Kegiatan Penyuluhan |
Dalam proses penyuluhan terdapat beberapa hal antara lain :
1. INOVASI
Banyak ahli misalnya Rogers dan Shoemaker (1971) mengartikan inovasi sebagai ide-ide baru, praktek-praktek baru, atau obyek-obyek yang dapat dirasakan sebagai sesuatu yang baru oleh individu atau masyarakat sasaran penyuluhan.
Sedangkan Lionberger dan Gwin (1982) mengartikan inovasi tidak sekedar sebagai sesuatu yang baru, tetapi lebih luas lagi yaitu sesuatu nilai baru atau dapat mendorong terjadinya pembaharuan dalam masyarakt atau lokalitas tertentu.
Dari banyak pengertian tentang inovasi dapat dirangkum, bahwa pengertian inovasi adalah sebagai berikut : “sesuatu ide, perilaku, produk, informasi dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan/diterapkan/dilaksanakan oleh sebagian besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang bersangkutan” (Totok Mardikanto, 1980).
Arti “baru” dalam pengertian inovasi tersebut di atas tidak harus selalu berarti baru diciptakan, tetapi dapat berupa yang sudah “lama” dikenal, diterima/diterapkan oleh sekolompok masyarakat dalam suatu system sosial tertentu dan dianggap baru oleh suatu kelompok masyarakat di luar system sosial terdahulu.
2. DIFUSI INOVASI
Yang dimaksud dengan proses difusi inovasi adalah perembesan atau penybaran inovasi dari satu indovidu yang telah mengadopsi ke individu yang lain dalam system sosial masyarakat sasaran penyuluhan yang sama.
Pengertian difusi inovasi hampir sama dengan adopsi inovasi. Perbedaannya adalah jika dalam proses adopsi pembawa inovasi berasal dari “luar” system sosial masyarakat sasaran. Sedangkan dalam proses difusi, sumber informasi berasal dari dalam (orang dalam) system sosial masyarakat sasaran itu sendiri.
Upaya yang dapat dilakukan oleh penyuluh dalam mempercepat proses baik difusi maupun adopsi adalah sebagai berikut :
1) Melakukan diagnose terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat sasaran;
2) Membuat masyarakat sasaran merasa tidak puas dengan kondisi yang dialaminya, dengan cara menunjukkan kelemahan-kelemahan mereka, masalah-masalah mereka, adanya kebutuhan baru/tuntutan zaman yang selalu berkembang dan membandingkan dengan suatu system sosial masyarakat lain yang dapat berhasil meningkatkan kualitas hidupnya;
3) Menjalin hubungan yang erat dengan kelompok sasaran menunjukkan kesiapannya untuk membantu masyarakat sasaran;
4) Mendukung dan membantu masyarakat sasaran dalam mencapai keinginan-keinginan melakukan perubahan menuju kondisi yang lebih baik;
5) Pada akhirnya melepaskan masyarakat sasaran untuk berswakarsa dan berswadaya.
3. ADOPSI
Adopsi dalam proses penyuluhan dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku baik pengetahuan (cognitive), sikap(affective), maupun keterampilan (psychomotorik) pada diri seseorang setelah menerima “inovasi” yang disampaikan oleh penyuluh.
Adopsi dapat juga diartikan sebagai suatu proses dimulai dari keluar ide-ide dari satu pihak, disampaikan kepada pihak ke dua, sampai ide tersebut diterima dan diterapkan oleh pihak ke dua atau masyarakat sasaran penyuluhan.
Sebagai suatu proses adopsi dapat digambarkan sebagai suatu proses komunikasi yang diawali dengan penyampaian inovasi sampai dengan terjadinya perubahan perilaku. Gambar di bawah ini menunjukkan proses adopsi inovasi dalam penyuluhan.
proses adopsi inovasi |
Adopsi berbeda dengan adapatasi yang berarti penyesuaian. Dalam proses adopsi, dapat beralangsung proses penyesuaian (adaptasi). Adaptasi adalah sebagai suatu proses berlangsung secara alami untuk melakukan penyesuaian terhadap kondisi lingkungan.
4. TAHAPAN ADOPSI
Proses adopsi melalui tahapan-tahapan sebelum masyarakat mau menerima/menerapkan dengan keyakinan sendiri suatu inovasi yang disampaikan.
Selang waktu antar tahapan berbeda untuk setiappenyuluhan, tergantung : - Sifat inovasi yang disampaiakan
- Karakteristik sasaran penyuluhan
- Keadaan lingkungan (lingkungan fisik maupun lingkungan sosial)
Tahapan-tahapan adopsi itu adalah :
1) Awareness, atau kesadaran, yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh,
2) Interest, atau tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh keinginannya untuk bertanya atau untuk mengatahui lebih banyak/jauh tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh,
3) Evaluation, atau penilaian terhadap baik/buruk atau manfaat inovasi yang telah diketahui informasinya secara lebih lengkap. Pada penilaian ini, masyarakat sasaran tidak hanya melakukan penilaian terhadap aspek teknisnya saja, tetapi juga aspek ekonomi, maupun aspek-aspek sosial budaya, bahkan seringkali juga ditinjau dari aspek politis atau kesesuaiannya dengan kebijaksanaan pembangunan nasional dan regional,
4) Trial atau mencoba dalam skala kecil untuk lebih meyakinkan penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yang lebih luas lagi,
5) Adoption atau menerima/menerapkan dengan penuh keyakinan berdasarkan penilaian dan uji coba yang telah dilakukan/diamatinya sendiri.
Tahapan-tahapan adopsi ini penting diketahui oleh seorang penyuluh agar dapat dipastikan dalam tahap mana sasaran penyuluhan yang dihadapinya berada, dan dengan dasar itu dapat ditentukan bagaimana penyuluhan dilaksanakan terhadap sasaran tersebut.
Langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh seorang penyuluh untuk mengatahui tahapan adopsi inovasi pada saran penyuluhan yaitu :
1) Mengadakan kunjungan rumah kepada sasaran, sebagai kegiatan memperkenalkan diri;
2) Dengan teknik berbicara yang baik dan perilaku sopan dapat mengumpulkan data dan informasi pada saat kunjungan tersebut;
3) Bekerjasama dengan pemuka masyarakat atau para pemuka tani/kontak tani, menentukan sasaran mana (individu) atau petani mana yang harus terlebih dahulu dihubungi.
Menurut Rogers dan Shoemaker (1963) sebelum sampai tahap akhir dari proses adopsi, sasaran penyuluhan beberapa kali dihadapkan pada proses pengambilan keputusan, seperti digambarkan bagan di bawah ini:
proses pengambilan keputusan |
5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEPATAN ADOPSI
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan adopsi antara lain :
a. Sifat inovasi yang ditawarkan, baik sifat intrinsik (yang melekat pada inovasinya) maupun sifat ekstrinsik (yang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan)
Sifat-sifat intrinsik inovasi mencakup :
1) Informasi ilmiah yang melakat pada inovasinya;
2) Nilai-nilai atau keunggulan-keunggulan (teknis, ekonomis, sosial dan budaya) yang melekat pada inovasinya;
3) Tingkat kerumitan (kompleksitas) inovasi;
4) Mudah/tidaknya dikomunikasikan;
5) Mudah/tidaknya inovasi tersebut dicobakan;
6) Mudah tidaknya inovasi tersebut diamati.
Sedangkan sifat-sifat ekstrinsik inovasi mencakup :
1) Kesesuaian (compatibility) inovasi dengan lingkungan setempat (baik lingkungan fisik maupun sosial, ekonomi dan budaya)
2) Tingkat keunggulan relative dari inovasi yang ditawarkan dengan inovasi yang sudah ada.
b. Sifat sasaran penyuluhan yaitu sifat karakteristik dari sasaran yang menurut Roger (1971) dibagi ke dalam 5 (lima) kelompok atau golongan yaitu :
1) Golongan perintis atau innovator, merupakan goloongan yang paling cepat melewati proses adopsi. Golongan ini jumlahnya 2,5% dari jumlah sasaran dalam suatu system sosial tertentu,
2) Golongan penerap dini/Pelopor atau Early adopter, orang yang masuk golongan ini lebih banyak jumlahnya daripada golongan pertama, yaitu berjumlah 13,5%. Disebut golongan penerap dini karena sifat mereka dalam hal penerimaan inovasi lebih cepat disbanding golongan ke tiga, empat dan kelima. Namun agak lambat disbanding golongan pertama,
3) Golongan penganut dini atau Early mayority, merupakan golongan yang melihat dahulu bagaimana respon golongan di atasnya. Jumlahnya paling banyak dibandingkan golongan lain yaitu sebesar 34,0%. Mereka tidak tergesa gesa dalam menerima sesuatu, kalau mereka belum yakin akan kebaikan dan keuntungannya,
4) Golongan penganut lambat atau Late Mayority, merupakan kumpulan orang yang paling lambat menerima inovasi dan mereka dapat disebut golongan penerap akhir. Golongan ini cukup banyak jumlahnya yaitu sebesar 34,0%.
5) Golongan kolot atau golongan penolak, merupakan kumpulan orang-orang dari kaum “tua”, kolot dalam pemikiran dan sulit untuk diubah. Malahan sering timbul tanggapan yang negative dari golongan ini terhadap suatu inovasi. Jumlah golongan ini sebesar 16%.
Kelompok penerima menurut lamanya menerima |
Dalam pelaksanaan penyuluhan, golongan yang pertama-tama harus didekati oleh para penyuluh adalah golongan kedua, karena golongan ini dapat dengan mudah diikuti oleh golongan ketiga dan keempat.
Dengan diketahuinya golongan-golongan sasaran penyuluhan ini, para penyuluh dapat dengan mudah memilih teknik-teknik pendekatan yang akan dipakai. Setiap golongan akan berbeda teknik pendekatan yang dipergunakan.
Sifat-sifat pribadi atau golongan yang juga mempengaruhi kecepatan mengadopsi inovasi yaitu :
1) Luas usaha (tani), semakin luas semakin cepat mengadopsi
2) Tingkat pendapatan, semakin tinggi pendapatan semakin cepat mengadopsi,
3) Keberanian mengambil resiko
4) Umur, semakin tua (diatas 50 tahun) semakin lambat menerima inovasi
5) Tingkat partisipasi dalam kelompok / organisasi
6) Aktivitas mencari informasi dan ide-ide baru
7) Sumber informasi yang dipergunakan, semakin banyak semakin baik.
c. Cara pengambilan keputusan
Apabila pengambilan keputusan adopsi ini dapat dilakukan secara individu, maka proses adopsi inovasi akan lebih cepat dibandingkan apabila pengambilan keputusan adopsi ini harus dilakukan secara bersama/kelompok.
d. Saluran komunikasi yang digunakan
Inovasi yang dapat dengan mudah dan jelas disampaikan lewat berbagai media masa, atau sebaliknya kelompok sasaran dapat dengan mudah menerima inovasi yang disampaikan, maka proses adopsi akan berlangsung lebih cepat dibanding dengan inovasi yang harus disampaikan lewat media antar pribadi.
e. Keadaan penyuluh
Upaya yang dilakukan oleh penyuluh dalam mempromosikan inovasinya sangat besar pengaruhnya terhadap berlangsungnya proses adopsi. Semakin rajin penyuluh mempromosikannya semakin cepat proses adopsi berlangsung.
f. Ragam sumber informasi
Kecepatan adopsi juga dipengaruhi oleh ragam sumber informasi. Table di bawah menunjukkan ragam sumebr informasi dan tahapan adopsi untuk setiap jenjang.
Urutan jenjang | Sumber Informasi Menurut Tahapan Adopsi | ||||
Sadar | Tumbuh minat | Menilai | Mencoba | Menerapkan | |
1. | Media masa | Media masa | Teman/tetangga | ||
2. | Teman/tetangga | Penyuluh | |||
3. | Penyuluh | Pedagang | Media masa | ||
4. | Pedagang | Media masa | Pedagang |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar