Sabtu, 22 Agustus 2015

6 UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADI

Pada masa sekarang kita menghadapi tantangan dengan semakin banyaknya jumlah penduduk Indonesia maka bertambah pula konsumsi terhadap kebutuhan pokok terutama beras. Sedangkan lahan pertanian banyak yang telah beralih fungsi menjadi non pertanian. Untuk menjawab tantangan tersebut perlu adanya suatu cara untuk meningkatkan produksi tanaman pangan terutama padi sebagai penghasil makanan pokok masyarakat Indonesia. Melalui kegiatan intensifikasi tanaman padi produksi dapat meningkat, hanya saja perlu diperhatikan bahwa kegiatan intensifikasi sudah berubah haluan dari mengedepankan penggunaan input kimia menuju pengurangan input kimia terutama pupuk dan obat. Bahkan tantangan ke depan terwujudnya pertanian yang selaras dengan alam, dalam hal ini penggunaan bahan-bahan kimia diperbolehkan tetapi secara bijaksana sehingga tidak merusak alam dan lingkungan usahatani. 6 Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi padi antara lain :
1. Tanam bibit muda
Bibit sudah bisa di pindah tanam setelah 7HSS(Hari setelah semai)-20HSS. Semakin muda umur bibit yang di pindah tanamkan ke lahan maka diharapkan tingakat stress bibit akan semakin sedikit, selain itu dengan tanam bibit muda tanaman akan lebih cepat beradaptasi dan memiliki jumlah anakan yang lebih banyak. Berkaitan dengan jumlah anakan ada berbagai fktor penentu selain tanam bibit muda antara lain : tingkat kesuburan tanah. Pembenaman sisa-sisa jerami kedalam tanah mampu meningkatkan kesuburan tanah tetapi penting juga untuk melakukan pengomposan sisa-sisa jerami dan kotoran ternak sehingga tanah menjadi lebih subur. Baca juga cara melakukan persemaian tanaman padi
Manfaat tanam bibit muda :

  • Mengurangi stagnasi pertumbuhan setelah tanaman pindah tanam
  • Pertumbuhan akar cepat/dalam sehingga tanaman menjadi tahan rebah
  • Umur panen lebih cepat
  • Tanaman lebih sehat sehingga hasil akan meningkat

2. Penggunaan sistem tanam JAJAR LEGOWO
Tanaman memiliki kebutuhan akan Cahaya matahari dan udara untuk menunjang pertumbuhannya. Dapat dibuktikan dengan perbedaan kondisi tanaman yang terkena sinar matahari penuh dan terlindungi dari sinar matahari, baik itu pertumbuhan maupun produksinya akan lebih bagus ketika tanaman mendapatkan sinar matahari penuh, begitu pula dengan udara. Dengan penggunaan sistem jajar legowo yang tepat maka tanaman akan mendapatkan cukup sinar matahari dan udara sehingga pertumbuhannya dan hasilnya lebih bagus. Selain itu dengan sistem tanam jajar legowo jumlah rumpun tanaman akan semakin meningkat sehingga produksi bisa meningkat tanpa harus menambah luasan lahan. Baca juga cara bercocok tanam dengan sistem jajar legowo
3. Tanam bibit dangkal
Bibit ditanam pada lahan sawah dengan kondisi air yang macak-macak / lahan tidak tergenang air. Penanaman dilakukan secara hati-hati dengan cara diselipkan. Jika bibit ditanam tidak dengan cara diselipkan kemungkinan besar akar akan tertekuk keatas. kondisi akar yang tertekuk ke atas menyebabkan tanaman memerlukan waktu kurang lebih 7hari untuk dapat tumbuh dengan baik. Akar bibit harus horisontal atau berbentuk huruf L. Bibit ditanam sedalam 1cm-2cm, setelah tanam tidak dilakukan pengairan hingga tanah agak retak.
4. Satu lubang satu tanaman
Bibit ditanam pada lahan sawah dengan satu lubang satu bibit sehingga diharapkan tidak terjadi persaingan dalam pemenuhan kebutuhan akan air dan hara pada saat tanaman mulai akan tumbuh. Selain itu dengan penanaman satu lubang satu tanaman akan diperoleh manfaat peningkatan jumlah anakan dan penghematan kebutuhan benih. Tetapi perlu juga diperhatikan untuk menyiapkan bibit sebagai sulaman. Untuk daerah-daerah yang endemik serangan keongmas bisa menanam lebih dari satu bibit maksimal 3 bibit satu lubang tanam dengan umur bibit yang lebih tua.
5. Pengairan berselang
Pengairan berselang memiliki 10 keuntungan :
1. Menghemat penggunaan air irigasi, sehingga areal yang bisa dialiri lebih luas
2. Memberikan kesempatan akar untuk tumbuh lebih bagus karena ada udara yang masuk ke dalam tanah lebih banyak. Akar yang berkembang lebih dalam akan menyerap unsur hara dan air yang lebih banyak pula.
3. Mencegah timbulnya keracunan besi pada tanah baru digunakan untuk budidaya lahan kering.
4. Mencegah penimbunan asam organik dan gas hidrogen sulfida yang menghambat perkembangan akar.
5. Mengaktifkan jasad renik (mikroba tanah yang bermanfaat)
6. Mengurangi kerebahan tanaman karena terlalu sukulen
7. Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dan gabah).
8. Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen
9. Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanam (lapisan olah)
10. Memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng cekelat dan penggerek batang.

Teknis penerapan pengairan berselang ini adalah:

  •  Pada saat tanaman berumur 3HST (hari setelah tanam) petakan sawah dialiri dengan tinggi genangan 5cmdan selama 2 hari berikutnya tidak ada penambahan air sampai kondisi air di petakan habis dan tanah mengering sedikit retak.
  • Heri ke 4 (7HST) petakan sawah dialiri kembali hingga genangan air setinggi 5cm dan tidak ada penambahan air sampai kondisi air di patakan habis dan tanam mengering agak sedikir retak.
  • cara ini dilakukan terus sampai fase anakan maksimal.
  • Pada saat mulai fase pembentukan malai (bunting) sampai pengisian biji petakan sawah digenangi terus. Petakan dikeringkan kembali saat 10-15 Hari sebelum panen.
Pada tanah yang cepat menyerap air atau berpasir selang waktu pengairan harus diperpendek. Apabila ketersediaan air pada satu musim tanam tidak mencukupi selang waktu pengairan dapat diperpanjang hingga 5 hari. Kelemahan cara ini adalah : pengamatan yang cermat dan teliti sebab jangan sampai tanaman mengalami kekeringan. Cara pengairan berselang hanya cocok diterapkan pada lahan dengan sistem pengairan irigasi, untuk lahan yang drainasenya tidak bagus (tanah sulit dikeringkan) dan tanah tadah hujan tidak layak diterapkan pengairan berselang.
6. Pemupukan berimbang
Dampak yang disebabkan oleh penggunaan bahan kimia dalam pengelolaan usahatani adalah degradasi lahan, jika penggunaanya tidak bijaksana. Oleh karena itu perlu adanya penambahan unsur organik di dalam lahan pertanian / sawah agar tanah tidak sakit. Tanah yang sakit menyebabkan terjadinya penurunan produksi, wlaupun dilakukan penambahan pupuk tidak akan meningkatkan hasil secara signifikan. tanah yang sakit tersebut juga akan menyebabkan pemborosan pupuk sehingga meningkatkan biaya produksi.
Manfaat penambahan bahan organik pada lahan :

  • Memperbaiki struktur tanah
  • Meningkatkan kesuburan biologi(sumber hara), kimia tanah
  • Meningkatkan aktifitas mikroorganisme tanah
  • Vigor dan kesehatan tanaman meningkat
Penambahan bahan organik dapat dengan cara pengomposan jerami sisa panen atau menggunakan pupuk kandang. Jerami merupakan sumber hara alami yang sangat murah, pembenaman jerami per Ton pada lahan sawah setara dengan N (+- 4-5Kg Urea/Ton) dan unsur K (+- 10Kg KCL/Ton). Sedangkan setiap Ton pupuk kandang mengandung setara dengan 12,5Kg Urea, 25 Kg SP36, 10 Kg KCL.
Pemupukan harus dilakukan spesifik lokasi maksudnya adalah untuk meningkatkan efisiensi pemupukan yang didasarkan pada kemampuan tanah menyediakan hara, kebutuhan tanaman, dan target produksi. Acuan utama adalah Peraturan Menteri Pertanian No.40/OT.140/4/2007 . Pemupukan urea juga harus mengacu pada Bagan Warna Daun (BWD).
Baca juga Pemupukan pada tanaman padi dan Pertanian organik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar