Produksi dan produktivitas Tanaman padi di Indonesia sering kali mengalami penurunan bahkan sampai terjadi puso akibat adanya serangan hama. Hal ini disebabkan selain iklim indonesia sangat menunjang perkembangan populasi hama juga sangat dipengaruhi oleh perilaku petani yang menanam padi secara terus-menerus tanpa adanya pergantian tanaman. Kondisi seperti ini akan menyediakan inang hama padi secara kontinyu tanpa terputus. Selain itu perkembangan populasi hama juga disebabkan oleh matinya musuh-musuh alami akibat dari penggunakan pestisida kimiawi yang kurang tepat dan kurang bijaksana.
Ada 12 (dua belas) jenis hama –hama yang sering menyerang tanaman padi di Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut.
Di Indonesia diketahui ada 5 (lima) jenis hama penggerek batang yang sering menyerang tanaman padi yaitu :
a. Penggerek Batang Padi Kuning (Scirpophaga incertulas Walker)
b. Penggerek Batang Padi Putih (S. innotata Walker)
c. Penggerek Batang Padi Bergaris (Chilo suppressalis Walker)
d. Penggerek Batang Padi Merah jambu (Sesamia inferens Walker)
penggerek batang padi |
Ekobiologi Hama Penggerek Batang
Nama Penggerek | #Telur/ kelompok (butir) | Inkubasi telur (hari) | Masa ulat (hari) | Masa pupa (hari) | Cyklus hidup (hari) |
PB padi kuning S. incertulas | 50-150 | 4-5 | 18-42 | 8-14 | 35-63 |
PB padi putih S.innotata | 150-250 | 4-9 | 19-30 | 6-9 | 39-46 |
PB kepala hitam C.polychrysus | 50-100 | 4-7 | 23-36 | 4-8 | 31-51 |
PB merah jambu S.inferens | 100-160 | 4-9 | 31-38 | 5-12 | 45-57 |
PB padi bergaris C.suppressalis | 20-200 | 4-10 | 30-40 | 5-10 | 39-60 |
Hama penggerek batang termasuk hama paling penting pada tanaman padi, dapat menyerang tanaman mulai dari fase vegetataif maupun generatif. Penyerangan di awal pertumbuhan tanaman (fase vegetatif) dapat menyebabkan pucuk tanaman padi menjadi kering dan mati karena batangnya digerek oleh ulat (larva) dari hama ini dari bagian dalam batang. Serangan hama penggerek batang pada fase ini secara umum oleh petani dikenal dengan Hama Sundep. Larva dari hama ini hidup di bagian dalam dari batang sehingga pengendalian dengan insektisida yang bersifat kontak kurang efektif. Oleh karena itu pengendalian di fase awal yaitu pada saat serangga (imago) hama ini meletakkan kelompok telurnya di permukaan pelepah daun akan lebih efektif atau dapat juga digunakan insektisida sistemik seperti dengan insektisida berbahan aktif carbofurant.
Serangan hama penggerek batang pada fase generatif dikenal dengan nama Hama Beluk. Bila serangan pada fase ini cukup berat dapat menyebabkan gagal panen karena tanaman yang terserang sundep malainya mati dan kering. Dengan demikian maka peggerek batang adalah hama :
• Merupakan hama penting karena tingkat kerusakan yang ditimbulkannya dapat menurunkan hasil secara significant.
• Keberadaan hama dpt dilihat dari adanya ngengat di pertanaman dan larva di dalam batang.
• Kerusakan terjadi akibat larva merusak sistem pembuluh tanaman di dalam batang.
• Menyerang tanaman sejak di pembibitan hingga pembentukan malai.
Pengendalian Penggerek Batang
a. Pada Daerah Serangan Endemik
1). Pengaturan Pola Tanam
• Tanam serentak untuk membatasi sumber makanan bagi penggerek batang padi
• Rotasi tanaman padi dengan tanaman bukan padi untuk memutus siklus hidup hama
• Pengaturan waktu tanam yaitu berdasarkan penerbangan ngengat atau populasi larva di tunggul padi
ü 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi pertama
ü dan atau 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi berikutnya
2). Pengendalian Secara Mekanik dan Fisik
• Mekanik yaitu dengan mengumpulkan kelompok telur di persemaian dan di pertanaman
• Fisik yaitu dengan penyabitan tanaman serendah mungkin dan penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami atau pangkal jerami cepat membusuk sehingga larva atau pupa mati
3). Pengendalian Hayati
Pemanfaatan musuh alami parasitoid: Trichogramma japonicum: dosis 20 pias/ha (1 pias = 2000-2500 telur terparasit) sejak awal pertanaman)
4). Pengendalian Secara Kimiawi
· Dilakukan pada saat 4 hari setelah ada penerbangan ngengat atau intensitas serangan rata-rata > 5% sundep
• Insektisida butiran di persemaian dilakukan jika disekitar pertanaman ada lahan yang sedang atau menjelang panen pada satu hari sebelum tanam dengan dosis 2 gram insektisida granule/m2 [800 gram/400 m2 (luas persemaian)]
· Pada pertanaman stadium vegetatif dianjurkan menggunakan insektisida butiran berbahan aktif : Carbofurant (Furadan), Carbosulfan (Marshal), dosis 20 kg insektisida granule/ha
· Disemprot dengan insektisida seperti Dimehipo (Dipho), Bensultap (Spontan), Amitraz (Mitac), Fipronil (Regent).
Wereng coklat merupakan salah satu hama penting pada tanaman padi, karena pada serangan yang berat dapat menyebabkan puso (gagal panen).
Ekobiologi Wereng Coklat
Adapun ekobiologi hama wereng adalah sebagai berikut.
• Menyukai tanaman yg dipupuk N dosis tinggi dengan jarak tanam rapat.
• Siklus hidup 21-33 hari.
• Stadia rentan adalah sejak pembibitan hingga fase masak susu.
• Hama menghisap cairan tanaman pada sistem vaskuler (pembuluh).
imago wereng cokelat |
Tanda Serangan
Tanaman padi yang terserang hama wereng coklat menunjukkan gejala menguning dan mengering dengan cepat. Umumnya gejala terlihat mengumpul pada satu lokasi dan melingkar (hopperburn). Selain sebagai hama, wereng coklat juga merupakan vektor (penular) penyakit virus kerdil rumput pada tanaman padi.
Pengendalian Wereng Coklat
a. Penanaman Varietas tahan
b. Tanam padi serentak
c. Perangkap lampu
Keputusan:
ü Wereng yang tertangkap di kubur
ü Keringkan pertanaman padi secara serentak
ü Kendalikan dengan insektisida yang direkomendasikan
d. Waktu persemaian padi
Ø Wereng imigran tidak tumpang tindih : 15 hari setelah puncak imigran
Ø Wereng imigran tumpang tindih 15 hari setelah puncak imigran ke-2
e. Tuntaskan pengendalian pada generasi ke-1
ü Puncak imigran awal = Go
ü 25-30 hari kemudian = imago G1
ü 25-30 hari kemudian = imago G2
ü 25-30 hari kemudian = imago G3
Pengendalian terbaik:
ü pada G0 dan G1
ü paling lambat pada G2
ü pada G3 tidak akan berhasil
f. Pengamatan di pertanaman
ü Menghitung wereng coklat dan musuh alami
Contoh: Pengendalian wereng berdasar musuh alami pada padi Stadia vegetatif
No. Rumpun | W. Coklat + w. p. putih | Predator | Cyrtorhinus |
1 2 3 4 . . . 18 19 20 | 30 30 23 35 . . . 44 50 35 | 2 3 4 1 . . . 2 1 1 | 1 3 5 8 . . . 8 7 8 |
TOTAL | 635 | 55 | 101 |
|
g. Penggunaan insektisida
ü Keringkan pertanaman sebelum aplikasi
ü Aplikasi saat air embun tidak ada : jam 8-11
ü Tepat dosis dan tepat jenis:
ü Imidacloprid, fipronil, theametoxam, buprofezin
ü Tepat air pelarut 350-500 liter air/ha
Berikut adalah ambang ekonomi/ambang kendali dari beberapa hama penting pada tanaman padi berdasarkan harga jual gabah di tingkat petani.
Economic threshold of rice pests | Price rice grain at harvested (Rp/ kg) | |||||
900 | 1125 | 1800 | 2250 | 2700 | 3150 | |
ET BPH-vegetative | 9 | 7 | 5 | 4 | 3 | 3 |
ET WBPH-vegetative | 14 | 11 | 7 | 6 | 5 | 4 |
ET BPH-generative | 18 | 14 | 9 | 7 | 6 | 5 |
ET WBPH-generative | 21 | 16 | 10 | 8 | 7 | 6 |
ET SB-Vegetative | 6 | 4 | 3 | 4 days after moth flying | ||
ET SB-generative | 9 | 7 | 4 | 4 days after moth flying | ||
ETarmy worm | 15 | 12 | 8 | 6 | 5 | 4 |
ETHydrellia | 19 | 15 | 9 | 8 | 6 | 5 |
ETleaf folder | 12 | 10 | 6 | 5 | 4 | 4 |
Wereng hijau merupaka hama dari kelompok Hemiptera.
Ada 4 (empat) jenis hama wereng
hijau yang biasa menyerang padi yaitu :
a. Nephotettix virescens
b. N. nigropictus
c. N. cincticeps
d. N. malayanus
Bioekologi Wereng Hijau
• Umumnya ditemukan pada padi sawah irigasi & tadah hujan, tdk pada padi gogo.
• Jarang menimbulkan kerusakan
• Merupakan vektor virus tungro.
• Populasi hanya meningkat pd saat tanam s.d. pembentukan malai, tertinggi 1 ekor/ rumpun.
• Siklus hidup 23 – 30 hari.
Tanda Serangan.
• Wereng lebih menyukai menghisap cairan tanaman pada daun bagian pinggir.
• Sangat menyukai tanaman yg dipupuk dgn Nitrogen dosis tinggi.
• Tanaman kerdil, anakan berkurang, daun berubah warna menjadi kuning hingga kuning oranye.
Pengendaliannya
• Menanam varietas tahan seperti Tukad Petanu, Tukad Balian
• Tindakan pengendalian dilakukan jika sudah terlihat gejala tungro.
Bioekologi Tikus Sawah
a.Tikusadalah hama yang sangat merugikan pada banyak jenis tanaman pangan (polyfag)
b. Sangat adaptif pada berbagai lingkungan pada berbagai lingkungan. Habitatnya : tempat gelap dan semak-semak sekitar sumber pakannya.
c. Kelebihannya : 1). Dapat berenang hingga 72 jam.; 2). Dapat melompat ke atas setinggi 90 cm, datar sejauh 1,2 – 3 m; 3). Tidak cedera meski jatuh dari ketinggian 10 m
d. Mengeratutk mencegah pertumbuhan giginya yg mencapai 12-15 cm per tahun.
e. Maksimal berat badan 130 gram.
f. Warnanya kelabu gelap pada punggung, putih pada bagian dada dan perut.
g. Perkembangbiakan
· Umur 1,5 – 5 bln sdh dapat berkembang biak
· Usia bunting 21 hari, dan dapat melahirkan 6-10 ekor anak.
· Anak yang sudah berumur 21 hari sudah pisah dari induk dan setiap ekor dapat melahirkan sebanyak 4 kali.
Cara Pengendalian Tikus
a. Pengendalian hama tikus dapat dilakukan dengan memadukan beberapa cara pengendalian yaitu : Gropyokan, pengemposan, tanam serempak, sanitasi habitat, musuh alami dan Rodentisida serta pengendalian dengan TBS-LTBS.
b. Langkah-langkah pengendalian :
ü Pengendalian mulai pratanam sampai panen
ü Pengorganisasian gerakan operasional
ü Kerjasama antar pemerintah daerah/batas wilayah
ü Koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait
Bioekologi hama kepinding tanah
a. Hama ini menimbulkan masalah karena menyerang Padi mulai dari fase pembibitan hingga dewasa.
b. Siklus hidupnya : 28 – 35 hari.
Tanda Serangan
• Hama merusak tanaman dengan menghisap cairan tanaman.
• Di sekitar lubang bekas hisapan berubah warna menjadi coklat menyerupai
penyakit blas.
• Daun menjadi kering dan menggulung membujur.
• Gabah yg terbentuk umumnya berisi separo/ hampa.
Pengendalian
a. Kepinding tanah bertelur pada pelepah daun di ketinggian 10 cm dari permukaan lumpur. Oleh karena itu pengendalian dapat dilakukan dengan menggenang lahan setinggi 15 cm selama semalam.
b. Memasang lampu petromak yang digantungkan diatas bejana yang telah diisi minyak tanah (kerosin), sehingga kepinding yang jatuh dari lampu dapat ditampung dalam bejana.
c. Aplikasi dengan Beauveria bassiana atauMetarhizium anisopliae
d. Pengendalian dengan kimia masih sedikit informasinya
6. Walang Sangit
Bioekologi Walang Sangit
· Walang sangit adalah hama yg merusak bulir padi pada fase pemasakan.
· Apabila ada gangguan akan mengeluarkan bau utk mempertahankan diri dan menarik sesamanya.
Tanda Serangan
a. Fase padi yg rentan adalah mulai keluarnya malai hingga masak susu.
b. Hama menghisap butiran gabah yang sedang mengisi/ masak susu.
c. Kerusakan yg terjadi: gabah hampa, beras berubah warna dan mengapur.
Cara Pengendalian
a. Membersihkan gulma di pematang, pertanaman, dan di sekeliling tanaman padi
a. Walang sangit datang di pertanaman sebelum tanaman padi berbunga, hidup pada gulma
b. Memasang bangkai binatang. Walang sangit tertarik kapada bau bangkai, setelah berkumpul dapat disemprot dengan insektisida
c. Menggunakan bahan kimia (Regent, BPMC) bila populasi sudah mencapai ambang ekonomi 10 ekor/20 rumpun
Hama pelipat daun padi Cnaphalocrosis medinalis (Guenee) di Indonesia diberi nama yang keliru sebagai hama putih palsu. Ulat-ulat yang baru menetas mengeluarkan benang untuk melipat daun. Ulat hidup dalam lipatan daun dan makan bagian dalam lipatan. Bila populasi ulat tinggi maka akan terjadi kerusakan yang cukup tinggi sehingga dapat menurunkan produksi padi.
hama putih palsu |
Bioekologi Hama putih palsu
a. Menjadi masalah bila kerusakan daun bendera mencapai > 50% pd fase anakan maksimum dan fase pematangan.
b. Ngengat berwarna kuning coklat, pada sayap depan terdapat 3 pita hitam.
c. Siklus hidup : 30 – 60 hari.
d. Bila dijumpai adanya ngengat maka ini pertanda akan adanya serangan
Tanda Serangan
a. Larva menggerek jaringan hijau daun (klorofil) dari dalam lipatan daun.
b. Kerusakan yg terjadi berupa adanya warna putih pada daun di pertanaman
Pengendaliannya
a. Bila menyerang padi dibawah umur 30 hari tdk perlu dilakukan penyemprotan, cukup diberikan air dan pupuk yang dikelola dgn baik.
b. Secara kimiawi gunakan insektisida karbofuran atau fipronil (seperti : Regent)
8. Hama Putih
Ekobiologi Hama Putih (Nympula depunctalis (Guenee)
a. Hama putih nama yang benarnya adalah penggulung daun (leaf role = case worm).
b. Gulungan daun yang berisi larva hama putih mengapung di atas permukaan air.
hama putih |
Tanda Serangan
Tanda serangannya adalah daun tanaman padi yang terserang seperti terpotong dengan gunting
Cara Pengendalian
a. Keringkan lahan selma 3-5 hari pada stadia larva sering dipermukaan air
b. Gunakan insektisida pada saat mencapai ambang ekonomi
9. Ulat Grayak
Ekobiologi Ulat Grayak
a. Menyerang tanaman pada malam hari secara tiba-tiba
b. Bersifat polypag
c. Menyerang pucuk dan daun tanaman
d. Pada serangan berat dapat menimbulkan puso
Cara Pengendalian
Ulat gryak dapat dikendalikan dengan menggunakan insektisida yaitu disemprot dengan insektisida sistemik seperti Regent.
10. ANJING TANAH /Orong-orong
Bioekologi
Anjingtanah, Gryllotalpa orientalis (=africana)disebut mole cricket (Ing), gaang (Sunda) atau orong-orong (Jawa)
orong-orong |
• Berwarna kecoklat-coklatan sangat sintal (montok)
• Tungkai dimodifikasi untuk menggali. Tibia dimodifikasi sebagai struktur sekop
• Membuat terowongan sampai bermeter-meter
• Telur menetas 15-40 hari
• Nimfa 3-4 bulan
• Dewasa hidup lebih dari 6 bulan
• Univoltin
• Tertarik lampu
• Polyfag dan makan bagian tanaman di dalam tanah dari hampir seluruh tanaman darat
Tanda Serangan
a. Menyerang bagian akar dan dasar tanaman padi yang sedang tumbuh di pesemaian kering
b. Anjingtanah menyerang tanaman padi di pesawahan irigasi, lebak, dan pasang surut apabila tidak ada genangan air
Cara Pengendaliannya
a. Pengolahan tanah akan membantu membunuh telur dan nimfa
b. Mekanis pada saat pengolahan tanah terhadap anjing tanah
c. yang berenang
d. Penggenangan air pada lahan (pada lahan pasang surut penggenangan pada tipe luapan A dan B)
e. Penggunaan bibit umur 35-42 hari dianjurkan hanya untuk
f. varietas berumur panjang seperti IR42 dan Lematang
g. Penggunaan insektisida karbofuran pada saat tanam dapat
h. menekan intensitas serangan sampai menjadi 10%
i. Umpan beracun yang terdiri dari satu bagian Sodium fluosilicate (atau insektisida lain) dan satu bagian gula merah yang dicampur dengan 10 bagian karir (dedak beras), kemudian dibuat pasta dengan mencampurkan air secukupnya
j. Menggunakan perangkap lampu
Bioekologi
a. Keong mas merupakan salah satu hama tanaman yang sering menimbulkan kerugian pada tanaman padi, karena hama ini menyerang tanaman muda dengan cara memotong daun dan batang tanaman yang dapat menyebabkan kematian.
b. Keong mas dapat hidup cukup lama di dalam tanah
c. Keong akan aktif dan berkembang biak bila ada air dan tanaman padi muda
d. Meletakkan telur-telurnya di tempat yang kering seperti : rumput, dahan, kayu di atas air.
Tanda Serangan/ kerusakan
a. Pesemaian, tanaman yang baru tumbuh dipotong daunnya hingga tanaman mati
b. Menyerang tanaman dibawah umur 15 hari setelah tanam
Cara Pengendaliannya
a. Secara mekanik ; dilakukan terus menerus dengan cara mengumpulkan keong kemudian dimusnahkan
b. Pengendalian secara budi daya
Ø sebar benih lebih banyak untuk persiapan nyulam
Ø Tanam bibit lebih tua
Ø tidak menggenangi sampai 7 hari setelah tanam
Ø Buat caren untuk memudahkan mengambil keong
Ø Pupuk dasar sebelum tanam + saponin
c. Pengendalian secara kimiawi
Hanya untuk lahan yang sangat tinggi populasi keong dan sukar diatur air, sebab pestisida juga toksik terhadap fauna air lain
Perlakuan benih
Aplikasi dengan bahan nabati seperti rerak
12. Burung
a. Burung juga merupakan salah satu hama penting pada tanaman padi karena pada serangan berat dapat menyabakan kerugian yang cukup besar bahkan gagal panen,
b. Burung menyerang tanaman padi yang sudah dalam fase matang susu sampai pemasakan biji (sebelum panen)
c. Serangan mengakibatkan:
ü Biji hampa
ü Adanya gejala seperti beluk
ü Biji banyak hilang
Cara Pengendaliannya
a. Penjaga burung mulai jam 6-10 pagi dan jam 2-6 sore, karena waktu-waktu tersebut merupakan waktu yang kritis bagi tanaman diserang burung
b. Gunakan jaring untuk mengisolasi sawah dari serangan burung; luas sawah yang diisolasi kurang dari 0,25 hektar
c. Bila tanam tabela:
ü benih yang sudah disebar di sawah ditutup dengan tanah
ü benih yang digunakan harus lebih banyak
ü gunakan orang-orangan atau tali yang diberi plastik untuk menakut-nakuti burung
ü tanam serentak dengan sekitarnya, jangan menanam atau memanen di luar musim agar tidak dijadikan sebagai satu-satunya sumber makanan
d. Kendalikan habitat/sarang burung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar