. Ini mungkin benar juga karena tanaman semua rumpunnya memiliki malai, sehingga jika menanam 30 rumpun maka diharapkan akan mendapatkan 30 malai padi atau lebih.
Cara budidaya hazton yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang maksimal adalah sebagai berikut :
  1. Persemaian harus optimal, tidak boleh terlalu rapat. Untuk 1Kg benih disemai pada lahan 10-12m2 .
Persemaian yang rapat akan membuat bibit menjadi lembut, pertumbuhannya terhambat sehingga persemaian secara optimal di butuhkan. Tetapi karena jumlah benihnya yang lumayan banyak dan membutuhkan lahan yang luas pula maka jika persemaiannya di sawah akan memakan waktu yang sangat lama untuk mempersiapkan lahannya, bahkan bagian yang bisa diolah menggunakan traktor menjadi sangat kecil. Jika lahan diolah dengan traktor terlebih dahulu baru kemudian menyemai maka akan kehilangan banyak waktu sehingga waktu tanaman menjadi mundur. Dalam hal ini persiapan pembibitan perlu mendapat perhatian yang serius terutama pengolahan lahan untuk lokasi persemaian.   
  1. Lahan tempat persemaian harus di pupuk terlebih dahulu menggunakan pupuk kandang secara merata. Tanaman di imunisasi menggunakan pestisida sistemik atau jika ingin menerapkan pertanian organik bisa menggunakan agen hayati dari pupuk organik cair.
Pemberian pupuk kandang dapat menyburkan tanah dan membuat tanaman tumbuh dengan lebih baik. Pencegahan terhadap serangan hama dan penyakit dilakukan sejak dini dengan memberikan pestisida sistemik atau agen hayati bakteri-bakteri yang berasal dari pupuk organik cair. Dengan demikian tanaman akan tumbuh semakin baik.
  1. Bibit mulai di cabut/di pindah tanam pada umur 25-30 HST. Pencabutan beserta tanah yang menutupi akar dan tidak boleh dibersihkan, biarkan tanah tetap menempel pada akar bibit tersebut.
  2. Menanam bibit dengan cara bergerombol 20-30 bibit per lubang tanam
  3. Menggunakan jarak tanam renggang 30x25-40cm dengan jajar legowo 2:1 atau 4:1
  4. Pemupukan lebih banyak di awal tanam. Pemupukan awal sejak 3-7 HST, tidak menggunakan urea setelah ada anakan
  5. Menghindari pemupukan N berlebih dan menggunakan agen hayati untuk mengendalikan hama dan penyakit
  6. Mewaspadai adanya organism pengganggu tanaman / penyakit blas

TEKNOLOGI IRIGASI SEDERHANA



Untuk mengatasi kekurangan air pada musim kemarau, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Memang jika di hitung biaya akan menambah biaya karena bahan-bahannya sekalipun ada beberapa yang sifatnya bahan bekas tapi ada pula yang harus membeli, selain itu cara irigasi sederhana ini membutuhkan ketelatenan dan kesabaran dalam aplikasinya. Berikut macam-macam irigasi yang bisa diaplikasikan pada musim kemarau :

1.  Irigasi botol plastik
https://warasfarm.wordpress.com/2014/10/13/sistem-irigasi-tetes-murah-dan-tepat-guna/
Cara kerja irigasi ini adalah dengan menampung air dalam botol plastik dan mengalirkannya ke tanaman menggunakan tekanan gaya gravitasi melalui lubang yang telah dibuat sesuai dengan kebutuhan tanaman. Aliran air dari botol ke tanaman dibuat menetes, menggunakan tusukan jarum sehingga ketersediaan air dalam botol dapat dimanfaatkan tanaman sesuai dengan kebutuhan. Air yang menetes secara terus-menerus akan membuat tanah menjadi lelbab sehingga kebutuhan akan air pada tanaman bisa terpenuhi. Saya pernah mencoba cara irigasi ini ternyata tidak semudah seperti kelihatannya, karena lubang tempat keluar air hanya dibuat menggunakan jarum sehingga ketika air yang dimasukkan ke dalam botol tidak disaring terlebih dahulu maka lubangnya malah tertutup yang mengakibatkan air tidak bisa menetes lagi. Permasalahan yang ke dua adalah karena botol plastik sangat kaku sekali berbeda dengan botol infus, maka air sulit sekali untuk keluar sehingga diperlukan pula lubang pada bagian atas agar udara bisa masuk, dengan demikian air bisa menetes.

2.  Irigasi gondok
http://kidnesia.com/Boleh-Tahu/Ilmu-Pengetahuan-Umum/Irigasi-Gondok
Bahan yang perlu disiapkan adalah kantong plastik ukuran 15cm x 30cm, dipotong bagian bawahnya. Setelah bibit siap tanam, buang semua daun untuk mengurangi penguapan, cukup sisakan pucuknya saja. Masukkan kantong plastik tadi dari arah pucuk sampai ke pangkal batang, sekitar 10cm dari permukaan tanah. Ikatlah ujung plastik nagian bawah dengan kuat agar tidak bocor. Langkah berikutnya anda dapat mengisi air setengahnya, lalu tarik ke atas hingga membentuk lonjong dan ikat yang kuat agar tidak melorot atau bocor. Irigasi godog ini memang sangat terlihat sederhana dengan bahan yang murah, tetapi kesulitan dalam aplikasi irigasi ini adalah mengikat plastik bagian bawah agar air tidak keluar, jika diikat dengan tali maka kurang rapat. Ikatannya harusnya menggunakan karet sehingga ikatannya bisa kuat. Aplikasi irigasi ini hanya terbatas pada tanaman keras / pohon, untuk tanaman semusim tidak bisa diaplikasikan.

3.  Irigasi lodong
http://tabloidsahabatpetani.com/siasat-menghadapi-kemarau-aplikasi-teknologi-irigasi-sederhana/
Untuk membuat lodong memerlukan bambu berukuran besar. Potong sepanjang 3 ruas. Buku-buku bambu dibuat tembus kecuali buku paling bawah sepaua air dapat masuk dan ditampung di dalamnya. Tapi di salah satu sisi paling bawah bambu dibuat lubang seukuran jarum supaya air dapat menetes keluar. Lodong bambu dipasang berdiri sejajar pohon. Jarak antar pohon dengan lodong kurang lebih 10cm. setelah lodong siap, air dimasukkan ke dalamnya. Irigasi lodong ini memang mampu menampung air yang sangat banyak, tetapi harga bambu juga lumayan mahal, untuk lahan tegalan perlu diwaspadai adanya rayap, biasanya di bawah ruas bambu bagian bawah jika lembab maka rayap akan suka. Pembuatannya juga memerlukan bor untuk membuat lubang disisi bambu.

4.  Irigasi kendi
 
http://lembahpinus.com/index.php/8-uncategorised/artikel/289-aplikasi-irigasi-kendi-tabulampot

Sistem ini cukup sederhana, yakni dengan membenamkan kendi berisi air ke dalam tanah di dekat tanaman. Kendi yang digunakan terbuat dari tanah liat dan bahan lainnya sehingga air yang ada di dalam kendi mampu merembes ke akar tanaman.Irigasi kendi mungkin cara irigasi yang mampu menampung air lebih lama dibandingkan ketiga cara lain di atas, tetapi jika diaplikasikan memerlukan jumlah kendi yang sangat banyak pula, padahal harga kendi mahal, selain itu juga rapuh jika terkena injakan kaki. Irigasi kendi ini lebih cocok di gunakan pada tanaman di pot.