Kamis, 23 Maret 2017

CARA MENGENDALIKAN HAMA KEONG MAS



gejala serangan keong mas


Keong mas (Pomacea canaliculata) menjadi salah satu hama penting yang selalu meyerang tanaman padi di sentra-sentra produksi pangan. Keong mas merusak tanaman dengan cara memarut jaringan tanaman dan memakannya sehingga bibit hilang.

telur keong mas

Waktu kritis pengendalian keong mas adalah saat 10 HST(hari setelah tanam) atau 20 HSS (hari setelah sebar benih/benih basah). Jika di sawah diketahui terdapat telur berwarna merah muda dengan berbagai ukuran, maka perlu dilakukan pengaturan air.
Keong mas sangat menyukai tempat yang tergenang air. Serangan keong mas sangat berdampak ada tingkat produksi padi. Salah satu pengendaliannya adalah dengan mencegah introduksi keong mas pada areal baru. Jika keong mas memasuki areal salah baru maka keong mas akan cepat berkembang biak, terutama pada lahan yang selalu tergenang air. Apabila sudah demikian hama ini akan sulit dikendalikan.
Pengendalian keong mas hendaknya memperhatikan dan mereapkan pengendalian hama secara terpadu (PHT) dan berkesinambungan, jadi meski tanaman padi telah besar berumur >30 HST pengendalian harus tetap dilaksanakan. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah serangan di musim berikutnya di areal yang sama dan areal sawah sekitarnya.
siklus hidup keong mas

Pengendalian hama secara kimia juga bisa menjadi alternative solusi terakhir, tetapi perlu diingat pengendalian hama secara kimia juga memiliki dampak yang tidak baik dan merugikan antara lain resistensi, resurgensi dan residu pestisida. Untuk itu perlu dilakukan upaya untuk mengendalikan menggunakan pestisida nabati terlebih dahulu.
Pengendalian keong mas yang ramah lingkungan dapat dilakukan dengan tanaman-tanaman antraktan/pemikat. Tumbuhan tersebut adalah daun papaya, daun lamtoro, daun ketela pohon dan bekatul. Bisa juga menggunakan tumbuhan kangkung, tetapi jika tidak segera di bersihkan sisa tumbuhannya bisa menjadi gulma di sawah. Bahan-bahan sebagai antraktan tersebut sangat mudah didapat dan ramah lingkungan.
Daun-daun yang dijadikan antraktan tersebut diletakkan di setiap sisi petakan lahan sawah. Kalau petani mengenalnya dengan istilah “sukon”, “sukon” ini bisasanya selalu tergenang air karena fungsinya sebagai drainase pada lahan pertanian. Keong mas akan memakan daun tersebut kemudian keong mas dapat di kumpulkan menggunakan jarring atau di ambil langsung dengan tangan.
Dari praktek langsung pada padi varietas ciherang dengan umur dari vegetative ke genaretif 18 minggu (120 hari). Daun papaya dapat mengendalikan 25.344 ekor dengan rata-rata 211,2 ekor/hari/titik umpan. Daun lamtoro dapat mengendalikan 17.370 ekor dengan rata-rata 144,75 ekor/hari/titik umpan. Daun ketela pohon dapat mengendalikan 16.164 ekor dengan rata-rata 134,7 ekor/hari/titik umpan. Sedangkan dengan bekatul dapat mengendalikan 5.490 ekor dengan rata-rata 45,75 ekor/hari/titik umpan.
Melalui cara pengendalian terebut makan produksi padi bisa meningkat karena intensitas serngan hama menjadi menurun. Hasil pengujian membuktikan bahwa daun papaya merupakan tumbuhan antraktan yang cocok dan efektif.
Selain cara tersebut, pengendalian keong mas yang sesuai dengan prinsip pengendalian secara terpadu (PHT) dapat dilakukan dengan rincian sebagai berikut
a.  Pratanam
Cara pengandalian pada fase pratanam adalah dengan mengambil keong mas secara langsung dan memusnahkannya secara mekanis
b.  Persemaian
Cara pengendalian pada saat persemaian adalah dengan menyebar beih lebih banyak dari biasanya untuk sulaman
c.  Stadia vegetative
Pada stadia vegetative dapat dilakukan dengan menanam bibit lebih banyak dan umurnya lebih tua (lebih dari 21 HSS), bisa juga dengan menerapkan pola tanam system Hazton. Tidak lupa juga penting melakukan pengairan lahan secara berselang
Saringan yang terbuat dari anyaman bambu atau bisa juga menggunakan kawat untuk menyaring pasir (paling bagus yang ada warnanya hijau/ada plastiknya yang melekat karena lebih tahan terhadap karat sehingga awet). Saringan tersebut diletakkan pada saluran masuknya air ke lahan pertanian, pemasangan harus rapat untuk mencegah adanya keong yang masuk di sela saringan dengan pematang. 
d.  Stadia generative dan setelah panen
Pengendalian pada fase ini bisa dilakukan dengan mengambil secara langsung, dan setelah panen bisa menggunakan itik yang digembalakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar