Cara tanam padi disesuaiakan dengan kondisi lahan yang akan ditanami. Pada sawah irigasi piihan cara penanaman padi lebih banyak dengan potensi hasil yang tentu lebih besar dibandingkan dengan tanah tegalan. Cara tanam padi akan selalu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntutan akan produk pertanian baik dari segi jumlah dan kualitas serta isu-isu terkait kelestarian lingkungan. Berkembangnya cara tanam padi sering tidak bisa diikuti oleh petani karena penerapan suatu inovasi membutuhkan waktu yang tidak singkat, sehingga masih banyak ditemukan di lapangan petani yang menerapkan cara tanam acak dan tegel, padahal cara tersebut terbilang cara yang kuno dengan tingkat produksi lebih rendah dibandingkan dengan jajar legowo. Pendampingan secara terus-menerus oleh penyuluh pertanian memang sangat diperlukan untuk mengubah kebiasaan petani yang kurang memberikan manfaat menuju peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani itu sendiri.
Dalam budidaya padi SRI terdapat prinsip dasar yang membedakan antara SRI dengan budidaya cara lain , yaitu :
Tujuan Legowo
A. PENANAMAN PADA SAWAH IRIGASI
1. Tanam pindah
Bibit yang ditanam berjumlah 1 – 3 bibit per rumpun dengan menggunakan bibit muda berumur antara 10 – 15 hari. Penggunaan bibit muda dapat menekan stres bibit pada saat dipindah dan dapat menghasilkan jumlah anakan yang lebih banyak sehingga penggunaan benih dapat dihemat. Pengaturan tanaman dilahan pertanaman dapat dilakukan dengan berjajar atau segi empat yang selanjutnya dikenal dengan istilah legowo dan tegel.
a. SRI (System Rice Intensification)
Cara tanam dengan metode SRI merupakan pendekatan dalam praktek budidaya padi yang menekankan pada manjemen pengelolaan tanah, tanaman dan air melalui pemberdayaan kelompok dan kearifan lokal yang berbasis pada kegiatan ramah lingkungan. Jika di kaji mendalam goal atau tujuan dari SRI hampir sama dengan jajar legowo yaitu untuk mencoba meningkatkan hasil, perbedaannya adalah produk yang ingin dihasilkan. SRI menekankan produk yang sehat (organik), sedangkan legowo adalah semakin banyaknya hasil panen (semi organik) dengan masih menggunakannya input kimia yang dikurangi. Tetapi dalam praktek dilapangan ditemukan jajar penggabungan sistem tanam jajar legowo dengan SRI, menginginkan produk yang sehat dengan menanam cara legowo.
Latar belakang dari sistem tanam SRI ini adalah kondisi tanah pertanian yang semakin redah tingkat kesuburannya, sehingga berdampak terhadap penurunan hasil produksi. Yang kedua adalah peningkatan sarata produksi seperti benih, pupuk kimia dan pestisida pada awalnya dapat meningkatkan produksi, namun selanjunya tingkat produksi malah semakin menurun.
Tujuan dari penanaman dengan cara SRI antara lain adalah :
1) Memperbaiki kualitas dan kesuburan tanah melalui pemberian asupan bahan organik
2) Mengefisienkan penggunaan saprodi dan pemanfaatan air
3) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam pertanian organik, dan produk organik
4) Mengembangkan usahatani yang ramah lingkungan
Gambar 1. penyemaian benih pada SRI |
Dalam budidaya padi SRI terdapat prinsip dasar yang membedakan antara SRI dengan budidaya cara lain , yaitu :
1) Pada saat pengolahan lahan dilakukan pemberian bahan organik (pupuk kandang, bokasi, kompos) yang proses dekomposisinya dipercepat menggunakan mikro organisme lokal (MOL)
2) Pembuatan parit keliling dan melintang dengan kedalaman dan lebar 40 cm, kegunaannya adalah untuk mengatur air. Pengairan menggunakan sistem basah kering
3) Pembuatan persemaian dengan cara kering/ tidak digenangi dan dilakukan penyiraman setiap hari dengan media tanah dan bahan organik perbandingan 1:1
4) Kebutuhan benih lebih sedikit karena benih yang ditanam 1 lubang 1 tanaman, dengan rata-rata kebutuhan benih per hektar lahan 10-15Kg
5) Penanaman padi secara dangkal dengan akar membentuk L (tidak tertekuk) saat bibit berumur 5-7 hari, dengan jarak tanam lebar 25x25cm, 30x30cm, 40x40cm
6) Pengelolaan air pada metode sri yaitu pada vase vegetatif diberikan macak-macak, kecuali pada saat penyiangan dengan digenangi setinggi 2-3 cm
7) Pemeliharaan meliputu penyiangan sebanyak 4 kali , penyemprotan MOL atau pupuk organik cair, penyulaman dan pengendalian OPT dengan konsep PHT yang ramah lingkungan
8) Pemupukan dengan menggunakan pupuk organik
b. Legowo
Caratanam jajar legowo untuk padi sawah secara umum bisa dilakukan dengan berbagai tipe yaitu: legowo (2:1), (3:1), (4:1), (5:1), (6:1) atau tipe lainnya. Namun dari hasil penelitian, tipe terbaik untuk mendapatkan produksi gabah tertinggi dicapai oleh legowo 4:1, dan untuk mendapat bulir gabah berkualitas benih dicapai oleh legowo 2:1.
Pengertian jajar legowo 4 : 1 adalah cara tanam yang memiliki 4 barisan kemudian diselingi oleh 1 barisan kosong dimana pada setiap baris pinggir mempunyai jarak tanam >2 kali jarak tanam pada barisan tengah. Dengan demikian, jarak tanam pada tipe legowo 4 : 1 adalah 20 cm (antar barisan dan pada barisan tengah) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong).
Pengertian jajar legowo 2 : 1 adalah cara tanam yang memiliki 2 barisan kemudian diselingi oleh 1 barisan kosong dimana pada setiap baris pinggir mempunyai jarak tanam 1/2 kali jarak tanam antar barisan. Dengan demikian, jarak tanam pada tipe legowo 2 : 1 adalah 20 cm (antar barisan) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong).
Modifikasi jarak tanam pada cara tanam legowo bisa dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Secara umum, jarak tanam yang dipakai adalah 20 cm dan bisa dimodifikasi menjadi 22,5 cm atau 25 cm sesuai pertimbangan varietas padi yang akan ditanam atau tingkat kesuburan tanahnya.
Tujuan Legowo
Tujuan cara tanam legowo adalah :
1. Memanfaatkan sinar matahari bagi tanaman yang berada pada bagian pinggir barisan.
2. Mengurangi kemungkinan serangan hama, terutama tikus.
3. Menekan serangan penyakit.
4. Mempermudah pelaksanaan pemupukan dan pengendalian hama / penyakit.
5. Menambah populasi tanaman.
c. Hazton
Cara tanam hazton adalah cara tanam yang menggunakan bibit dalam jumlah yang lebih banyak dan umur bibit yang tua. Tujuan dari hazton adalah meningkatkan produksi dengan melakukan rekayasa rumpun padi dan jumlah tanaman dalam rumpun agar bermalai semua.
d. Tegel
Disebut “tegel” karena penempatan tanaman kelehatan seperti susun tegel rumah dimana jarak sisinya sama misalnya 20 X 20 cm atau 25 X 25 cm. Untuk varietas padi yang memiliki jumlah anakan relative sedikit atau pada lahan yang kurang subur bisa menggunakan jarak tanam yang lebih rapat (20 X 20 cm), sebaliknya untuk varietas yang memiliki jumlah anakan relative lebih banyak atau pada lahan yang subur dapat digunakan jarak tanam yang lebih longgar. Pada jarak tanam ini total populasi per satuan luas lebih rendah dibandingkan dengan legowo.
e. Acak
Disebut “acak” karena penanaman dilakukan tanpa menggunakan ukuran sehingga jika dilihat tanaman tidak tertata rapi, jarak tanam nya tidak menggunakan ukuran. Cara tanam acak merupakan cara tanam yang memberikan produksi paling rendah, sehingga perlu untuk mendapatkan pendampingan dan penyuluhan agar merubah system tanam/cara tanamnya menjadi tegel kemudian berkembang lagi menjadi legowo. Pada lahan yang menggunakan cara tanam acam, pemeliharaan tanaman padi lebih sulit dilakukan terutama sewaktu membersihkan gulma karena tidak bisa menggunakan osrok/landak, pemupukan dan penyemprotan juga sangat sulit karena tidak tertata dengan rapinya tanaman. Membuat banyak terinjak-injkanya tanaman karena menghalangi jalan.
2. Tanam Benih Langsung (Tabela)
Penanaman padi secara langsung (Tabela) membutuhkan benih sekitar satu setengah kali lebih banyak dibandingkan dengan cara tanam pindah, kebutuhan benih mencapai 30-40 kg/ha. Oleh karenanya, benih yang akan ditanam harus bermutu baik. Sebelum benih disebar terlebih dahulu diredam air selama + 12 jam dan dianginkan selama + 12 jam. Kemudian benih dapat disebar di petak sawah dengan menggunakan Atabela (Alat tanam benih lansung) dan jarak tanam 20 X 30 X 20 cm.
Keuntungan dan kelemahan sistem Tabela
a. Keuntungan
1. Masa produksi lebih pendek, 7-10 hari lebih cepat dari tanam pindah (Tapin).
2. Menghemat tenaga kerja
3. Menghemat penggunaan air
4. Meningkatkan hasil persatuan luas
5. Jumlah anakan tidak produktif menurun
b. Kerugian
1. Resiko kerebahan tanaman tinggi
2. Tingkat kerusakan tanaman oleh hama tikus cukup tinggi
3. Kebutuhan benih relatif banyak
4. Pengolahan tanah harus sempurna.
B. PENANAMAN PADI GOGO
Waktu tanam yang baik ialah bila curah hujan sudah mencapai 200 mm/bulan atau sekitar 60 mm/dekade dengan 2 - 3 hari hujan. Penentuan waktu tanam dapat juga didasarkan pada kedalaman basah tanah, yaitu bila tanah telah basah pada kedalaman 10 -20 cm dari permukaan tanah, maka sudah dapat dilakukan tanam padi gogo.
Tanam padi gogo dapat dilakukan dalam larikan, terutama untuk daerah yang datar. kedalaman larikan hendaknya 3 - 5 cm. bila hujannya tetap dan hari hujan merata, maka benih yang ditanamkan akan cepat tumbuh. Pada daerah berlereng, cara tanam padi gogo yang aman adalah dengan sistem tugal, karena benih dapat berada di kedalaman 4 - 5 cm dengan kelembaban tanah yang cukup setelah itu lubang tugalan di timbun. Tanam tugal dapat mengantisipasi hilangnya benih akibat run off saat ada hujan.
Gambar 6. Tanam Padi Gogo di Areal Hutan |
C. RANGKUMAN
Pada lahan sawah irigasi dengan tanam pindah, bibit yang ditanam berjumlah 1 – 3 bibit per rumpun dengan menggunakan bibit muda berumur antara 10 – 15 hari. Kecuali untuk cara taam hazton yang menggunakan bibit lebih banyak dan umr bibit lebih tua. Pengaturan tanaman dilahan pertanaman dapat dilakukan dengan berjajar atau segi empat yang selanjutnya dikenal dengan istilah legowo dan tegel. Legowo adalah cara tanam padi sawah yang memiliki beberapa barisan tanaman kemudian diselingi oleh 1 baris kosong dimana jarak tanam pada barisan pinggir ½ kali jarak tanaman pada baris tengah. Penanaman cara “tegel” karena penempatan tanaman kelihatan seperti susun tegel rumah dimana jarak sisinya sama misalnya 20 X 20 cm atau 25 X 25 cm. Cara tanam dipilih dengan dasar pertimbangan hasil dan tujuan yang ingin dicapai. Penggunaan cara SRI memiliki tujuan untuk menghasilkan produk pertanian yang sehat, sedangkan jajar legowo dan Hazton ingin mendapatkan produksi yang maksimal.
Tanam benih langsung (tabela) memiliki beberapa keuntungan, diantaranya adalah :Masa produksi lebih pendek, 7-10 hari lebih cepat dari tanam pindah (Tapin), Menghemat tenaga kerja, Menghemat penggunaan air dan Meningkatkan hasil persatuan luas. Sedangkan kelemahannya adalah : Resiko kerebahan tanaman tinggi, Tingkat kerusakan tanaman oleh hama tikus cukup tinggi, Kebutuhan benih relatif banyak dan perlu pengolahan tanah sempurna.
Waktu tanam yang baik untuk pagi gogo ialah bila curah hujan sudah mencapai 200 mm/bulan atau sekitar 60 mm/dekade dengan 2 - 3 hari hujan. Penentuan waktu tanam dapat juga didasarkan pada kedalaman basah tanah, yaitu bila tanah telah basah pada kedalaman 10 -20 cm dari permukaan tanah, maka sudah dapat dilakukan tanam padi gogo. Penanaman dilakukan dalam larikan, kedalaman larikan 3 - 5 cm. Pada daerah berlereng, cara tanam padi gogo yang aman adalah dengan sistem tugal, karena benih dapat berada di kedalaman 4 - 5 cm dengan kelembaban tanah yang cukup setelah itu lubang tugalan di timbun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar