Selasa, 12 September 2017

MENGUKUR KEBUTUHAN PUPUK MENGGUNAKAN PETAK OMISI

Salah satu unsure penunjang dalam keberhasilan usahatani adalah mencukupi kebutuhan hara tanaman. Tanaman yang memiliki kecukupan unsure hara tentu akan memiliki pertumbuhan, ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit, serta produksi yang lebih baik dibandingkan tanaman yang kekurangan unsure hara. Kebutuhan hara tanaman dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain : potensi hasil varietas, iklim, ketinggian tempat, ketersediaan hara dalam tanah, dan pola tanam.
1.       Potensi hasil varietas
Setiap varietas tanaman memiliki potensi hasil yang berbeda-beda, tanaman hibrida mimiliki potensi yang lebih besar dibandingkan dengan  varietas local. Rata-rata produktivitas tanaman padi adalah 6 ton/Ha GKP. Pada beberapa program peningkatan produksi menuju swasembada pemerintah berusaha menaikkan menjadi 7 ton/Ha GKP dengan inovasi-inovasi antara lain perubahan system tanam misalnya menggunakan jajar legowo, penggunaan alat dan mesin pertanian, pengelolaan hama dan penyakit secara terpadu, mengurangi kehilangan hasil, pengairan dan pemupukan yang tepat.


2.      Iklim (musim hujan atau musim kemarau)
Pada musim penghujan kandungan N yang ada di lahan sangat tinggi, yang berasal dari air hujan. Oleh akrena itu pada musim penghukan biasanya petani mengurangi dosis pemberian pupuk urea, jika berlebih bisa berakibat menurunnya hasil dan rentan terserang hama serta penyakit. Antisipasinya adalah selalu melakukan pengukuran keadaan hara di lahan. Sedangkan berbeda dengan musim kemarau yang kebutuhan pupuknya malah lebih tinggi.
3.      Ketinggian tempat diatas permukaan laut.
Beberapa tanaman memiliki persyaratan tumbuh, salah satunya adalah ketinggian dari muka laut. Ketinggian pada muka laut sangat berpengaruh kepada usia tanaman padi yang ditanam di dataran tinggi memiliki umur yang lebih panjang dibandingkan pada dataran rendah, penyebabnya salah satunya adalah kebutuhan akan sinar matahari. Hal tersebut juga mempengaruhi metabolism tanaman mengambil hara dari tanah yang dipergunakan untuk fotosintesis.  
4.      Ketersediaan hara dalam tanah
Padi yang ditanam pada lahan sawah tentu akan memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan yang ditanam pada lahan tegalan. Kandungan unsure hara dan keseburan tanah sangat berpengaruh terhadap besar dan kecilnya hasil produksi. Untuk selalu menjaga kandungan hara dalam tanah maka pemupukan organik harus rutin dilakukan, dan dilakukan pula pembenaman sisa hasil panen dan bahan organik ke dalam tanah.
5.      Pola tanam (monokultur, polikultur, rotasi tanaman)
Tanaman yang memiliki pola tanam dengan dirotasi tentu akan memiliki produksi yang lebih baik, selain mencegah serangan hama dan penyakit dengan memutus siklus hidup hama dan penyakit tersebut. Penanaman dengan rotasi juga bisa menjaga kesuburan tanah. Tanaman polikultur juga memiliki tingkat produksi yang lebih rendah karena adanya perbutan hara antar tanaman. Serta persaiangan dalam memperebutkan cahaya dan air.

Kebutuhan hara tanaman harus diketahui melalui pengujian-pengujian dan menggunakan indikator-indikator tertentu, agar pemupukan atau penambahan hara tertentu bisa tepat. Ada beberapa cara untuk mengukur kebutuhan hara dan kondisi hara di lahan sawah, antara lain dengan menggunakan Bagan Warna Daun (BWD), Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) dan menggunakan Petak Omisi. Dosis pupuk untuk tanaman padi sangat tergantung kepada beberapa hal sebagai berikut :
1.       Status hara atau suplai hara tanah
2.      Kebutuhan tanaman akan hara
3.      Kandungan hara dalam pupuk.

Manfaat dan dampak penerapan pemupukan spesifik lokasi.
1.       Pemberian pupuk yang tepat takaran, tepat waktu, dan tepat jenis.Pupuk yang diperlukan sesuai, maka pemupukannya akan lebih effisien, hasil tinggi, dan pendapatan petani meningkat.
2.      Pencemaran lingkungan dapat dihindari, kesuburan tanah tetap terjaga, dan produksi lestari.
3.      Mengurangi biaya pembelian pupuk.

Disebutkan di atas bahwa salah satu cara untuk mengukur dan menetukan dosis pupuk adalah dengan menggunakan petak omisi, Petak omisi disebut pula uji pengurangan satu unsur hara, secara lengkap pengertian petak omisi adalah suatu metode untuk menentukan takaran pupuk P dan K dengan cara membandingkan hasil padi yang dipupuk lengkap (NPK) dengan hasil padi tanpa salah satu unsur hara tersebut.
1.      Kriteria pemilihan lokasi petak omisi
a.      Kesuburan tanah dalam hamparan  harus seragam
b.      Sistem tanam menyangkut pola dan tata tanam sebisa mungkin seragam, karena hal ini akan mempengaruhi perbedaan kandungan unsure hara yang ada dalam tanah apabila vegetasinya berbeda,  ini disebabkan penyerapan unsure hara oleh tanaman yang satu berbeda dengan tanaman yang lain.
c.       Kondisi sosial ekonomi dalam kepemilikan lahan
d.      Kemudahan jangkauan untuk kunjungan lapang
e.      Partisipasi petani, hal ini sangat dibutuhkan dalam petak omisi. Sehubungan dengan pertisipasi petani ini dibutuhkan  koordinasi yang matang dengan petani atau kelompok tani yang lahannya akan digunakan sebagai lahan petak omisi.
petak Omisi
2.     Cara melakukan petak omisi
a.      Pilih 3-10 petani mewakili suatu wilayah dengan kriteria:
1)      Variasi kesuburan tanah di suatu wilayah,
2)     Variasi pola tanam,
3)     Tingkat kondisi sosial ekonomi berdasarkan luas pemilikan lahan dan tingkat kesejahteraan petani,
4)     Mudah dijangkau untuk kunjungan lapang, dan
5)     Kesediaan petani untuk melaksanakan pengkajian.
b.      Buat 4 petak ukuran 5 m x 5 m, dengan perlakuan pupuk:
1)      Petak ke-1 diberi pupuk lengkap N, P, dan K
2)     Petak ke-2 diberi pupuk N dan P (tanpa K)
3)     Petak ke-3 diberi pupuk N dan K (tanpa P) 
4)   Petak ke-4 diberi pupuk P dan K (tanpa N). 
c.       Gunakan benih bermutu, pengelolaan tanaman baik termasuk pengairan dan pengendalian hama penyakit. Air irigasi diatur agar air tidak masuk dari petak yang satu ke petak lainnya.
d.      Tiap petak perlakuan dipisahkan dari perlakuan lainnya dengan pematang (tinggi minimal 15 cm dan lebar 20-30 cm).
e.      Apabila petani biasanya menggunakan pupuk kandang, gunakanlah dosis yang sama pada petak omisi.
Pelaksanaan petak omisi di lapangan
Skema pengaturan aliran air pada petak omisi

3.     Perhitunganpetak omisi
a.      Gunakan hasil panen petak omisi sebagai indikator potensi suplai hara tanah
b.      Hitung rata-rata hasil panen petak omisi dari lahan yang terwakili untuk mendapatkan estimasi rekomendasi domain (wilayah)
c.       Kebutuhan pupuk di tentukan dengan tabel sebagai berikut:
Tabel dosis P yang diperlukan
Dosis K dengan pengembalian seluruh jerami
Tabel Dosis K yang diperlukan apabila tanpa pengembalian jerami



Tidak ada komentar:

Posting Komentar