Sabtu, 13 Februari 2016

MENGATASI LALAT PADA PETERNAKAN SAPI

Pada musim hujan populasi lalat di kandang akan menjadi semakin banyak, lalat-lalat ini tidak hanya hinggap pada tubuh ternak dan bisa menyebabkan penyakit, apalagi jika ternak luka bisa manjadi busuk lukanya. Tetapi kondisi banyaknya lalat juga akan mengganggu ternak karena lalat-lalat di kandang ternak umumnya menghisap darah pada ternak, sehingga banyak luka pada tubuh ternak, terutama kaki. Sapi saya pernah terjatuh karena banyaknya lalat, sapi menjadi gelisah dan akhirnya terpeleset/"kesrimpet" tali kakinya menyebabkan kakinya luka. Jika Anda mengalami kondisi sapi terluka karena hal tersebut sebaiknya segera di obati, untuk luka luar karena "kesrimpet" tali bisa diobati dengan super tetra.
Obat ini bisa dibeli di toko-toko dengan harga eceran Rp.1.500 per kapsul. Cara penggunaannya dengan dioleskan pada luka bekas tali tersebut, tunggu 1 hari luka akan kering. Dengan di olesi obat ini lalat juga tidak akan hinggap, sehingga luka tidak membusuk.
Sebelum kejadian seperti itu terjadi lalat-lalat yang terus bertambah dari hari ke hari pada musim penghujan perlu dibasmi. Aku pernah mencoba beberapa cara untuk membunuh/mengusir lalat-lalat tersebut mulai dari memasang lem perekat lalat yang akhirnya kertas lemnya banyak dimakan sapi, hingga menggunakan obat hama pertanian dan obat lalat kimia.
Penggunaan lem lalat cukup efektif mengurangi populasi lalat. Harga lemnya Rp1.000, pas sedikit lalat, ketika lalat banyak dimana-mana penjual biasanya menaikkan harganya dari Rp500-Rp1.000,- perkertas lemnya. Kekurangan dari penggunaan lem lalat ini adalah bisa dimakan sapi. Aku menempatkan lem ini di dekat sapi, semua dimakan. Kekurangan ke dua adalah lalat tetap mengganggu sapi.
Penggunaan obat hama pertanian bisa berdampak berbahaya bagi ternak, karena biasanya ternak menjilati bagian tubuh tertentu seperti kaki dan perut. Lalat-lalat suka menghisap darah di kaki ternak. Sehingga cara ini tidak di rekomendasikan.
Penggunaan obat kimia untuk lalat, yang pernah aku coba adalah merek dagang Ralat dan Tricloflor. Harga Ralat Rp.18.000 sedangkan triclofor Rp 8.000/sachet. Aku mencoba Ralat dengan mengencerkan 1 tutp ke dalam satu liter air bisa membunuh lalat. Satu sachet triclofor aku encerkan dengan 1,5 liter air bisa membunuh lalat. Triclofor memeiliki efek cepat dalam membunuh lalat, lalat terkena semprotan langsung jatuh dan mati. Keunggulan obat ini tidak berbahaya bagi ternak. Sedangkan kekurangannya adalah menguras kantong karena lalat akan terus berdatangan selama musim hujan/ musim buah.
Obat yang baru aku coba adalah menggunakan bahan organik, obat ini yang menurut saya lebih murah dan tidak kalah ampuh dengan obat kimia untuk lalat. Bahan-bahan pembuat obat ini adalah :
1. Tembakau 1/4 Kg, bisa beli di pasar tradisional. Aku beli Rp 5.000 dapat 1 Kg, beli tembakau yang paling jelek saja, kalau dalam bahasa jawa "remuk-remukan".
 2. Isi mahoni 1/4 Kg, biasanya pada saat musim kemarau pohon mahoni akan menggugurkannya. Warnanya coklat, jatuh dari pohon seperti kincir. Diambil isinya warnanya putih dan rasanya pahit.

3. Shampo 1sachet, sebagai perekat.
4. Air 4 liter

Cara pembuatan :
1. Isi mahoni ditumbuk halus, gunakan tumbukan khusus, jangan menggunakan tumbukan untuk makanan karena bisa menyisakan rasa pahit pada tumbukan tersebut.
2. Siapkan wadah/ember, masukkan tumbukan mahoni tersebut kedalam ember kemudian masukkan pula tembakau.
3. Masak air sampai mendidih kemudian tuangkan semua ke dalam ember yang telah berisi tumbukan mahoni dan tembakau sambil diaduk-aduk menggunakan kayu.
4. Tunggu hingga dingin kemudian saring.
5. Hasil saringan tersebut kemudian dicampur dengan 1 sachet sampho. Tidak perlu diencerkan lagi dengan air, masukkan kedalam sprayer dan semprotkan pada tubuh ternak terutama kaki dan perut yang biasa dihinggapi lalat. Jangan menyemprot kepala ternak, karena rasa obat ini pedas di mata dan pahit. Bisa juga menyemprot langsung ke lalat. Lalat yang terkena semprotan akan jatuh.

Keunggulan obat organik ini adalah tidak berbahaya bagi ternak dan murah. Kekurangnya adalah sulit mencari biji mahoni, jika terjilat ternak ternak akan merasa kepahitan biasanya ditandai dengan mulut yang berliur. Tetapi bisa diantisipasi dengan menyiapkan air untuk minum ternak yang sudah dicampur garam.

Cara lain yang dapat dicoba untuk mengusir lalat adalah dengan membakar sisa makanan ternak terutama jerami. Karena yang dimanfaatkan adalah asap dari pembakaran jerami maka jerami yang telah terbakar ditutupi dengan kotoran ternak, bisa yang masih basah atau yang sudah kering, atau bisa juga di tutup dengan sisa rumput yang basah dan telah terinjak-injak sapi. Saya biasanya menggunakan yang masih basah dengan jumlah yang sedikit, jika terlalu banyak nanti apinya akan mati. Asap dari pembakaran jerami tersebut akan mengusir lalat bahkan nyamuk sehingga sapi bisa tidur pulas pada malam hari. Selain untuk mengusir lalat cara ini juga bermanfaat untuk membersihkan lantai kandang, hasil dari pembakaran / abu bisa di manfaatkan sebagai pupuk karena kandungan silikanya banyak. Perlu diperhatikan pada saat membakar jerami hindarkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar dan agak menjauh dari ternak, karena walaupun seperti tidak panas jika dilihat dari luar, tetapi kalau tumpukan jerami yang telah terbakar tersebut dibuka maka ada bunga api yang menyala sangat panas sekali.
pembakaran sisa makanan ternak
 
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar