Kamis, 24 September 2015

CARA MEMBUAT MOL (MIKRO ORGANISME LOKAL)

MOL adalah kumpulan mikro organisme yang dapat diternakkan yang berfungsi sebagai starter dalam pembuatan pupuk kandang/kompos/bokasi.
Berikut adalah contoh beberapa cara membual MOL secara sederhana :
1. Membuat MOL tapai
- Bahan : Botol aqua bekas, Tapai singkong/ketan 1 Ons, air bersih 1 liter, dan gula pasir 1 sendok makan.
- Cara Pembuatan : Masukkan tapai ke dalam botol aqua
                   Isikan air ke dalam botol sampai agak penuh
                   Masukkan gula ke dalam botol
                   Kocok botol sampai gula bisa larut
                   Biarkan botol terbuka hingga 5 hari
Setelah 5 hari MOL sudah jadi dan bisa di gunakan. Jika ingin memperbanyak MOL bisa dengan cara membagi rata MOL yang sudah jadi ke dalam dua botol lalu isikan air dan tambah gula sebanyak 5 sendok makan pada masing-masing botol

2. Membuat MOL Nasi
- Bahan : Nasi basi, air bersih 1 liter, gula pasir 5 sendok makan, Kardus bekas, dan daun pisang.
- Cara Pembuatan : Kepal nasi seperti bola pingpong
                   Letakkan dlm kardus kemudian tutup dg daun pisang
                   Biarkan selama 5 hr, smp tumbuh jamur wrna jingga
                   Masukkan nasi tsb ke dlm botol yg berisi air gula
                   Biarkan selama 1 minggu.
Setelah 1 minggu cairan dalam botol tersebut akan mengeluarkan bau seperti tapai dan siap digunakan.

3. Membuat MOL Nanas
- Bahan : Botol bekas, Nanas, dan air kelapa.
- Cara Pembuatan : Tumbuk halus nanas
                   Masukkan nanas yang telah di tumbuk tersebut ke
                   dalam botol yang telah berisi air kelapa;
                   Kocok hingga campuran menjadi homogen
                   Biarkan selama 1 minggu, setelah 1 minggu cairan dapat digunakan.

4. MOL Alternatif
Pada pembuatan MOL lebih tepat jika memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan. MOL ini nantinya akan bermanfaat sebagai dekomposer dalam proses pembuatan pupuk. Dengan menggunakan bantuan bakteri dekomposer maka proses pembuatan pupuk akan semakin cepat dan berkualitas.

Membuat Pupuk Kandang Dengan MOL
Bahan : Kotoran ternak 5 Karung, Serbuk gergaji 4 Karung, Arang sekam 1 Karung, MOL 2,5 liter, Air secukupnya.
Cara Pembuatan : 1.Kotoran ternak, arang sekam dan serbuk gergaji di
                   campur merata
                 2.Campur larutan MOL 2,5 liter dengan air
                 3.Siramkan larutan MOL tersebut ke dlm campuran no1
                 4.Aduk rata pupuk dan kumpulkan sampai ketinggian 
                   75cm, tutup dengan plastik/terpal sampai rapat
                 5.Tiap 5hari sekali di balik sampai 15 hari
                 6.Pupuk sudah bisa digunakan jika dikepal tidak 
                   terasa panas dan remah.

CARA PEMBUATAN BOKASE / BOKASI

Hal yang paling penting dalam kegiatan budidaya tanaman adalah pemupukan, melaui pemupukan kita bisa mendapatkan produktfitas yang meningkat, bermutu dan berkualitas, serta meningkatkan resistensi tanaman terhadap serangan OPT (organisme pengganggu tanaman). Pemupukan yang dianjurkan Tepat Waktu, Tepat Jenis, Tepat Ukuran, Tepat Sasaran, dan Tepat Cara. Pemupukan yang baik juga akan menurunkan biaya produksi dan menjaga kelestarian tanah serta alam. Pemupukan dengan pupuk ramah lingkungan dapat menggunakan Bokase.
Bokase merupakan kompos hasil fermentasi bahan organik / peragian dengan teknologi bio plant.
Pentingnya menggunakan pupuk yang ramah lingkungan dan penggunaan pupuk kimia yang Tepat adalah menjaga agar tanah tidak menjadi kritis, jika tanah sudah kritis maka akan sulit untuk mengembalikan menjadi produktif lagi, bahkan jumlah dosis pupuk untuk kebutuhan tanaman akan meningkat terus akan berdampak pada peningkatan biaya produksi dan penurunan hasil panen. 
Dampak dari penggunaan pupuk kimia yang tidak berimbang antara lain:
1. Penimbunan residu dalam tanah sehingga daya dukung tanah terhadap tanaman tidak sempurna (produktivitas lahan berkurang)
2. Tanaman makin rentan terhadap hama dan penyakit (Sehingga meningkatkan biaya dalam pembelian pestisida)
3. Untuk mendapatkan hasil yang tinggi maka ketergantungan terhadap pupuk kimia dan pestisida meningkat;

Sedang jika lahan pertanian diaplikasikan pupuk kandang maka kesuburannya akan terjaga, penggunaan pupuk kimia sebenarnya bagus asalkan Tepat baik itu Tepat Waktu, Tepat Ukuran, Tepat Jenis, Tepat Sasaran, dan Tepat Cara. Sehingga smua pupuk kimia dapat diserap oleh tanaman dan tidak tertinggal menjadi residu di dalam tanah yang dapat merusak kesuburan tanah.
Fungsi pupuk Kandang adalah :
1. Memperbaiki struktur tanah;
2. Penyedia unsur hara makro dan mikro;
3. Menambah kemampuan tanah dalam menahan air;
4. Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur hara (melepas sesuai dengan kebutuhan);
5. Sumber energi bagi mikro organisme (perkembang biakan), sehingga mikro organisme dapat melepas hara untuk tanaman.

Pada pupuk kimia kandungan di dalamnya hanya unsur-unsur makro sedangkan unsur mikro tidak ada, contoh Urea mengandung N 46%, Phonska mengandung N P K dan S. Bebeda dengan pupuk kandang yang memiliki banyak kandungan unsur hara baik Makro maupun Mikro yang di butuhkan tanaman untuk tumbuh hingga berbuah. 
Kandungan unsur hara pupuk kandang adalah sebagai berikut :
Dibandingkan dengan pupuk kimia memang prosentase jumlah kandungan unsur haranya lebih sedikit, sehingga ketika petani mencoba menerapkan pertanian organik maka untuk mendapatkan hasil yang sama banyak ketika menggunakan pupuk kimia diperlukan waktu yang lama untuk memeperbaiki struktur tanah dan meningkatkan jumlah unsur hara dalam tanah. Tanaman akan tetap tumbuh baik sekalipun jumlah unsur haranya lebih sedikit asalkan pemberiannya konstan (tidak berubah ubah) dan teratur/berkelanjutan.
- Unggas memiliki kandungan P (phosfor) yang tinggi karena jenis konsentrat yang diberikan;
- Sapi : Kandungan serat kasarnya tinggi ditandai dengan rasio c/n >40, ini akan menghambat pertumbuhan tanaman sehingga pemberiannya harus dibatasi. Untuk menurunkan kadar C harus dengan pengomposan, rasio C/n dapat dimanfaatkan tanaman jika sudah berada pada angka <20 .="" font="" nbsp="">
Kotoran sapi memiliki kandungan air yang tinggi, sehingga waktu pengomposan harus di tambah bahan yang menyerap air contoh : serbuk gergaji, arang sekam.
- Kambing : Teksturnya berbentuk butiran yang sangat keras , sehingga berpengaruh terhadap proses dekomposisi, c/n rasio > 30.
- Kuda : Rasio c/n paling rendah sehingga aman untuk tanaman. Hal ini karena pakan yang diberikan berupa dedak.

Membuat pupuk yang berkualitas dan baik dapat menggunakan Orgadec ( Organik dekomposer) yaitu bio aktivator pengomposan yang dapat menghancurkan bahan  organik mentah dalam waktu yang singkat dan bersifat antagonis terhadap beberapa penyakit akar. 
Mikroba yang digunakan pada Orgadec adalah : Trichoderma dokoningi dan Cytophaga sp. Yang menghasilkan enzim penghancur lignin dan selulosa secara bersamaan.
Keunggulan dari penggunaan Orgadec adalah : Memiliki kemampuan menurunkan C/N rasio secara cepat; tidak membutuhkan tambahan nutrisiantagonis terhadap penyakit jamur; mengurangi pertumbuhan gulma; mengandung unsur hara makro dan ZPT (Zat Perangsang Tumbuh); tidak perlu melakukan proses pembalikan bahan baku.

Cara penggunaan Orgadec adalah sebagai berikut :
1. Aduk orgadec dengan pupuk sampai rata. Aturannya 1Kg orgadec untuk 200 Kg pupuk;
2. Siram air mencapai 50%;
3. Tutup pupuk menggunakan karung ataupun plastik;
4. 14 hari sudah jadi ditandai dengan warna yang lebih hitam.

Selain meggunakan Orgadec juga dapat menggunakan Stardec dengan mikroba yang digunakan : Lignolitik, Selulotik, Proteolitik, Lipolitik, dan mikroba fiksasi nitrogen non simbiosis.
Di atas tadi disebutkan bahwa pengomposan menggunakan bioaktivator, yang dimaksud bioaktivator adalah Inokulum berbagai jenis mikroorganisme selulotik dan lignolitik untuk mempercepat pengomposan pada pembuatan pupuk kandang contoh (orgadec, EM4, dan Stardec)kandungan mikroorganisme pokok : Bakteri fotosintetik, Lactobacillus sp, Streptomicites sp, ragi dan Actinomycites.

Bakteri fotosintetik berfungsi mensintesis senyawa nitrogen dan gula yang dapat diserap secara langsung oleh tanaman;
Lacobacillus sp berfungsi untuk memproduksi asam laktat. Asam laktat berguna sebagai bahan sterilisasi yang kuat yang menekan mikro organisme berbahaya dan menguraikan bahan organik dengan cepat;
Streptomycites sp berfungsi untuk menghasilkan enzim streptomycin yang bersifat racun terhadap hama dan penyakit;
Ragi (Yeast) berfungsi untuk menghasilkan substansi yang berguna bagi tanaman dengan cara fermentasi;
Actinomycites merupakan organisme peralihan antara bakteri dan jamur yang mengambil asam amino yang diproduksi bakteri fotosintetik dan mengubahnya menjadi antibiotik, Antibiotik berguna untuk menekan jamur dan bakteri berbahaya dengan cara menghancurkan kitin.

Membuat BOKASE
bahan : pupuk 800 Kg, Arang sekam 150 Kg, Dedak padi 50 Kg, Tetes tebu 1liter dan EM4 1liter.
Cara pembuatan :
1. masukkan molase dan EM4 ke dalam ember;
2. pupuk kandang dan arang sekam dicampurkan;
3. Campurkan larutan no1 dan campuran no2, tambah dedak padi dengan tingkat kebasahan 40%(bila diremas dengan tangan tidak menetes);
4. Tutup dengan karung goni / terpal. Tiap 3 hari dubuka dan dibalik lalu tutup kembali;
5. Pupuk dapat digunakan setalah 3 minggu, dengn ciri-ciri suhu stabil dan baunya sedap.
Pembuatan pada tempat yang teduh dan terlindungi dari hujan.
-  

Rabu, 16 September 2015

PENYAKIT TUNGRO

Hama penyebab tungro dan gejala tungro
Penyakit tungro disebabkan oleh wereng hijau yang menjadi vektor penyebarannya, berbeda dengan wereng coklat, serangan wereng hijau menyebar secara merata. Hama wereng hijau setelah menghisap cairan tanaman kemudian meninggalkan virus, virus tersebutlah yang menyebabkan penyakit tungro.
Gejala penyakit tungro antara lain :
1. Warna daun berubah menjadi kuning hingga kuning jingga
2. Perubahan warna dimulai dari ujung daun hingga pangkal daun
3. Terdapat bercak coklat karat pada daun
4. Rumpun yang sakit pertumbuhannya terhambat / kerdil
5. Jumlah anakan sedikit, helai daun dan pelepah memendek
6. Bagian bawah daun / helaian terjepit pelepah daun sehingga daun terpuntir / menggulung
7. Malai pendek, gabah tidak terisi sempurna / hampa dan terdapat bercak coklat yang menutupi malai.

Pengendalian penyakit tungro dapat dengan cara :
1. Penanaman varietas tahan pada daerah endemik serangan wereng hijau ( Tukad petanu, Tukad unda, Kalimas);
2. Pemilihan waktu tanam yang tepat, padi peka tungro sampai dengan 45HST;
3. Monitoring ancaman di persemaian dan tanaman muda;
4. Tanam dengan sistem jajar legowo;
5. Perbaikan pola tanam / pergiliran tanaman/rotasi tanaman;
6. Konservasi dan pemanfaatan musuh alami : laba-laba, kepik permukaan air; kumbang paederus, kumbang coccinellid, kumbang karabid, capung jarum;
7. Eradikasi sumber inokulum;
8. Penggunaan insektisida secara bijaksana berbahan aktif : imidakloprit, karbofuran, tiametakson.

Virus Kerdil Rumput (Rice Grassy Stunt Virus=RGSV) Type 2

Virus kerdil rumput disebabkan oleh Wereng, virus ini menyebabkan tanaman tidak bisa tumbuh dengan baik dan pada akhirnya tidak bisa menghasilkan gabah. Virus ini memiliki ciri-ciri:
1.Dalam satu rumpun yg terserang kadang hanya beberapa anakan bahkan gejala hanya pada beberapa daun saja
2. Gejala daun berwarna kuning kadang hanya terjadi pada daun bawah/daun tua
3. Daun yang menguning akan mengering dimulai dai ujung daun Tanaman terserang stadia dewasa : daunnya kuning orange, lebar daun normal, jml anakan dan tinggi tanaman = tanaman sehat.




Selasa, 15 September 2015

WERENG BATANG COKELAT

Wereng merupakan hama yang sangat dibenci oleh petugas penyuluh lapang maupun petani sendiri. Serangan hama ini bisa menimbulkan puso/ gagal panen, dalam waktu serangan yang sangat singkat. Oleh karena itu hama ini perlu mendapatkan perhatian utama selain hama tikus.
Gejala serangan wereng coklat dilihat dari kejauhan
Gejala sengan wereng coklat dilihat dari dekat
Ada 4 Faktor yang menyebabkan terjadi ledakan wereng cokelat :
1. Cuaca.
Keadaan cuaca yang sering mendung / kelembapan udara yang tinggi bisa mendukung perkembangan wereng cokelat. Untuk daerah-daerah pertanaman padi pada cekungan dimana aliran udara tidak bisa bagus seperti daerah datar perlu diwaspadai karena tingkat kelembapan udara akan cepat naik. Jika kondisi cuaca panas stabil maka perkembangan wereng coklat akan terhambat, tetapi sebaliknya keadaan panas yang stabil seperti itu mendukung perkembangan wereng hijau.
2. Varietas peka
Ada beberapa varietas yang memang sudah tidak tahan dengan serangan wereng cokelat. Sebagai contoh di daerah saya padi varietas IR 64 lebih disukai wereng cokelat/ lebih mudah terserang wereng cokelat. Pada bebrapa varietas padi ada toleransi ketahanan terhadap serangan wereng cokelat biotipe 1, biotipe2 dan biotipe3. Ketika padi yang hanya bisa tahan terserang wereng cokelat biotipe 1 di serang oleh wereng cokelat biotipe 2 maka penyebaran wereng akan semakin cepat. Contoh padi varietas unggul baru INPARI 3 tahan terhadap wereng cokelat biotipe 3.
3. Patahnya varietas tahan
Semua makhluk hidup melakukan adaptasi dengan lingkungan, begitu pula dengan wereng. Varietas padi yang dulunya tahan terhadap serangan wereng menjadi rentan, seperti contoh IR64. Oleh karena itu perlu ditanam varietas yang lebih baru untuk mengatisipasi adaptasi yang telah dilakukan wereng terhadap padi varietas tertentu.
4. Penggunaan pestisida yang kurang bijaksana
Penggunaan pestisida yang tidak sesuai dengan anjuran menyebabkan terbunuhnya musuh alami wereng, kebalnya generasi berikutnya terhadap aplikasi pestisida serupa sehingga harus menaikkan dosis, dan pencemaran terhadap lingkungan.

Wereng batang coklat memiliki dinamika populasi :
1. Generasi pendatang (G0) = populasi migran
2. Generasi penetap (G1)
3. Generasi perusak (G2)
4. Generasi penyebar
Fokus utama untuk pengendalian secara kimia adalah pada G0 dan G1, sehingga bisa di antisipasi rusaknya tanaman akibat serangan wereng serta meminimalisir wilayah penyebarannya.
Serangan wereng pada fase vegetatif
Populasi wereng pada fase generatif
 Gejala yang tampak dari serangan wereng cokelat (Nilaparvata lugens) dapat dilihat dari daun yang menguning kemudian tanaman mengering dengan cepat (seperti terbakar). Gejala ini dikenal dengan istilah hopperbum. Dalam suatu hamparan gejala Hopperbum terlihat seperti lingkaran yang menunjukkan pola penyebaran wereng cokelat, dimulai pada suatu titik dan menyebar ke segala arah dengan pola lingkaran. Dalam keadaan demikian populasi wereng cokelat biasanya sudah sangat tinggi. Wereng menghisap cairan dari lapisan mesofil. Telur diletakkan di bagian pelepah daun, telur-telur tersebut akan menghambat xylem dan phloem sehingga akan menghambat aliran air dan makanan. Wereng dewasa dapat menyebar/bermigrasi sampai beratus-ratus kilometer. Panjang wereng 0,1cm - 0,4 cm.

Pengendalian Wereng coklat dapat dilakukan dengan cara :
1. Pengendalian bercocok tanam
Cara pengendalian ini meliputi penggunaan varietas tahan wereng batang ciklat seperti ciherang, inpari 3, Bogowonto, PB48, PB54, PB36 dsb. Pemberian pupuk N jangan dilakukan sekaligus, tetapi dibagi menjadi tiga kali selama pertumbuhan tanaman padi. Penanaman serentak pada hamparan yang luas dalam kurun waktu 3 minggu serta adanya periode tanpa tanaman padi dapat menghambat perkembangan populasi wereng batang coklat. Pengeringan sawah selama 3-4hari perlu dilakukan bila dijumpai serangan awal wereng batang cokelat untuk mengurangi kelembapan areal persawahan, karena kelembapan yang tinggi mendukung perkembangan wereng batang coklat. Rumpun padi yang terlihat terserang virus kerdil rumput atau kerdil hampa harus segera dicabut dan dimusnahkan.
2. Pengendalian hayati
Wereng coklat mempunyai banyak musuh alami yang berupa parasitoid, predator dan patogen. Umumnya musuh alami ini mampu mengendalikan perkembangan populasi wereng batang coklat. Sebelum memutuskan untuk melakukan pengendalian dengan menggunakan insektisida kimia perlu dilakukan penjaringan di areal pertanaman padi untuk menghitung perbandingan musuh alami dan wereng, jika musuh alami sebanding atau lebih dibandingkan jumlah wereng maka tidak perlu dilakukan pengendalian secara kimia. Penggunaan insektisida kimia yang sembarangan dapat membunuh musuh-musuh alami ini, sehingga wereng coklat meldak populasinya yang dikenal dengan istilah resurgensi. Musuh alami telur wereng yang paling penting adalah Anagrus spp. Telur wereng batang coklat juga banyak dimangsa oleh kepik predator Cythorinus lividpennis. Berbagai predator seperti laba-laba Pardosa pseudoannulata, kumbang Ophionea higofasciata, dan kumbang tomcat Paederus fuscipes memangsa nimfa dan imago wereng coklat. Wereng yang hidup dekat dengan permukaan air atau yang jatuh dapat dimangsa oleh predator yang hidup di air sawah seperti kepik Mesovelia sp. Nimfa dan imago wereng coklat juga dapat diinfeksi cendawan Hirsutella citriformis, yang dapat dikenali dari adanya filament panjabg berwarna putih kotor atau kelabu pada permukaan tubuhnya.
3. Pengendalian kimia
Aplikasi insektisida kimia umumnya tidak diperlukan bila padi yang ditanam tergolong varietas tahan. Penggunaan insektisida butiran kurang efektif terutama bila tanaman padi sudah besar atau tua. Penyemprotan pada saat banyak makroptera akan membunuh musuh alami, tetapi tidak membunuh telur yang ada dalam jaringan. Oleh karena itu setelah telur mentas, nimfa akan keluar dan akan terbebas dari musuh alami.
Begitu pula aplikasi insektisida pada saat werng dalam stadia nimfa tidak cukup bermanfaat, karena pada umumnya peredator banyak memangsa nimfa, jika populasi predator lebih banyak.
Penyemprotan insektisida pada bagian atas tajuk tanaman tidak akan mengenai wereng coklat yang hidup pada pangkal batang. Dalam hal ini tajuk tanaman padi berperan sebagai payung yang melindungi wereng dari tetesan halus insektisida.
Insektisida yang bisa digunakan jika populasi meningkat lebih dari 10 ekor perumpun pada umur kurang dari 40 HST, dan lebih dari 40ekor perumpun pada umur lebih dari 40 HST. Bisa menggunakan insektisida berbahan aktif Buprofesin.
4. Eradikasi selektif pada serangan ringan dan eradikasi total pada serangan berat
5. Peningkatan pengawasan dan pengamatan populasi sejak awal semai
Untuk memantau fluktuasi populasi dari migrasi luar daerah dapat menggunakan perangkap cahaya, sedangkan pada areal tanaman padi dapat menggunakan sex feromon. 

Minggu, 13 September 2015

HAMA KEPINDING TANAH (Scotinophara coarctata)

Hama ini sangat menimbulkan masalah karena menyerang tanaman padi mulai dari fase pembibitan hingga  dewasa. Siklus hidup hama ini 28hari-35hari. Tanaman ini sangat tertarik dengan cahaya, pengendalian secara mudah dapat dilakukan dengan menangkap melalui perangkap cahaya kemudian membakar hama tersebut.
Kepinding tanah dan dampak serangannya
Hama ini merusak tanaman dengan cara menghisap cairan pada tanaman sehingga tanaman menjadi kering, serangan hama ini hampr sama dengan wereng. Gejala serangan dari hama ini adalah : 
1. Di sekitar lubang bekas hisapan berubah warna menjadi cokelat menyerupai penyakit blas / patah leher;
2. Daun menjadi kering dan menggulung membujur;
3. Gabah yang terbentuk umumnya hanya berisi separo/hampa

Cara pengendalian hama ini adalah :
1. Kepending tanah bertelur pada pelepah daun di ketinggian 10 cm dari permukaan lumpur. Oleh karena itu pengendalian dapat dilakukan dengan menggenangi areal tanaman padi setinggi 15 cm selama 1 malam.
2. Memasang lampu petromak yang digantungkan diatas benjana yang telah diisi minyak tanah (kerosin), sehingga kepinding tanah yang jatuh dapat ditampung dalam benjana setelah itu di bakar.
3. Aplikasi dengan Beuveria bassiana atau Metarhizium anisopliae.

HAMA PUTIH PALSU

Hama putih palsu merupakan hama pada tanaman padi yang ditandai dengan gejala daun terlipat akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh larva hama putih palsu. Tanda mulai akan adanya serangan hama putih palsu ini adalah penerbangan ngengat yang berwarna kuning cokelat, pada sayap depan terdapat 3 pita hitam.
Larva dan Ngengat hama putih palsu
 Hama ini tidak menyebakan kerugian yang besar pada budidaya padi, tetapi akan menjadi masalah yang perlu diwaspadai jika kerusakan daun bendera mencapai 50% pada fase anakan maksimum dan fase pematangan.
Gejala serangan hama putih palsu
Siklus hidup hama ini 30-60 hari . Larva menggerek jaringan hijau daun (klorofil) dari dalam lipatan daun sehingga mengganggu proses fotosintesis, kerusakan yang terjadi adalah adanya warna putih pada daun di pertanaman.
Pengendalian hama ini harus mengedepankan pengendalian yang ramah lingkungan dengan cara:
1. Pemasangan lampu perangkap untuk menarik ngengat supaya tidak bertelur
2. Pengamatan lahan, jika ditemukan gejala serangan mencari larva dan pembunuhnya;
3. Jika serangan pada daun bendera lebih dari 50% populasi tanaman, aplikasi insektisida berbahan aktif karbofuran atau fipronil. Insektisida dg kandungan Fipronil contoh merek dagang Regent.

Pengendalian hama ini harus mengedepankan pengendalian yang ramah lingkungan, etrutama melalui pencegahan. Jika terjadi serangan pada umur padi kurang dari 30 HST tidak perlu dilakukan aplikasi insektisida, yang perlu dilakukan hanya pengelolaan air dan pemupukan yang baik agar tanaman tumbuh dengan bagus.
Hama ini tidak perlu dikhawatirkan karena serangan yang sangat parah kerugian yang ditimbulkan kurang dari 10 persen.

Jumat, 11 September 2015

PENGGEREK BATANG PADI

Hama penggerek batang padi merupakan salah satu hama utama pada tanaman padi.  Hama ini dapat menyerang tanaman pada fase vegetatif dan vase generatif. Gejala serangan pada fase vegetatif menyebabkan matinya pucuk di tengah dan di sebut sundep. Kehilangan hasil akibat serangan penggerek batang padi pada stadia vegetatif tidaklah terlaalu besar karena tanaman masih dapat mengkompensasi dengan cara membentuk anakan baru. Tanaman sanggup mengkompensasi kerusakan pada stadia vegetatif sampai 30 %.
Gejala serangan pada stadia generatif menyebabkan malai muncul putih dan hampa yang disebut beluk. Kerugian hasil yang disebabkan gejala serangan pada fase generatif ini berkisar antara 1-3% atau rata-rata 1,2%. Kerugian yang besar terjadi bila penerbangan ngengat bersamaan dengan stadia tanaman bunting/ umur 50-60HST.
Hama penggerek batang padi yang sering menyerang tanaman padi adalah jenis penggerek batang padi putih dan kuning.
s incertulas/ ngengat penggerek batang padi kuning
ngengat penggerek batang padi putih
Ngengat ini sangat tertarik dengan cahaya sehingga sering kita lihat di lahan persawahan terdapat perangkap cahaya dengan sumber tenaga dari sinar matahari. Boleh dikatakan penggunaan perangkap ini mampu mengurangi peneluran oleh ngengat karena ngengat yang tertangkap belum sempat kawin dan bertelur. Tetapi jika sudah bertelur terlebih dahulu maka penangkapan ngengat hanya sia-sia karena yang perlu diwaspadai dari hama ini adalah telur yang berhasil menetas. Hama ini memiliki siklus hidup, jika kita pelajari maka perangkap cahaya yang dipasang di lahan bisa sebagai indikator peneluran, yang perlu dicari adalah telur dari ngengat tersebut. Membunuh ngengat yang sudah bertelur tidak akan berdampak apa-apa terhadap persebaran hama, maka lebih baik tidak melakukan penyemprotan insektisida karena akan sia-sia bahkan malah bisa membunuh mush alami dan pencemaran. Setelah bertelur ngengat akan mati dengan sendirinya.
 Ngengat bisa hidup hingga 10 hari setelah itu mati, telur dari ngengat tersebut akan menetas setelah 5 hari dari peneluran. Telur yang menetas akan menjadi ulat kecil-kecil, ulat-ulat tersebut akan masuk ke dalam pangkal tanaman padi dan memakan titik tumbuh tanaman padi untuk dapat hidup sehingga pertumbuhan tanaman padi tidak bagus, daun tengah tanaman akan kering dan mudah untuk dicabut karena terpotong oleh gigitan ulat. Pada fase generatif malai menjadi tidak terisi / putih. Ulat ini hidup selama 30 hari kemudian menjadi kepompong. Pada kondisi lingkungan yang sangat mendukung kepompong ini berubah menjadi ngengat lagi dalam waktu 9 hari. Tetapi ketika kondisi tidak mendukung untuk pertumbuhan misal karena kekeringan maka kepompong dapat bertahan hingga 1 tahun.
Pada konsep pengendalian yang ramah lingkungan adalah mencari titik terlemah dari hama tersebut, titik terlemah pada penggerek batang adalah pada fase telur. Ketika sudah terjadi penerbangan ngengat maka petani harus rajin melakukan pengamatan lahan untuk menemukan telur dan kemudian memusnahkannya.
Imago dan telur penggerek batang padi kuning
Tanaman pada fase vegetatif ketika terserang sundep akan cepat pulih dengan membentuk anakan baru jika didukung oleh kesuburan tanah. Ada beberapa tempat yang mengaplikasikan penyebaran garam untuk membunuh ulat di dalam tanaman padi tetapi ada pula yang menggunakan cara instan dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif dimehypo dengan merek dagang Spontan, manuver, landep. Tetapi alangkah lebih baiknya mencegah daripada mengobati sehingga tercipta pertanian ramah lingkungan dan selaras dengan alam. Perlu diketahui dan diingat bahwa penggunaan bahan kimia apalagi secara tidak bijaksana akan memberikan dampak yang tidak baik terutama untuk lingkungan dan kesehatan. Bahkan biaya produksi yang meningkat.
Pengendalian secara kimiawi sebagai langkah erakhir dengan indikator pada fase vegetatif  ditemukan kelompok telur rata-rata lebih dari satu kelompok telur / 3m2 atau intensitas serangan rata-rata >5%. Bila tingkat parasitisasi kelompok telur pada fase awal vegetatif >50% tidak perlu dilakukan aplikasi insektisida. Penggunaan insektisida butiran cocok pada awal vase vegetatif jika di sekitar lahan yang endemik serangan penggerek batang disekitar pertanaman ada lahan sedang atau menjelang panen. Aplikasi 1-7 hari sebelum tanam. Pada stadia generatif aplikasi yang cocok dengan insektisida yang disemprotkan.
Pencegahan serangan penggerek batang padi dapat dilakukan dengan cara :
1. Pemberian kelambu/penyungkupan
Penyungkupan pada fase persemaian
Penyungkupan dimaksudkan agar bibit tidak diteluri oleh ngengat, yang terpenting dari kegiatan penyungkupan ini adalah tidak ada celah bagi ngengat untuk bisa masuk ke dalam persemaian padi.
2. Tanam padi secara serentak, sehingga sumber makanan bagi penggerek batang padi dapat di batasi.
Kelemahan pada cara ini adalah sulitnya mengajak semua petani untuk tanam serentak dikarenakan masih ada kepercayaan hari baik untuk tanam, keterbatasan buruh tanam, keterbatasan alat olah lahan/traktor, dan kekhawatiran turunnya harga hasil panenan karena panen raya.
3. Pergiliran tanaman dengan tanaman bukan padi sehingga dapat memutus siklus hidup hama.
Biasanya setelah padi kemudian ditanami jagung, kacang kemudian padi lagi
4. Pengelompokan persemaian dimaksudkan untuk memudahkan pengelompokan telur penggerek batang padi secara masal
5. Pengaturan waktu tanam yaitu pada awal musim hujan berdasarkan penerbangan ngengat atau populasi larva di tunggul padi
6. Penyabitan tanaman padi pada saat panen, serendah mungkin sampai permukaan tanah. Usaha tersebut juga dapat diikuti dengan pengolahan tanah.
7. Pemanfaatan musuh alami dengan melepaskan parasitoid telur(Trichogramma / kumbang tabuhan)
8. Konservasi musuh alami dengan menghindari aplikasi insektisida semprotan
9. Penangkapan ngengat dengan lampu perangkap (40air:1minyak).

Yang terpenting dalam pengendalian hama adalah mengenali siklus hama dan mencari titik terlemah hama tersebut, yang tidak kalah pentingnya adalah mencegah lebih baik daripada mengobati. Smoga kita bisa bersahabat dengan alam

MELESTARIKAN HUTAN, TANAH DAN AIR

Ini merupakan buku dari Bpk. Daliman yang mengajak masyarakat untuk hidup selaras dengan Alam sebagai warisan bagi anak cucu kita kelak. Semoga bermanfaat
I.PERANAN HUTAN, TANAH DAN AIR DALAM KEHIDUPAN KITA

Pada hari-hari libur, banyak di antara kita pergi ke daerah pegunungan. Di sana kita duduk-duduk bersuka ria di bawah pohon-pohon rindang, makan bersama sambil mendengarkan lagu-lagu dari HP atau membawa gitar dan menyanyi bersama. Di sana, di tengah lingkungan kebun, sawah dan hutan, kita menenangkan fikiran. Sementara itu di bagian lain pegunungan, serombongan remaja berkemah, bernyanyi bersama. Beberapa pemuda pecinta alam dengan gairah memasuki hutan mendaki gunung. Alam yang indah, hutan yang hijau, tanah yang subur dan air yang menyejukkan sebagai tempat rekreasi telah banyak disadari orang. Tetapi apakah hanya itu manfaat hutan, tanah dan air ? Tidak. Ia ternyata memberikan sumbangan yang lebih besar ke dalam hidup kita.
Hutan dan pepohonan adalah penghasil kayu bakar dan kayu sebagai bahan untuk meja, kursi, lemari, rumah kita sendiri, kertas, pakaian dan masih banyak lagi. Di samping itu menghasilkan pula buah-buahan, getah, damar, minyak dan bahan-bahan lainnya untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari untuk industri dan ekspor. Hutan berperan pula sebagai pelindung bagi kelestarian alam tumbuh-tumbuhan dan margasatwa.
Tanah adalah tempat kita berpijak dan tempat kita melakukan berbagai upaya kehidupan kita. Dari tanah kita memperoleh bahan makanan yang kita perlukan sehari-hari dan dari tanah pulalah kita mendapatkan air.
Air hujan yang jatuh ke bumi sebagian meresap ke dalam tanah dan sebagaian lagi mengalir di permukaan. Air yang meresap tadi lama-kelamaan akan sampai pada lapisan yang kedap air, kemudian mengalir dan berhimpun untuk muncul kembali sebagai mata air. mata air bergabung lalu menjadi sungai. Sungai mengaliri sawh dan kolam-kolam ikan, memberi minum ternak serta memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Sungai menggerakkan kilang-kilang dan memutar turbin-turbin listrik yang menghasilkan penerangan di kota dan desa. Sungai merupakan urat nadi bagi perdagangan, komunikasi dan hubungan antar manusia dilancarkan. tetapi apakah akan selalu demikian keadaanya? Ternyata tidak. Air akan tersedia sesuai dengan yang diperlukan apabila tanah pegunungan dan tanah berlereng lain terlindung dan terpelihara dengan adanya hutan dan pepohonan.
Hutan dan pelindung tanah lainnya adalah pengendali air bagi kehidupan kita. Pepohonan yang menutup tanah akan menahan air hujan sehingga tidak langsung jatuh ke permukaan tanah. Di samping itu daun-daunnya yang berguguran membentuk lapisan humus yang mampu menyerap air dengan baik. dengan demikian tanah yang berpelindung dapat mengatur air lebih baik, sehingga tidak berlebihan pada musim penghujan dan tidak kekurangan pada musim kemarau.
Apabila tanah tidak terlindung, hujan akan jatuh dengan keras langsung ke permukaan tanah. Butir-butir tanah akan pecah dan menutup pori-pori tanah. Akibatnya air tidak dapat meresap dengan baik ke dalam tanah. Keadaaan ini menyebabkan adanya kelebihan air di permukaan tanah yang dapat mengakibatkan banjir. Dan bila kemarau, terjadilah kekeringan.
Hutan dan pepohonan memberi kesejahteraan kepada lingkungan
 Air yang tidak meresap dan mengalir di atas tanah akan mengikis permukaan tanah. Pengikisan tanah disebut erosi. lapisan tanah sebelah atas adalah lapisan yang paling subur. Erosi menghanyutkan lapisan subur itu, terus menerus sampai tanah menjadi tandus. Sementara itu tanah yang terbawa erosi menyebabkan seungai-sungai, danau, waduk dan perairan lainnya menjadi dangkal.
Pada tanah miring yang tak berpelindung, mudah terjadi erosi
Tanah harus kita selamatkan, harus kita pelihara, agar tidak habis terkikis erosi dan tidak mengkikis masa depan kita.
Peranan Hutan, Tanah dan Air Dalam Kehidupan Kita :
1. Hutan dan pepohonan menjaga keseimbangan lingkungan hidup dan menambah keindahan alam.
2. Hutan dan pepohonan melindungi kelestarian tanah dan air.
3. Hutan dan pepohonan menghasilkan kayu, bahan industri, bahan makanan dan obat-obatan.
4. Tanah menyimpan dan menyediakan air yang berguna bagi kehidupan.
5. Tanah adalah salah satu unsur produksi pertanian.
6. Air memenuhi kebutuhan hidup manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan, menghasilkan sumber tenaga bagi industri, serta melancarkan komunikasi.


II. APA YANG MERUSAK HUTAN, TANAH DAN AIR?

Selain bencana alam, manusia yang tidak bijaksana merupakan penyebab utama kerusakan tanah, hutan dan air. Hutan yang hijau dan rimbun sering dikorbankan untuk mmenuhi kebutuhannya. Hutan dibuka dan ditebang untuk dijadikan ladang, kebun dan tempat pemukiman tanpa memperhatikan keselamatan lingkungan.
Kita pernah mendengar ada beberapa daerah gersang di Indonesia. Daerah-daerah itu dahulunya adalah hutan yang rimbun. Besar kemungkinan penduduk daerah-daerah itu tanpa sadar telah membuka hutan secara serampangan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Perbuatan ini melahirkan bencana seperti erosi, banjir, kekeringan dan hilangnya kesuburan tanah. Setelah berlangsung berpuluh tahun timbullah tanah tandus. Itu semua jelas mengancam kehidupan kita.
Apa sajakah yang dilakukan manusia yang tanpa disadarinya dapat merusak hutan, tanah dan air? Marilah kita lihat :
1. Perladangan berpindah
Perladangan berpindah merusak kelestarian hutan, tanah dan air. Mengapa demikian? Mereka yang berladang berpindah membuka hutan, membakar, kemudian menjadikannya ladang. Setelah beberapa kali panen hasilnya menurun, kemudian ditinggalkan begitu saja dan pindah untuk berladang lagi di tempat lain. Tindakan ini menyebabkan tanah yang sudah berkurang kesuburannya itu, terbuka dan di,makan erosi. Dalam keadaan demikian mudah ditumbuhi alang-alang dan tanah pun menjadi terlantar, tidak memberikan hasil apa-apa lagi. Jutaan hektar padang alang-alang terdapat di Indonesia dan setiap tahun bertambah, bener-benar merupakan tantangan bagi kita.
2. Cara bertani yang salah
Di beberapa daerah banyak kita jumpai petani menanam tanaman pangan d lereng-lereng bukit. cara bertani seperti ini salah, sebab  apabila turun hujan, air akan mengerosi tanah, sehingga kesuburannya cepat sekali menurun. Untuk bertani di daerah lereng, harus di buat teras atau sengkedan terlebih dahulu. Cara bertani yang salah lainnya yaitu bertani di daerah lereng dengan arah penanaman yang keliru. Tidak pernah memupuk atau bertanam satu jenis tanaman semusim terus menerus, juga merupakan cara bertani yang salah yang dapat merusak kelestarian tanah dan air.
Buatlah teras atau senkedan pada tanah pertanian yang miring
 Pada tanah yang curam, tanaman semusim sama sekali tidak boleh ditanam, walaupun dibuat teras terlebih dahulu. selain erosi, bahaya longsor sangat mengancam tanah-tanah yang curam ini. Karena itu harus ditanami dengan tanaman keras.
Tanah-tanah curam harus ditanami dengan tanaman keras
3. Penyerobotan tanah dan penebangan liar
Pada jaman Jepang dahulu, banyak hutan secara liar ditebang, diambil kaayunya tanpa ditanami. Di sana-sini terjadi pula penyerobotan tanah hutan untuk dijadikan tanah pertanian. Akibatnya kita rasakan sekarang, luas hutan berkurang, hutan menjadi rusak, tanah menjadi gundul, banjir dan kekeringan melanda.
Sekarangpun masih dapat kita saksikan, orang memasuki hutan dan menebang pohon tanpa izin. Mereka menebang tanpa perhitungan, tanapa memikirkan akibatnya.
Penebangan liar dapat merusak hutan, tanah dan air
Lalu apakah yang akan terjadi dengan penebangan liar di hutan?Hutan akan merana, pepohonan tidak sempat tumbuh menjadi besar dan lebat. Hutanpun lambat laun akan menjadi gundul dan mengundang erosi.
Apa sebab penebangan liar dan pencurian kayu terjadi? Pertama karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian hutan, tanah dan air. Kedua karena meningkatnya kebutuhan dan pemakaian kayu yang tidak seimbang dengan penyediaan yang dapat merangsang pencurian.
Penebangan pepohonan secara tidak teratur tidak hanya terjadi di dalam kawasan hutan, melainkan juga di tanah negara lainnya dan di tanah milik. Hal ini akan mengundang bahaya yang sama. Lebih-lebih apabila penebangan itu dilakukan sekitar mata air, tepi sungai atau lereng dan jurang.
4. Penggembalaan liar
Pergilah ke sebuah desa yang berdekatan dengan hutan. Kita kadang melihat anak-anak gembala menghalau ternaknya ke dalam hutan. Ternak yang dilepas ke dalam hutan tanaman muda merupakan gangguan yang berbahaya, karena akan memakan segala macam tanaman yang disukainya. Tanaman muda mati, sedang tanah rusak terinjak-injak. Kejadian ini jelas akan merusak hutan, tanah dan air.
Kerusakan terjadi juga di tanah milik petani, bila ternak digembalakan secara liar di sana. Ternak yang dikandangkan akan mengurangi kemungkinan kerusakan itu.
Kurang tersedianya makanan ternak di desa yang sering dijadikan alasan penggembalaan liar, lebih diperparah lagi oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian hutan, tanah dan air.
Penggembalaan liar merusak hutan, tanah dan air
5. Kebakaran Hutan
Bila tangan kita terbakar hanya kita seorang yang menderita sakit. Tetapi jika hutan yang terbakar, kita semua bahkan anak cucu kita me njadi korbannya. Dengan terbakarnya hutan, pepohonan akan rusak binasa. Akibatnya tidak ada lagi pelindung tanah dan pengikat air. Banjir, erosi dan kekeringan akan timbul.
Kebakaran hutan dapat terjadi karena api yang berasal dari korek api, puntung rokok, api perkemahan dan lain-lain. Unsur kecerobohan yang menyebabkan hal ini dapat terjadi.
Kecerobohan dalam menggunakan api dapat menimbulkan kebakaran hutan
Petani yang melakukan pembakaran hutan pada waktu membuka ladang, sering menjadi penyebab kebakaran hutan. Di beberapa tempat terdapat kebiasaan membakar padang alang-alang untuk mendapatkan rumput muda bagi makanan ternak dan binatang buruan. Kebiasaan ini dapat pula menyebabkan kebakaran hutan. Para pemburu terkadang sengaja membakar hutan untuk menggiring binatang buruan. Tindakan ini seringkali menyebabkan kebakaran hutan yang luas. Kebakaran hutan dapat juga terjadi karena kemarau yang sangat terik, walaupun di Indonesia hal ini tidak sering terjadi.
APA YANG MERUSAK HUTAN, TANAH DAN AIR ?
1. Perladangan berpindah
2. Cara bertani yang salah
3. Penyerobotan tanah dan penebangan liar
4. Penggembalaan liar
5. Kebakaran hutan.



III. PERUSAKAN HUTAN, TANAH DAN AIR. APA AKIBATNYA ?

Perladangan berpindah, cara bertani yang salah, penyerobotan tanah dan penebangan liar, penggembalaan liar, dan kebakaran hutan dapat merusak hutan dan tanah sehingga menjadi gundul. Keuntungan yang diperoleh dari tindakan-tindakan itu tidak sebanding dengan kerugian besar akibat bencana yang ditimbulkannya. Bencana itu berupa banjir, erosi, kekeringan, dan akhirnya menimbulkan kemiskinan.
1. Tanah Gundul
Akibat pertama yang akan terjadi dari perusakan hutan dan pepohonan adalah tanah gundul. Tanah gundul bagaikan penyakit dalam tubuh kita. Apabila tidak segera ditanggulangi, akan makin parah dan meluas. Tanah gundul yang dibiarkan terbuka atau terus menerus diolah, lebih-lebih di daerah perbukitan akan mudah terkikis erosi, sehingga menjadi tandus.
Pergilah ke sebuah bukit tandus pada musim kemarau. pandanglah berkeliling, apakah yang terlihat dan terasa? Tanah terbuka, gersang, tanaman kerdil, dan merana, sumber-sumber air kering dan hawa panas mencekam. Tanah tandus tidak akan memberikan apa-apa lagi bagi petani kecuali kemiskinan. Apa mungkin kita hidup wajar di daerah seperti ini?
2. Banjir dan Kekeringan
Siapakah yang tidak mengenal banjir, yang setiap kali menyebabkan derota? Banjir menghancurkan pertanian, menghanyutkan rumah-rumah penduduk, harta benda, ternak dan sebagainya. banjir juga merusak jalan, jembatan dan rel kereta api. Belum lagi penyakit yang merajalela pada keadaan itu. Banjir membawa lumpur dan tanah, menimbuni waduk, mendangkalkan sungai dan pantai serta menyumbat saluran air. Betapa besar kerugian karena banjir yang harus kita derita dari musim ke musim.
Sebaliknya apa yang akan terjadi pada musim kemarau? Kekeringan. Tanah tidak banyak mempunyai persediaan air karena tidak dapat menyimpan pada musim penghujan. Persediaan air yang sedikit ini segera akan habis menguap. mata air mati, ungai dan parit kering. Kekeringan akan mematikan tanaman, mumbunuh ternak dan menimbulkan kesengsaraan. Banjir dan kekeringan datang silih berganti.
Pengalaman yang mengajarkan kita, betapa sulitnya mengendalikan banjir dan menanggulangi kekringan. Karena itu, usaha penceghan harus kita utamakan. Segala tindakan yang dapat merusak hutan dan tanah harus kita hindarkan.
Sungai yang kering di musim kemarau akibat perusakan hutan dan pepohonan di bagian hulu
3. Kemiskinan
Menjaga kelestarian hutan, tanah dan air berarti juga menjaga kesuburan tanah. Tanah yang subur akan menjamin kehidupan kita sehingga terhidar dari kemiskinan. Tanah-tanah gundul menjadi sumber erosi. Petani yang berusaha pada tanah-tanah seperti ini, tidak akan memperoleh hasil yang cukup. Akibatnya pendapatan menurun. Pendapatan yang menurun terus akan menambah kemiskinan. Selain itu tanah-tanah gundul juga memudahkan terjadinya banjir dan kekeringan, yang juga akan menyebabkan kemiskinan. Tentunya tidak seorangpun yang mengharap kemiskinan.
Kemiskinan dan kesengsaraan akibat perusakan hutan, tanah dan air
PERUSAKAN HUTAN, TANAH DAN AIR. APA AKIBATNYA?
1. Tanah menjadi gundul, akibatnya mudah terjadi erosi;
2. Banjir dan kekeringan yang silih berganti, mengancam kesejahteraan hidup;
3. Produksi pertanian menurun, menyebabkan terjadinya kelaparan dan kemiskinan.



IV. KERUSAKAN HUTAN, TANAH DAN AIR. BAGAIMANA MENCEGAHNYA?

Tanah gundul yang dapat menyebabkan banjir, kekeringan dan kemiskinan terjadi karena kelengahan kita juga. Tetapi apabila sejak awal telah kita lakukan usaha-usaha pencegahan, hal itu tidak akan terjadi. Pencegahan adalah usaha menjaga agar sesuatu yang masih baik tidak menjadi rusak. Mencegah timbulnya kerusakan adalah lebih baik daripada memulihkan atau memperbaikinya. Usaha pemulihan kelestarian hutan akan menjadi kurang berarti apabila tidak ditunjang oleh usaha-usaha pencegahan. Usaha-usaha pencegahan apakah yang bisa kita lakukan ?
1. Usaha teknis
Penebangan kayu liar dan pencurian kayu di hutan antara lain dapat dicegah, apabila masyrakat dapat memenuhi kebutuhan kayu yang diperlukannya dengan cara menanami tanah milik mereka dengan tanaman keras seperti albizia, petai cina, gamal dan kaliandra. Pada waktunya pohon-pohon ini dapat ditebang, apabila telah cukup umur dan ukurannya.
Di samping itu masyarakat juga perlu menyadari untuk menanami kembali setiap kali selesai menebang. Dengan cara ini akan diperoleh keuntungan, kebutuhan kayu terpenuhi dan tanah tetap terlindung. Dinas kehutanan atau Dinas pertanian setempat dapat dimintai petunjuk dan bantuannya.
Sejauh ini kebakaran utan memmang telah dicegah oleh Pemerintah dengan tanaman ilaran api. Tetapi yang penting adalah sikap berhati-hati dari masyarakat dalam menggunakan api. Terutama di musim kemarau. Sikap ini banyak membantu mengurangi kemungkinan kebakaran.
Sementara itu ternak pun harus dicegah agar tidak masuk dan tidak digembalakan ke dalam hutan. Masyarakat sebaiknya berusaha untuk mengandangkan ternaknya dan menanam makanan ternak. Dengan demikian kerusakan hutan, tanah dan tanaman dapat dicegah atau dikurangi.
Di lauar kawasan hutan para petani di daerah lereng dan pegunungan perlumenyadari pentingnya pembuatan dan pemeliharaan teras dan saluran air. Pembuatan teras dan saluran-saluran air pada tanah-tanah miring akan dapat mencegah kerusakan tanah karena erosi.
2. Usaha perbaikan sosial ekonomi
Seperti kita ketahui salah satu sebab kerusakan hutan adalah perladangan berpindah. Hal ini terutama terjadi pada daerah yang penduduknya mempunyai cara hidup dengan kebiasaan berpindah-pindah. Untuk menanggulanginya Pemerintah telah mengadakan usaha pemukiman kembali, yang bertujuan untuk memperbaiki kehidupan sosial ekonomi dengan cara bertani yang menetap.
Perusakan tanah dan hutan juga banyak terjadi pada daerah yang tanah pertaniannya sempit tetapi berpenduduk padat. Di daerah ini penduduk juga cenderung untuk membuka hutan secara liar guna perluasan tanah pertaniannya.
Usaha yang harus dilakukan adalah agar dari tanah garapan yang sempit yang diusahakan petani dapat dihasilkan produksi yang lebih banyak. Intensifikasi usahatani misalnya melalui pemupukan atau cara panen berganda, merupakan jalan pemecahannya. Transmigrasi dan keluarga berencana juga merupakan usaha-usaha yang dilakukan Pemerintah yang secara tidak langsung turut mencegah perusakan hutan.
Penduduk yang berasl dari daerah padat yang ikut bertransmigrasi memperoleh tanah garapan yang cukup luas. Ini berarti, penebangan hutan secara liar untuk dijadikan ladang atau tanah garaapan, baik didaerah asal trasmigran maupun di daerah transmigrasi sendiri akan dapat dihindarkan atau dikurangi.
Program keluarga berencana berusaha mengurangi pertambahan penduduk di suatu daerah sehingga perbandingan antara luas tanah garapan dan jumlah penduduk seimbang. Dengan demikian penduduk setempat tidak perlu lagi membuka hutan untuk memperluas tanah garapannya.
Disamping itu usaa-usaha yang dapat menampung teaga kerja di desa perlu dikembangkan, misalnya mengembangkan usaha kerajinan tangan dan industri kecil. Berkembangnya usaha kerajinan tangan dan industri kecil akan membuka kesempatan yang lebih luas kepada masyarakat desa untuk memperoleh sumber mata pencaharian. Dengan demikian mereka tidak lagi menggantungkan hidupnya hanya pada usaha pertanian.
3. Usaha pendidikan dan penyuluhan
Berhasil tidaknya usaha pencegahan perusakan hutan dan air pada akhirnya ditentukan oleh sikap kita juga. Sikap tidak membantu, biasanya disebabkan karena kurangnya pengertian. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah melalui usaha pendidikan dan penyuluhan.
Kegiatan penyuluhan hanya akan berhasil bila kita semua membrikan perhatian yang cukup. Mereka yang megerti tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan, tanah dan air dapat membantu usaha ini dengan cara menyebarluaskan pengetahuannya ke masyarakat sekitar. Lembaga-lembaga penyuluhan dan pendidikan yang ada seperti Balai Penyuluh Pertanian (BPP), Pusat Penerangan Masyarakat (PUSPENMAS), dan sebagainya perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kegiatan penyuluhan tentang penyelamatan hutan, tanah dan air. Tokoh-tokoh, pemimpin dan pemuka-pemuka masyarakat, khususnya di pedesaan sebenarnya dapat merupakan contoh-contoh teladan dalam usahatani.
Sementara itu, masyarakat sebaiknya dapat mengikuti acara-acara siara pedesaan, membaca terbitan-terbitan, menghubungi dinas-dinas setempat dan bertanya pada para penyuluh. Dengan demikian pengetahuan tentang hutan, tanah dan air akan bertamnbah. Pendidikan tentang pentingnya hutan, tanah dan air akan lebih dikembangan oleh Pemerintah sejak bangku sekolah.
PERUSAKAN HUTAN, TANAH DAN AIR. BAGAIMANA MENCEGAHNYA?
1. Usaha teknis

  • Penduduk menanami tanah miliknya dengan tanaman kayu-kayuan dan tanaman penghijauan lainnya;
  • Masyarakat berhati-hati dengan api yang dapat menyebabkan kebakaran hutan;
  • Pemilik ternak mengandangkan ternaknya dan menanamkan makanan ternak;
  • Di luar kawasan hutan, petani di daerah lereng dan di pegunungan memelihara tanahnya dengan pembuatan teras dan saluran air.
2. Usaha perbaikan sosial ekonomi

  • Pemukiman kembali penduduk yang berladang berpindah-pindah;
  • Usaha transmigrasi dan kelarga berencana;
  • Perluasan lapangan dan kesempatan kerja;
  • Peningkatan hasil dari tanah-tanah garapan yang ada (intensifikasi).
3. Usaha pendidikan dan penyuluhan

  • Pendidikan dan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan, tanah dan air;
  • Pemanfaatan lembaga-lembaga pendidikan dan penyuluhan yang ada sepeti BPP dan PUSPENMAS;
  • Masyarakat mengikuti siaran pedesaan dan menghubungi para penyuluh;



V. BAGAIMANA MEMULIHKAN KELESTARIAN HUTAN, TANAH DAN AIR

Di muka telah diterangkan hal-hal yang merusak kellestarian hutan tanah dan air serta akibat-akibat yang ditimbulkannya. Tanah-tanah gundul akibat perusakan hutan dan tanaman keras lainnya, perlu diperbaiki dan dipulihkan kellestariannya. Jalan yang dapat ditempuh adalah dengan penghutanan kembali dan penghijauan termasuk didalmnya penenaman rumput dan pengawetan tanah.
1. Penghutanan kembali (reboisasi)
Hutan-hutan yang gundul baik yang lama maupun yang baru-baru saja ditebang, tidak boleh dibiarkan tetap terbuka, karena akan mengundang bahaya-bahaya seperti telah diuraikan di muka. Untuk ini Pemerintah dengan sungguh-sungguh telah melakukan usaha-usaha penghutanan kembali yang dikenal dengan nama reboisasi.
Usaha ini tidak mungkin dilakukan oleh pemerintah tanpa partisipasi masyarakat. Bayangkan berapa juta hektar tanah yang harus dihutankan kembali? karena itu Pemerintah megajak masyarakat untuk turut serta mengambil bagian. Masalah kelestarian hutan merupakan tanggung jawab kita bersama. Dalam hal apa saja masyarakat dapat turut serta? Masyarakat dapat turut serta dalam kegiatan penanaman dan pemeliharaan tanaman hutan pada lokasi-lokasi yang telah direncanakkan sebelumnya. Pemerintah menyediakan biaya khusus untuk itu. Ada dua cara yang dikenal yaitu cara banjar harian dan cara tumpangsari. Dengan cara banjar harian, petani meneriam upah untuk penanaman dan pemeliharaan tanaman reboisasi.
Dengan cara tumpangsari, petani mendapat kesempatan untuk menanam palawija selama beberapa musim di antara tanaman reboisasi. Cara penanamannya harus memenuhi cara-cara tertentu agar tidak menggangu tanaman reboisasinya. Dalam hal ini tentu saja petani harus tetap memelihata tanaman reboisasi dengan sebaik-baiknya.
Bila penghutananan kembali berhasil dengan baik, siapakah yang akan mengenyam keuntungannya? Tentu bukan hanya pemerintah saja, tetapi seluruh masyrarakat mualai dari penduduk desa sampai kota menikmati berbagai manfaatnya.
2. Penghijauan
Tanah hutan yang gundul bukan satu-satunya sumber malapetaka. Tanah kita sendiri yang berada di sekitar rumah dan desa juga akan menjadi ancaman apabila dibiarkan terbuka dan terlanar. Di samping itu tanah-tanah lain seperti tanah desa, tanah negara bebas, tanah bekas perkebunan, juga tidak lepas dari perhatian kita. Tanah-tanah yang berada di luar kawasan hutan ini, bila gundul harus dihijaukan.
Penanaman pohon-pohonan dapat ememulihkan kelestarian hutan, tanah dan air
Penghijauan seringkali disalah tafsirkan. Menanami sebidang tanah dengan tanaman yang sekedar berwarna hijau seperti palawija atau tanaman semusim lainnya, sering sudah disebut penghijauan. Sebenarnya bukan itu yang disebut penghijauan. Penghijauan adalah menanami tanah-tanah tegalan, bukit-bukit gundul di luar kawasan hutan dengan pohon-pohon dan rumput serta usaha-usaha pengawetan tanah.
    a. Penanaman pohon-pohon dan rumput
Banyak petani yang masih enggan melakuakn penghijauan. Umumnya terjadi karena kurangnya pengertian dan kesadaran. Petani khawatir tanaman penghijauan akan mengganggu tanaman lain. Sebenarnya tidak demikian sebab tanaman penghijauan bila diatur bahkan memberikan taambahan. Coba kita lihat.
Tanaman penghijauan membantu menyuburkan tanah, karena daun-daunya menjadi humus atau sengaja dibenamkan sebagai pupuk hijau. Akar-akarnya menahan tanah dan mencegah erosi, yang berarti akan menahan lapisan tanah yang subur. Tajuknya yang rimbun dapat mengurangi penguapan air dari tanah.
Tanaman buah-buahan yang dipakai sebagai tanaman penghijauan seperti nanka, mangga, durian, manggis, akan menyuguhkan makanan untuk kita. Batang-batang pohon penghijauan tertentu seperti lamtoro, kasia dan kaliandra dapat digunakan untuk kayu bakar, bahkan albizia dipakai juga untuk bahan bangunan. Rumput dan daun-daun tanaman penghijauan dapat digunakan untuk makanan ternak.
Tanaman penghijauan lainnya seperti cengkeh, cokelat, kayu manis dan semacamnya adalah juga menambah penghasilan petani. Apakah masih ada alasan untuk merasa enggan? Lebih-lebih diingat bahwa pemerintah telah menyediakan bantuan bibit dan juga bantuan biaya untuk penaanaman serta pemeliharaan, sedangkan hasilnya untuk petani sendiri. Apakah ini tidak menguntungkan?
Dengan penghijauan, kebun dan tegalan memberikan hasil dan tambahan
Mereka yang idak memiliki tanah, dapat juga turut serta dalam kegiatan penghijauan, misalnya dalam menghijaukan tanah-tanah tegalan milik desa dan tanah-tanah terlantar lainnya. Penghijauan tidak hanya terbatas pada usaha dengan bantuan Pemerintah saja. Prakarsa masyarakat untuk melakukan penghijauan dengan swadaya sendiri sangat diharapkan. Mengapa demikian? Karena tanah-tanah rusak yang berada di sekitar kita adalah ancaman terdekat bagi kita semua. Wajarlah apabila hal ini mendapat perhatian yang sungguh-sungguh.
     b. Pengawetan tanah
Cara lain yang dikenal dalam penghijauan adalah pengawetan tanah. Cara ini biasanya dilakuakan pada tanah-tanah pertanian yang letaknya miring. Salah satu contoh dari cara pengawetan tanah adalah pembuatan teras dan sekedan. Para petani di daerah pegunungan tentu mengenal cara ini. Apakah teras perlu di buat pada tanah miring? Tentu saja perlu. Tanpa di buat teras di tanah-tanah miring tidak mungkin ada sawah. Coba saja bayangkan air tentu akan mengallir dari puncak bukit dan tidak bisa menggenangi sawah. Kalau airnya cukup deras, tanamanpun akan terbawa pula. Sebetulnya apakah kegunaan teras itu.
Adanya teras pada tanah-tanah miring akan dapat memperlambat aliran air di permukaan tanah, sehingga kesempatan untuk meresap ke dalam tanah menjadi lebih besar. Dengan diperlambat dan juga diperkecilnya aliran air, berarti juga dikuranginya daya pengikisan air terhadap tanah.
Bentuk teras yang dibuat, tergantung pada kemiringan tanah. makin curam lereng, makin sempit bidang olah teras, yaitu nagian yang dapat ditanami. Sampai sekarang dikenal 4 macam teras yaitu teras datar, teras kridit, teras guludan dan teras bangku.
Teras yang dibuat untuk pertanian tegalan agak berbeda dengan teras yang dibuat untuk sawah. tetapi keduanya sama fungsinya, yaitu untuk memanfaatkan air dan untuk menjaga agar tanah tidak bererosi. Pada sawah airnya tergenang dan kelebihannya langsung dialirkan ke petakan di bawahnya, sedang pada pertanian tegalan, kelebihan air dialirkan melalui saluran-saluran pembuangan yang sengaja dibuat dan tidak dialirkan ke petak bawahnya.
Pada sawah, kelebihan air dialirkan ke petak dibawahnya
Pada teras kelebihan air dialirkan melaui saluran-saluran pembuangan tidak dialirkan ke petak di bawahnya
Hujan yang deras tanah longsor atau bencana alam lain sering menghancurkan teras-teras yang ada. Oleh karena itu teras perlu secara teratur dipelihara dan diperbaiki. Tanaman penguat teras, pasangan batu, bambu dan lain-lainnya dapat dipakai untuk melindungi teras. Dalam pembuatan teras, pembuatan dan pemeliharaan saluran-saluran air merupakan usaha yang penting. Maksudnya untuk mengatur pembuangan air yang berlebihan.
Apakah pengawetan tanah hanya meliputi perbuatan serta pemeliharaan teras dan saluran air saja? Tidak. Cara-cara lain juga dapat dilakukan, misalnya dengan mengatur pergiliran tanaman, menanam tanaman penutup tanah, melakukan pemupukan secara teratur dan penserasahan atau membuat pengendali ("chek-dam").
Dam pengendali adalah waduk kecil yang dibuat di luar atau pada permulaan aliran sungai. Gunanya untuk menampung air dan tanah yang hanyut dari atas, sehingga erosi lebih lanjut dapat ditahan. Keuntungan lain dari air dan pengendali adalah sebagai tempat penampungan air bagi penduduk di musim kemarau, baik untuk mengairi sawah atau keperluan lain. Selain itu Dam pengendali dapat digunakan sebagai sarana mengembangkan perikanan dan tempat rekreasi.
Usaha pengawetan tanah bukan hanya tugas Pemerintah tetapi terutama tanggung jawab dari masyarakat sendiri. Para petani dan umumnya masyarakat pedesaan perlu menyadari dan memahami pentingnya pengawetan tanah dan air ini, sebab dengan demikian tanah akan tetap terpelihara tidak terjadi erosi sehingga hasil pertanian dapat meningkat dan berkelanjutan.
Akhirnya segala usaha pemulihan kelestarian hutan hanyaa akan berhasil dengan baik bila seluruh masyarakat menyadari dan turut ambil bagian. Dengan cara itulah hutan, tanah dan air dapat kita selamatkan sehingga memberikan manfaat bagi kehidupan kita secara lestari sepanjang jaman. Bukit emas apabila terus menerus diambil, akhirnya akan habis tetapi hutan, tanah dan air tidak akan habis-habis manfaatnya, apabila digunakan dengan bijaksana dan dipelihara dengan baik.
BAGAIMANA MEMULIHKAN KELESTARIAN HUTAN, TANAH DAN AIR?
1. Penghutanan kembali (reboisasi) di dalam areal hutan;
2. Penghijauan di luar areal hutan dengan :
    a. Penanaman pohon-pohonan dan rumput;
   b. Pengawetan tanah, berupa pembuatan dan pemeliharaan teras, pembuatan saluran air dan Dam pengendali serta pengaturan pergiliran tanaman, pemupukan dan penseresahan.



Sumber :
Bpk. Daliman. Petugas Penyuluh Kehutanan Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang. Melestarikan Hutan, Tanah dan Air. Tahun 2011